Archives Oktober 2025

Pererat Sinergi, Komandan Lanud Rumpin Laksanakan Audiensi ke Lanud Atang Sendjaja

Bogor – Komandan Pangkalan TNI AU Rumpin, Letkol Pas Efendi Hermawan, M.Han., beserta jajaran melaksanakan kunjungan audiensi ke Lanud Atang Sendjaja, Bogor. Kedatangan Komandan Lanud Rumpin disambut langsung oleh Komandan Lanud Atang Sendjaja, Marsma TNI A.F. Picaulima, S.Sos., di Mako Lanud Atang Sendjaja pada Selasa (14/10/2025).

Audiensi ini bertujuan mempererat tali silaturahmi, memperkuat sinergi, serta meningkatkan koordinasi antara kedua pangkalan udara yang berada di wilayah Bogor. Hal ini menjadi penting mengingat Lanud Rumpin kini berstatus sebagai Lanud Tipe C, setelah sebelumnya berfungsi sebagai Detasemen di bawah jajaran Lanud Atang Sendjaja.

Dalam diskusi tersebut, kedua pimpinan membahas sejumlah agenda strategis, khususnya terkait peningkatan koordinasi dalam operasi dan latihan. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat kerja sama dalam pelaksanaan tugas pokok TNI AU di wilayah udara Jawa Barat.

Selain berdialog dengan Komandan Lanud Atang Sendjaja, Letkol Pas Efendi Hermawan juga bersilaturahmi dengan para Kepala Dinas (Kadis) Lanud Atang Sendjaja untuk memperluas jaringan komunikasi antar satuan kerja.

“Sebagai pangkalan yang baru dikembangkan, kami memerlukan arahan dan dukungan dari Lanud Atang Sendjaja agar pelaksanaan tugas dapat berjalan optimal,” ujar Letkol Pas Efendi Hermawan.

Menanggapi hal tersebut, Marsma TNI A.F. Picaulima menyampaikan apresiasi atas inisiatif Lanud Rumpin serta menegaskan komitmen untuk memberikan dukungan penuh. “Kerja sama adalah faktor kunci keberhasilan tugas. Lanud Atang Sendjaja siap mendukung penuh operasional Lanud Rumpin. Kami berharap komunikasi yang baik ini dapat membuat tugas-tugas TNI AU terlaksana lebih optimal dan efektif,” ujarnya.

Dengan adanya audiensi ini, diharapkan terjalin hubungan kerja yang semakin erat antara kedua pangkalan udara, sehingga mendukung kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU di wilayah Bogor dan sekitarnya.

 

(ard)

Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Rakyat Rasakan Program Asta Cita Semakin Nyata

 

Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Rakyat Rasakan Program Asta Cita Semakin Nyata

 

*Jakarta,* Setahun pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, program Asta Cita semakin nyata dan mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Program tersebut adalah Swasembada Pangan, Energi dan UMKM.

Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia mampu mencapai swasembada energi dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini disampaikan Presiden pada _groundbreaking_ ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

“Saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi dan hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun paling melambat enam tahun, tujuh (tahun) kita bisa swasembada energi,” kata Presiden.

Senada, Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung menyampaikan kebijakan mandatori biodiesel telah terbukti memberi dampak ekonomi yang signifikan, dalam penghematan devisa dan penciptaan lapangan kerja. Tahun 2024 dan 2025, Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar USD17,19 miliar atau setara dengan Rp271,78 triliun.

“Kebijakan ini adalah program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar. Pada 2025, kita sudah mandatori biodiesel B40, dan juga untuk tahun depan kita merencanakan implementasi B50,” ujarnya.

Sementara dari swasembada pangan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan peningkatan produksi jagung sebesar 1,5 juta ton dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan produksi jagung menjadi bukti keberhasilan kerja kolaboratif lintas sektor dalam memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

“Tahun ini produksi jagung kita meningkat 1,5 juta ton dibanding tahun lalu. Tahun 2024 kita produksi 15 juta ton, dan tahun ini ditargetkan mencapai 16,6 juta ton,” ungkap Amran.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, juga menyatakan, pihaknya mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada September 2025 sebesar 124,36, atau naik 0,63 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 123,57. Kenaikan NTP terutama dipengaruhi oleh sejumlah komoditas unggulan.

“Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani atau It naik sebesar 0,71 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan memengaruhi peningkatan indeks harga yang diterima petani nasional adalah kopi, kelapa sawit, cabai merah, dan karet,” jelasnya.

Di sisi lain, bidang Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Menteri UMKM, Maman Abdurrahman mengapresiasi inisiatif PB HMI untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan sebagai salah satu solusi bagi persoalan ekonomi bangsa. Menurutnya, langkah HMI sudah menjadi pionir dalam mengisi ruang kontribusi sebagai tulang punggung perekonomian negara.

“Bayangkan, kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 57-60 persen. Sementara sektor di luar UMKM hanya sekitar 40-43 persen. Jadi kalau kalian benar-benar ingin berkontribusi kepada bangsa dan negara, UMKM adalah salah satu ruang dan kesempatan terbaik itu,” ucapnya.

Sementara itu, EVP Corporate Secretary Holding BUMN Danareksa, Agus Widjaja mengungkapkan pihaknya terus membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku UMKM binaan dengan berbagai program yang salah satunya adalah melalui keikutsertaan dalam Jatim Fest 2025

“Partisipasi Holding BUMN Danareksa di Jatim Fest 2025 adalah bagian dari upaya kami untuk membantu para UMKM binaan meningkatkan penjualan, memperkuat brand awareness, memperluas jaringan bisnis, serta memperoleh wawasan baru tentang potensi ekonomi kreatif dan daya saing produk lokal,” tutur Agus. [*]

Wakil Panglima Kopassus Pimpin Tradisi Penerimaan dan Pelepasan Perwira di Makopassus

Jakarta – Wakil Panglima Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memimpin tradisi satuan penerimaan dan pelepasan perwira Kopassus yang digelar di Makopassus, Jakarta, pada Rabu (15/10). Acara ini menjadi momen penting dalam regenerasi dan pengukuhan estafet kepemimpinan di tubuh Baret Merah.

Kegiatan yang dihadiri oleh pejabat utama Kopassus serta para anggota Persit ini menegaskan komitmen dan dedikasi loyalitas para prajurit Kopassus dalam menjaga serta melestarikan nilai-nilai luhur satuan. Tradisi ini tidak hanya sebagai simbol pergantian kepemimpinan, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya integritas dan semangat juang dalam menjalankan tugas negara.

Dengan berlangsungnya tradisi tersebut, Kopassus kembali menegaskan kesiapan dan kekompakan para perwiranya dalam menghadapi tantangan tugas-tugas khusus di masa depan.

 

(ard)

Nutsafir Cookies: Oleh-Oleh Sehat dari Bumi Lombok

Nutsafir Cookies: Oleh-Oleh Sehat dari Bumi Lombok

 

NTB, Galaxypost.id

 

Di tengah meningkatnya tren hidup sehat, konsumsi biji-bijian kini menjadi gaya hidup baru yang banyak digemari. Kandungan serat, protein nabati, dan antioksidan alami di dalamnya dipercaya mampu menjaga daya tahan tubuh dan menekan risiko berbagai penyakit.

Namun, di tangan seorang perempuan asal Lombok, biji-bijian bukan hanya sumber gizi—melainkan juga sumber inspirasi dan kebanggaan daerah.

Sayuk Wibawati, Owner Nutsafir Cookies, menemukan cara unik untuk menghadirkan kebaikan biji-bijian dalam bentuk kue kering khas Nusa Tenggara Barat.

“Kami mengolah biji-bijian yang berlimpah dari Pulau Lombok menjadi kue, dan akhirnya menjadi oleh-oleh khas Lombok,” ujar Sayuk.

“Kami ingin sumber daya alam yang ada di sini bisa punya nilai tambah.”

Nutsafir Cookies menghadirkan sepuluh varian cita rasa yang seluruhnya bersumber dari tanah Lombok.

“Ada kacang hijau, kacang merah, kacang mete, jagung, kopi, kelapa, almond, dan lebui—biji khas Lombok yang biasanya diolah menjadi sayur,” jelasnya.

Keunikan bahan-bahan ini membuat setiap gigitan cookies tak hanya lezat, tetapi juga membawa rasa lokal yang autentik.

Dalam proses produksinya, Nutsafir menerapkan standar ketat.

“Kami punya SOP khusus. Biji-bijian kami ambil langsung dari supplier, kemudian disortir dan dioven. Satu bulan kami bisa mengolah kurang lebih 200 kilogram biji-bijian untuk menjadi 1.500 kg kue kering,” terang Sayuk.

Untuk memudahkan pelanggan, Nutsafir menyediakan beragam kemasan.

“Ada kemasan oleh-oleh yang tinggal tenteng, pouch yang tersedia di supermarket, hingga toples untuk Lebaran,” katanya. Harga cookies ini bervariasi, mulai dari Rp25.000 hingga Rp250.000, tergantung ukuran dan jenis paket. Bahkan tersedia paket premium isi 16 hingga 24 potong, dengan harga Rp500.000–Rp700.000.

Kini, produk Nutsafir tak hanya bisa ditemukan di toko oleh-oleh NTB, tetapi juga di berbagai retail modern dan marketplace daring.

“Kami juga berkolaborasi dengan para UMKM di NTB untuk membantu memasarkan produk mereka di toko kami” tambahnya.

Sayuk berharap kehadiran Nutsafir dapat memperkenalkan potensi pangan lokal Lombok kepada dunia.

“Untuk para food lovers atau wisatawan yang datang ke Lombok, kalau ingin oleh-oleh yang bernutrisi dan bergizi, datang saja ke Nutsafir Cookies,” tutupnya sambil tersenyum.

Nutsafir Cookies dapat dikunjungi di Jalan Asoka No. 14, Mataram, dan dalam waktu dekat, Sayuk dan timnya akan ikut berpartisipasi di Trade Expo Indonesia, membawa cita rasa Lombok ke panggung nasional.

PB PMII Laporkan Program “Expose Uncensored” Trans7 ke Bareskrim Polri, KPI, dan Dewan Pers 

PB PMII Laporkan Program “Expose Uncensored” Trans7 ke Bareskrim Polri, KPI, dan Dewan Pers

 

Jakarta – 14 Oktober 2025

 

Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) resmi melaporkan program televisi “Expose Uncensored” yang tayang di stasiun Trans7 ke Bareskrim Polri, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Dewan Pers. Laporan ini diajukan karena tayangan tersebut dinilai menimbulkan keresahan publik, khususnya di kalangan pondok pesantren, serta diduga mengandung unsur pelanggaran hukum.

 

Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PB PMII Bidang Hukum dan HAM, Dedy Wahyudi Hasibuan, di Jakarta, Selasa (14/10/2025). Dalam surat resmi yang ditujukan kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia c.q. Bareskrim Polri, PB PMII melaporkan pimpinan program Expose Uncensored Trans7 dan pihak-pihak terkait atas dugaan pelanggaran Pasal 27–28 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

 

“Laporan ini kami sampaikan agar segera diproses secara hukum dengan mengutamakan asas kepentingan umum demi kemaslahatan bersama,” ujar Dedy dalam keterangan tertulisnya.

 

Sementara itu, Ketua Umum PB PMII, Mohammad Shofiyulloh Cokro, menegaskan bahwa langkah hukum ini diambil setelah pihaknya menilai tayangan tersebut tidak hanya mencemarkan nama baik pesantren, tetapi juga berpotensi melecehkan nilai-nilai kebangsaan.

 

“Kami sudah melaporkan tiga hal hari ini — ke KPI, ke Dewan Pers, dan malam ini ke Bareskrim. Ada dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran etika yang harus diusut. Menyerang atau melecehkan pesantren sama saja melecehkan bangsa, karena pesantren adalah pilar moral dan kebangsaan kita,” tegas Shofiyulloh.

 

Ia menambahkan, PMII menganggap pesantren sebagai fondasi utama dalam menjaga moral dan keutuhan bangsa. Oleh karena itu, segala bentuk tayangan yang dinilai menistakan lembaga pesantren harus ditindak secara tegas.

 

“Guru bangsa mengajarkan kita untuk memaafkan, dan kami sudah memaafkan secara pribadi. Namun, proses hukum tetap harus berjalan. Ini bukan sekadar pelanggaran etik, tetapi sudah membahayakan pilar moral bangsa,” lanjutnya.

 

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PB PMII M. Irkham Thamrin mengungkapkan bahwa KPI telah merespons laporan tersebut dengan menghentikan sementara tayangan Expose Uncensored. Dewan Pers juga disebut memberikan respons positif terhadap aduan yang disampaikan PMII.

 

“Besok seluruh kader PMII akan turun serentak ke Trans7 untuk mengawal proses ini. Kami memastikan langkah ini bukan bentuk kebencian, tapi tanggung jawab moral untuk menjaga kehormatan pesantren dan bangsa,” ujarnya.

 

PB PMII menegaskan akan terus mengawal proses hukum hingga tuntas dan mengajak seluruh pihak untuk bersama menjaga marwah lembaga pesantren sebagai benteng moral bangsa.

Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Aspija)  Menolak Tegas Rencana Penerapan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok 

Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Aspija)  Menolak Tegas Rencana Penerapan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Ratusan karyawan dan pelaku usaha hiburan malam yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Aspija) hari ini menggelar aksi damai di depan kantor DPRD DKI Jakarta, menolak dengan tegas rencana penerapan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang melarang aktivitas merokok di tempat hiburan malam.

Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan dan penolakan atas kebijakan yang dinilai tidak realistis dan berpotensi mematikan industri hiburan Jakarta, yang selama ini menjadi salah satu sektor penyumbang pajak dan lapangan kerja terbesar di ibu kota kata Wakil Ketua Aspija, Gea Hermansyah di depan kantor DPRD DKI, Selasa (14/10/25).

Wakil Ketua Aspija, Gea Hermansyah yang juga koordinator aksi dari Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Aspija)

menegaskan bahwa kebijakan ini menunjukkan ketidaksinkronan antara semangat pengendalian kesehatan dengan keberlangsungan ekonomi masyarakat.

Menyuarakan pendapat organisasi tersebut, seperti menolak larangan merokok di tempat hiburan dan mengawasi tempat hiburan yang terlibat dalam kasus narkoba, imbuhnya.

Lanjut  Gea “Kami bukan menolak aturan kesehatan, tapi perda ini tidak mempertimbangkan karakter tempat hiburan yang memang berbeda dengan ruang publik biasa. Melarang total rokok di tempat hiburan sama saja membunuh ekosistem usaha kami,” tutupnya.

Industri hiburan malam di Jakarta, menurut  Gea mempekerjakan lebih dari 20 ribu karyawan, mulai dari pekerja bar, musisi, penari, hingga staf keamanan. Penerapan larangan rokok di tempat hiburan dikhawatirkan akan menurunkan kunjungan tamu secara drastis, mengurangi omzet, dan berujung pada PHK massal.

Gea menambahkan para pekerja hiburan sudah cukup terpukul akibat pandemi dan pengetatan regulasi beberapa tahun terakhir.

“Kami baru bangkit. Kalau perda ini dipaksakan, banyak tempat hiburan akan tutup. Kami yang kerja harian bisa kehilangan mata pencaharian,” ujarnya dengan tegas.

Aspija menurut Gea mendesak Pemerintah Provinsi dan DPRD DKI Jakarta untuk meninjau ulang perda tersebut dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan karakter industri hiburan. Mereka juga meminta agar dibuat zona khusus merokok di area hiburan, sebagai solusi tengah antara kepentingan kesehatan dan keberlangsungan usaha.

“Kami ingin didengar, bukan dimatikan. Jakarta harus adil bagi semua sektor, termasuk hiburan,” tutup  Gea.

Museum Diorama Arsip Jogja (DAJ) Gelar  “Dialog Lintas Generasi”: Peran Museum sebagai Jembatan antara Masa Lalu dan Masa Depan bagi Generasi Z” dalam Rangka Hari Museum Nasional

Museum Diorama Arsip Jogja (DAJ) Gelar  “Dialog Lintas Generasi”: Peran Museum sebagai Jembatan antara Masa Lalu dan Masa Depan bagi Generasi Z” dalam Rangka Hari Museum Nasional

 

Jakarta, Galaxypost.id.

 

Tanggal 12 Oktober adalah Hari Museum Nasional. Setiap tanggal 12 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Museum Nasional. Dalam rangka memperingati Hari Museum Nasional, Museum Diorama Arsip Jogja (DAJ), menggelar giat “Dialog Lintas Generasi”: Peran Museum sebagai Jembatan antara Masa Lalu dan Masa Depan bagi Generasi Z”, di Yogyakarta, (11/10/2025).

 

Dialog ini memantik diskusi soal relevansi museum bagi generasi kini dan nanti. Tiga pemerhati museum mewakili masing-masing generasi ini pun menjawab pertanyaan itu. Ketiganya yakni siswi Jakarta Intercultural School (JIS) Marsha Widodo, kurator ArtJog Ignatia Nilu, serta Pengajar Pascasarjana Universitas Sanata Dharma Jogja Dr Gregorius Budi Subanar SJ, memaparkan pandangan masing-masing tentang eksistensi Museum usai mengunjungi Museum Diorama Arsip Jogja (DAJ).

 

Dalam paparannya,  Dr Gregorius Budi Subanar SJ, pengajar Pascasarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang akrab disapa Romo Banar itu, menyatakan,”Museum perlu harus memperbaharui diri agar selalu relevan dengan berbagai kelompok usia. Bagaimana tidak, museum yang sarat akan ilmu bisa menjadi sarana anak-anak menyentuh pengalaman sejarah. Jangan lupa, yang bisa memanggungkan itu adalah seni, sehingga unsur museum itu butuh sentuhan seni,”

 

“Lalu kepada siapa dia berbicara? Kepada anak-anak? Kepada remaja? Nah setiap kelompok usia ini juga butuh bahasa atau simbol tertentu. Revitalisasi museum juga perlu memperhitungkan hal ini,” sambungnya.

Sementara, Ignatia Nilu menambahkan tak hanya seni yang bisa dipakai untuk mengembangkan museum agar kian relevan dengan zaman, tapi juga teknologi. Belakangan banyak museum yang telah melakukannya.

Hal ini menurut Nilu menjadi penting agar museum selalu menarik bagi tiap generasi. Oleh karenanya, pemanfaatan dan eksplorasi teknologi tidak bisa berhenti untuk menopang eksistensi museum.

“Museum hari ini saya kira perlu merevitalisasi dirinya, meremajakan dirinya, supaya selalu seiring bersama zaman,” ungkapnya

“Publik hari ini adalah publik untuk menjadi partisipatoris, masuk ke museum tidak hanya membaca dan melihat,” lanjut Nilu.

Lewat perjalanan bersama Nilu dan Romo Banar menjelajah zaman di Museum DAJ, Marsha Widodo menemukan jika museum itu lebih dari sekadar gedung yang menyimpan benda-benda tua. Museum menjadi salah satu ruang langka di mana budaya, ingatan, dan identitas bisa bertemu dan terasa nyata bagi semua orang.

“Pada akhirnya, museum membuat budaya tetap hidup. Museum bukan hanya tempat menyimpan, tapi tempat berbagi: ruang dialog antara generasi, antara komunitas, dan antara masa lalu serta masa depan,” pungkas Marsha Widodo.

 

“Museum memiliki makna dan relevansi yang sangat penting bagi generasi muda Indonesia. Saya bersyukur, pada hari ini, menjelang  tanggal 12 Oktober 2025 ini yang merupakan Hari Museum Nasional, dapat mengunjungi Museum Diorama Arsip Jogja (DAJ), (11/10/2025).

Dengan mengunjungi Museum Diorama Arsip Jogja (DAJ), kita diingatkan akan peran penting museum sebagai tempat penyimpan sejarah, kebudayaan, dan identitas bangsa. Bagi saya pribadi, museum itu bukan sekedar tempat untuk menyimpan benda-benda  bersejarah dan kuno, tetapi juga sarana pendidikan (edukatif) yang hidup yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, ” demikian disampaikan siswi Jakarta Intercultural School (JIS) Marsha Widodo, kepada beberapa awak media yang mewawancarainya sekitar topik Makna dan Relevansi memperingati Hari Museum Nasional 2025, di sela-sela dialog dan kunjungannya ke Diorama Arsip Jogja (DAJ), (11/10/2025).

 

Sebagai siswi yang sekolah di Sekolah Internasional, dan masih seorang generasi muda yang acap kali disebut Gen Z, Marsha Widodo  pun menceritakan awal mula ketertarikannya akan dunia museum. Masha menuturkan, sejak kecil sudah dibawa orang tuanya menjelajahi museum di berbagai negara.

Hal itu lama-kelamaan menumbuhkan kegemarannya akan dunia museum. Marsha mengaku dapat melihat bagaimana sejarah dan seni bisa terasa hidup di dalam museum.

“Dari situ saya belajar banyak hal yang tidak akan saya dapatkan di kelas, lewat rasa penasaran dan pengalaman langsung,” pungkas Marsha.

Menjelajahi banyak museum di berbagai negara membuatnya sadar jika budaya berkunjung ke museum di Indonesia dan di luar negeri sangat berbeda. Ia mencontohkan, di Eropa atau Amerika, anak-anak tumbuh dengan kebiasaan berkunjung ke museum.

Budaya yang dibangun sejak dini itu, menurutnya, menimbulkan rasa ingin tahu dan rasa menghargai akan budaya hingga sejarah yang muncul bahkan sejak masa anak-anak.

“Di Indonesia hal ini masih jarang, kebanyakan orang datang ke museum karena tugas sekolah, bukan karena dorongan pribadi. Padahal kalau kebiasaan itu tumbuh sejak kecil, cara kita melihat dunia dan memahami budaya sendiri akan jauh lebih mendalam,” ujar Marsha.

Selain itu, kata Marsha, hal yang paling membuatnya tergerak ketika berkunjung ke Museum adalah saat ia melihat benda-benda dari Indonesia seperti naskah Jawa, tekstil atau patung yang dipamerkan di luar negeri.

“Pengalaman itu membuat saya ingin menjembatani jarak tersebut, membawa semangat rasa ingin tahu, dan budaya museum yang hidup ke sini,” tutur Marsha.

“Bagi saya, museum bukan hanya tempat untuk melestarikan, tapi juga ruang untuk berpartisipasi dan menghubungkan orang kembali dengan cerita yang milik mereka sendiri,” lanjutnya.

 

Memahami makna penting tentang eksistensi museum, Marsha Widodo berharap agar Generasi muda peduli dan turut mendukung keberadaan dan keberlangsungan sebuah museum. Melalui museum, generasi muda dapat belajar tentang nilai-nilai perjuangan, seni, dan kearifan lokal yang membentuk jati diri Indonesia.

Tegas Marsha lagi, Museum merupakan Sumber pengetahuan historis. Museum memberikan akses pengetahuan dan informasi tentang sejarah, budaya, sains, dan teknologi.

Jadi, museum merupakan tempat dan pusat pembelajaran. Museum merupakan ekosistem  lingkungan belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi generasi muda. Museum dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda tentang dunia di sekitar mereka.

Menurut Marsha, museum bisa menjadi tempat untuk mengembangkan kreativitas. Museum dapat membangkitkan kreativitas dan imajinasi generasi muda melalui pameran dan program yang interaktif.  Jadi, museum dapat membantu generasi muda mengembangkan keterampilan seperti analisis, kritis berpikir, dan komunikasi. Museum dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi muda untuk mengembangkan wawasan pengetahuan dan passionnya.

Menutup wawancara dan perbincangan singkatnya, Marsha menyatakan, Museum dapat membantu generasi muda memahami dan menghargai warisan budaya dan sejarah kita. Sehingga menumbuhkan rasa cinta budaya dan penghargaan terhadap budaya dan warisan Bangsa.

Dengan demikian, museum memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang berpengetahuan, kreatif, dan memiliki rasa cinta budaya yang kuat.

Sebagai informasi museum yang dikunjungi Marsha yakni Diorama Arsip Jogja (DAJ) merupakan sebuah pusat penyimpanan dokumentasi yang mengoleksi dan menyajikan berbagai arsip terkait sejarah, budaya, dan perkembangan seni di Yogyakarta.

Tempat ini berfungsi sebagai sumber referensi penting bagi peneliti, pelajar, dan masyarakat umum yang ingin menggali lebih dalam tentang warisan budaya dan perjalanan sejarah Jogja mulai dari jaman Panembahan Senopati tahun 1590-an sampai Jogja masa kini.

Wakil Panglima Kopassus Hadiri Peresmian Akademi Bahasa Asing Sutopo 

Jakarta – Wakil Panglima Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat hadir sebagai perwakilan dalam acara peresmian Akademi Bahasa Asing (ABA) Sutopo yang berlangsung di Jakarta, Minggu (12/10/2025). Kehadiran tersebut menegaskan dukungan kuat dari negara terhadap lembaga pendidikan tinggi nirlaba yang fokus memajukan penguasaan bahasa dan budaya Tiongkok.

Akademi Bahasa Asing Sutopo berkomitmen mencetak profesional dan guru bahasa Mandarin yang memiliki daya saing internasional, serta memperkuat kerjasama di bidang pendidikan. Sebagai bagian dari inisiatif ini, prajurit Kopassus berkesempatan memperoleh beasiswa resmi untuk belajar bahasa asing di akademi tersebut.

Peresmian ABA Sutopo diharapkan dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia di lingkungan militer, khususnya Kopassus, dalam menguasai bahasa asing sebagai bagian dari pengembangan kemampuan strategis di era globalisasi.

 

(ard)

Aliansi Indonesia Raya Gelar Pekan Prabowo Gibran: Satu Tahun untuk Indonesia Raya

Aliansi Indonesia Raya Gelar Pekan Prabowo Gibran: Satu Tahun untuk Indonesia Raya

 

Jakarta, 13 Oktober 2025 –

 

Dalam rangka kepemimpinan Prabowo-Gibran memimpin Indonesia selama satu, Aliansi Indonesia Raya menggelar Pekan Raya Prabowo Gibran “Satu Tahun Untuk Indonesia Raya” pada hari Senin, 13 Oktober 2025 di Sekretariat Gatot Kaca, Jalan Pattimura Jakarta.

Adapun dalam agenda Pekan Raya Prabowo Gibran yang diresmikan oleh Juri Ardiantoro (Wamensekneg), Sugiat Santoso (Wakil Ketua Komisi 13 DPR) yang digelar dari tanggal 13-18 Oktober 2025 di Sekretariat Gatot Kaca Jakarta, terdiri mata acara yaitu diskusi publik (13 Oktober), road show program unggulan (14 Oktober 2025), Lomba konten medsos (13-17 Oktober), pameran foto & video, bazar umkm (13-18 Oktober), diskusi publik tema ekonomi (15 Oktober) napak tilas kebangsaan (16 Oktober), Pentas seni kreatifitas & merayakan ultah Prabowo (17 Oktober), diskusi publik tema Gen-z (18 Oktober), Baksos & Pegumuman Lomba (18 Oktober).

Sugiat Santoso Wakil Ketua Komisi DPR RI, Sugiat Santoso, yang turut hadir dan memberikan pandangan strategis dalam kegiatan tersebut, menegaskan bahwa momen satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran merupakan tonggak penting konsolidasi nasional menuju Indonesia yang kuat dan berdaulat.

“Satu tahun pemerintahan ini adalah masa konsolidasi. Kita melihat arah kepemimpinan nasional yang tegas, berdaulat, dan berpihak pada rakyat. Pekan Prabowo–Gibran menjadi momentum bagi kita semua untuk memperkuat kolaborasi antara rakyat, pemerintah, dan lembaga negara dalam mewujudkan Indonesia Raya yang benar-benar berdiri di atas kaki sendiri,” ujar Sugiat Santoso dalam sambutannya.

Sugiat menekankan pentingnya keterlibatan rakyat dalam mengawal program prioritas nasional, terutama di bidang ketahanan pangan, energi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan rakyat adalah energi utama bagi kemajuan bangsa. Dengan semangat Aliansi Indonesia Raya, kita ingin memastikan bahwa kebijakan pro-rakyat tetap menjadi landasan utama pembangunan nasional,” tambahnya

“Mari kita jadikan Pekan Prabowo–Gibran bukan sekadar perayaan, tapi gerakan kebangsaan. Satu tahun ini baru permulaan, dan perjalanan menuju Indonesia Raya yang berdaulat baru saja dimulai,” tutup Sugiat Santoso penuh semangat.

Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari capaian ekonomi, tetapi juga dari persatuan nasional dan kemandirian bangsa. Karena itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan Pekan Prabowo–Gibran sebagai gerakan moral kebangsaan yang memperkuat semangat cinta tanah air dan optimisme terhadap masa depan Indonesia.

Puncak acara akan ditandai dengan Deklarasi Indonesia Raya Bersatu, berisi komitmen bersama untuk mendukung visi besar Indonesia Emas 2045 dan menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika global,” tutupnya.

Prof Ujang Komaruddin menjelaskan Parameter yang harus kita lihat secara objektif untuk melihat apakah Kinerja Prabowo-Gibran sukses atau tidak. Kalau misalnya dilihat dari program-program Prabowo-Gibran akan dijelaskan oleh Pak Wamen dan Wakil Ketua Komisi 13. Memang kalau kecenderungan akademisi itu lebih banyak mengkritik. Ada parameter demokrasi yang dikritik, ada parameter pemerintahan yang menjadi celah untuk dikritik para akademisi. Tetapi tidak bisa kita khawatirkan, santai saja. Ini merupakan bagian dari membangun ekosistem demokrasi kedepan. Ukuran kita dalam menilai Pemerintahan Pak Prabowo tentu harus secara objektif. Apa yang sudah diperbuat akan mengkoneksikan antara visi misi Bapak Presiden, janji kampanye dan realitas yang sudah dieksekusi pemerintah. Jadi ada kuantitas dan kualitas.

Kuantitas misalnya Pak Presiden berjanji Makanan Bergizi Gratis tinggal dilihat ukurannya seperti apa. Kalau hari ini sekitar 35 juta lebih menerima manfaat, misalnya ada 1 kesalahan atau 8.000 kesalahan itu merupakan sesuatu yang wajar karena itu merupakan bagian daripada dinamika perjalanan dalam konteks untuk memberikan makanan bergizi gratis pada anak-anak Indonesia itu adalah kebaikan.

Kebetulan saya Akademisi dari SD sampai S3. Saya termasuk orang yang mendalami konsepsi pendidikan. Sekolah yang dicetuskan oleh Bapak Presiden, kemarin saya tugas di Kalsel ada 16 titik yang baru, artinya ada 12 sekolah didesain untuk memastikan anak-anak di Indonesia yang berkualitas bisa sekolah dan kuliah di luar negeri. Saya 2015 ke Melbourne ada anak-anak muda Indonesia usia 24 Tahun sudah mengambil Doktoral. Tapi ketika saya lihat itu merupakan anak pejabat. Itu tidak salah, tapi hari ini Pak Presiden memberi ruang kepada anak-anak Indonesia yaitu anak SMA yang berkualitas dan kecerdasan dengan baik untuk bisa kuliah di luar negeri dan itu sedang disiapkan dan programnya sedang dibangun.

Untuk pembangunan butuh persatuan. Makanya hari ini relawan-relawan Aliansi Indonesia Raya membangun komitmen bahwa sama-sama menjaga dan mendukung pemerintahan Pak Prabowo. Jiwa kenegaraan jika perkataan, tindakan dan kepentingannya untuk bangsa dan negara. Kami relawan juga bisa menjadi negarawan. Kekuatan relawan menjaga demokrasi agar Pemerintahan Prabowo-Gibran betul-betul menjadi kuat. Membangun Indonesia tidak bisa sendiri-sendiri.

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menjelaskan bahwa selama 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran kira-kira 2 hari lagi. Kalau kita bicara politik maka politik bagi Pak Prabowo itu menurut saya politik yang digunakan untuk perjuangan substansi pemerintahan. Yang pertama adalah politik persatuan, Pak Prabowo sudah tidak lagi membedakan pilihan-pilihan politik. Maka tidak heran kalau penyusunan kabinet atau dalam distribusi kekuasaan warnanya macam-macam. Tidak semuanya diisi pendukung Prabowo pada saat Pilpres. Kenapa ada yang dari kelompok lawan dan nyerang Prabowo kenapa bisa jadi pejabat dan diberi amanah. Karena persaingan bagi Pak Prabowo sudah selesai pada saat Pilpres kemarin. Maka setelah Pilpres semua harus bersatu untuk memajukan Indonesia. Bersatu lebih penting daripada berjuang sendiri-sendiri. Jadi nama kabinetnya Kabinet Merah Putih menjadi simbol pemersatu. Siapapun orang dan warna apapun sepanjang dia bekerja untuk kepercayaan merah putih itu menjadi koalisi Pak Prabowo di Pemerintahan.

Yang kedua bisa dilihat dari cara Prabowo mengendalikan Pemerintahan. Pembangunan itu harus menyasar seluruh masyarakat dari Ujung Barat sampai Ujung Timur, dari Ujung Selatan ke Ujung Utara. Maka Politik Pak Prabowo mengintegrasikan seluruh kepentingan dan urusan rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Yang ketiga bagaimana mewujudkan lebih nyata apa itu kedaulatan. Wujud kedaulatan bagi bangsa Indonesia itu hal yang tidak bisa ditawar tapi harus diwujudkan. Misalnya kebijakan kedaulatan pangan. Kalau mau jadi negara maju maka kita harus stop impor pangan. Kita harus bisa swasembada pangan.

Dukung Wali Kota Sorong, Koalisi Pemuda Papua Tolak Politik Kotor di Tanah Moi

Jakarta – Koalisi Pemuda Peduli Pembangunan Papua menyatakan dukungan penuh terhadap program-program unggulan yang dicanangkan oleh Wali Kota Sorong, Bapak Septinus Lobat.

Charles Kossay, selaku Koordinator Koalisi, menyampaikan bahwa seluruh program yang dijalankan oleh Wali Kota Septinus Lobat merupakan langkah brilian yang sepenuhnya berpihak kepada kepentingan masyarakat Kota Sorong.

Dalam keterangannya pada Senin (13/10/2025), Charles mengungkapkan beberapa poin dukungan penting, antara lain:

1. Menghentikan segala bentuk opini yang merusak nama baik Wali Kota Sorong.

2. Menghentikan politik kotor di Tanah Moi dan memberikan ruang bagi putra daerah untuk membangun wilayahnya.

3. Mendukung penuh pelaksanaan pembangunan oleh Wali Kota untuk kemajuan daerah.

4. Menolak upaya oknum-oknum yang mengatasnamakan organisasi seperti HMI sebagai kuda politik untuk merusak nama baik Wali Kota.

5. Menghentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap Wali Kota Sorong.

“Kami secara pribadi akan mengawal pelaksanaan program-program ini agar tidak hanya menjadi wacana, dan tidak ada tawar-menawar dalam implementasinya. Untuk itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mendukung agar semua program dapat terwujud dengan baik,” ujar Charles.

Selain itu, Koalisi juga memberikan peringatan keras terhadap segala upaya dari pihak manapun yang berusaha merusak nama baik Wali Kota dengan menggiring opini negatif serta melakukan politik kotor di Tanah Moi.

“Kami akan melawan segala upaya kriminalisasi terhadap Bapak Wali Kota Sorong,” tegas Charles.

Dia menambahkan, Pemuda dan rakyat Sorong akan selalu berada di garis depan untuk mendukung dan membela Wali Kota dalam menjalankan tugas demi terwujudnya kesejahteraan untuk seluruh masyarakat Kota Sorong.

 

(ard)