Archives 2025

GAMKI Pertanyakan Peran Menteri Agama Selesaikan Kasus Intoleransi di Sukabumi dan Depok

GAMKI Pertanyakan Peran Menteri Agama Selesaikan Kasus Intoleransi di Sukabumi dan Depok

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) mengecam keras terjadinya penolakan pembangunan gedung Gereja GBKP Depok Studio Alam di Jalan Palautan Eres, Kecamatan Cilodong, Kota Depok pada Sabtu, 5 Juli 2025.

“Baru seminggu sebelumnya terjadi pembubaran kegiatan retret pemuda Kristen di Sukabumi, ternyata peristiwa intoleransi kembali terulang di Depok. Pemerintah jangan anggap sepele dengan persoalan intoleransi ini,” kata Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI, melalui keterangan pers pada Rabu, 9 Juli 2025.

Sahat menjelaskan, berdasarkan informasi yang disampaikan pihak GBKP Studio Alam Depok, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sudah terbit pada 4 Maret 2025. Persyaratan pendirian rumah ibadah telah dipenuhi dengan jumlah jemaat lebih dari 90 orang, sertifikat tanah atas nama gereja, serta persetujuan lebih dari 60 warga setempat sesuai ketentuan.

Bahkan, lanjut Sahat, pihak Gereja telah berjanji menghibahkan sebagian tanah milik Gereja untuk memperlebar akses jalan dari 1,5 meter menjadi 5 meter demi kepentingan warga. Gereja juga akan membangun saluran air di belakang perumahan guna mengatasi pembuangan air warga yang selama ini ke area gereja.

“Jadi, semua persyaratan secara regulasi sudah dipenuhi. Gereja juga berkomitmen membantu persoalan masyarakat sekitar terkait jalan dan saluran air. Namun masih saja ada penolakan,” ujar Sahat.

GAMKI meminta negara untuk hadir memastikan konstitusi dijalankan dengan menjamin kebebasan beragama dan beribadah bagi setiap warga negara sebagaimana dijamin UUD 1945.

“Kami juga mempertanyakan dimana Menteri Agama Nasaruddin Umar? Sejak kasus pembubaran retret Sukabumi, GAMKI menunggu pernyataan dan tindakan tegas dari Menteri Agama. Mungkin jeritan rakyat yang mengalami tindakan intoleransi ini belum terdengar oleh Bapak Menteri,” lanjut Sahat.

Sahat menyayangkan Menteri Agama tidak serius merespons kasus-kasus intoleransi, padahal persoalan ini terjadi antara lain karena adanya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tentang pendirian rumah ibadah.

“Kami ingat sekali pada bulan Desember 2024 lalu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan keprihatinan karena minimnya masjid di sepanjang Jalan Thamrin – Sudirman dan kawasan Pantai Indah Kapuk. Bahkan beliau menyatakan sudah berusaha untuk membangun masjid di PIK, sehingga akhirnya dibangun kompleks syariah seluas 30 hektare di kawasan itu,” jelas Sahat.

“Kami juga meminta beliau memberikan perhatian yang sama untuk bisa menyelesaikan persoalan pembangunan rumah ibadah di berbagai daerah. Para warga Gereja tidak meminta sampai 30 hektar, cukup sebidang tanah dan jaminan untuk bisa membangun Gereja dan beribadah dengan aman,” kata Sahat.

Menurut Sahat, jika Nasaruddin Umar tidak juga memberikan keseriusan untuk menyelesaikan kasus-kasus intoleransi ini, lebih baik nomenklatur Menteri Agama diubah saja menjadi Menteri Urusan Agama Islam.

“Jika Menteri Nasaruddin Umar tidak serius mengurus persoalan agama-agama lainnya, GAMKI sarankan kepada Bapak Presiden Prabowo untuk mengubah tugas, fungsi, dan nomenklatur beliau untuk fokus mengurus Agama Islam saja,” pungkasnya.

Dr.Agus Supriyatno Calon Ketua DPC Peradi Suara Advokat Indonesia (SAI) Bekasi Raya Mendukung Harry Pontoh dan Patra M.Zein

Dr.Agus Supriyatno Calon Ketua DPC Peradi Suara Advokat Indonesia (SAI) Bekasi Raya Mendukung Harry Pontoh dan Patra M.Zein

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Dua tokoh advokat nasional, Harry Pontoh dan Patra M Zen, resmi mendeklarasikan diri sebagai Calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia Suara Advokat Indonesia (DPN Peradi SAI) untuk periode 2025–2030.

Deklarasi tersebut digelar pada hari Rabu, 2 Juli 2025 pukul 16.00 WIB bertempat di ASA Jakarta, Jalan Taman Lawang Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Salah satunya Dr.Agus Supriyatno Calon Ketua DPC  Peradi Suara Advokat Indonesia (SAI) Bekasi Raya menyampaikan  sangat mendukung Harry Pontoh dan Patra M.Zein sebagai magnet advokat indonesia

“Pada prinsipnya advokat bekerja sesuai pada prosedur hukum, maka kunci utama adalah jangan kriminalisasi advokat. Kalo masalah perang diskriminasi polisi advokat tidak akan berkembang.”ungkapnya

Terus pada pemeriksaan saksi ini penting, maka advokat juga boleh mendampingi pada saat pemeriksaan saksi”tutupnya

Terus pada pemeriksaan saksi ini penting, maka advokat juga boleh mendampingi pada saat pemeriksaan saksi”tutupnya

Taufan Andryan (Produser Film “Horor Selepas Tahlil””: Pesan Moral “Film Selepas Tahlil” Konstruktif untuk Masyarakat

Taufan Andryan (Produser Film “Horor Selepas Tahlil””: Pesan Moral “Film Selepas Tahlil” Konstruktif untuk Masyarakat

 

Jakarta, 6 Juli 2025 –

 

Film Genre Horror berjudul “Selepas Tahlil” yang digarap BION Studios ini akan ditayangkan serentak di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 10 Juli 2025 yang merupakan proyek kolaborasi sutradara Adriano Rudiman dan penulis skenario Husein M. Atmojo sekaligus Taufan Andryan sebagai produser filmnya.

Diceritakan dari kisah nyata melalui podcast Lentera Malam, film ini tak sekadar menjual genre horor, namun juga menghadirkan drama keluarga. Film ini sekaligus menjadi pengingat untuk selalu berbuat baik agar tak ada penyesalan di masa depan.

Film ini tidak hanya menawarkan ketegangan khas genre horor, tapi juga sarat akan pesan moral tentang pentingnya selalu berbuat baik dan tidak menyia-nyiakan waktu bersama orang tercinta.

Film Selepas Tahlil dibintangi oleh Aghniny Haque sebagai Saras, Bastian Steel sebagai Yudhis, dan Diandra Agatha sebagai Dyah. Epy Kusnandar turut tampil sebagai Hadi, ayah dari Saras dan Yudhis.

Taufan Andryan sebagai Produser Film Horor Selepas Tahlil, saat ditemui awak Media Online di Bioskop XXI Epicentrum mengatakan ; “Pertama kali pembuatan film Selepas Tahlil yaitu mereka punya judul film ini yang ketika diketahui besaran film ini dan saya sampaikan ke bu Ajeng sebagai Creative Produser bahwa Tahlil itu sederhana sekali yang berarti Laa ilaaha illallah yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah. Maka dari itu dengan judul dan film seperti ini kita tetap mengangungkan kebesaran Allah SWT, dimana balik lagi adanya supranatural dari kejadian nyata yang ada di film Selepas Tahil kita kembalikan kepada Sang Pencipta.

Adapun dalam pandangan saya terkait dari kata Tahlil sebagai tahlilan ataupun budaya masyarakat Indonesia dalam menghadapi kematian manusia dan juga arti Tahlil lainnya itu sendiri sebagai tiada yang lebih besar daripada kuasa Allah, dimana melihat dari 2 arti kata Tahlil tersebut itu yang proses awal dasar sekali untuk kita melihat apa yang kira-kira bisa terjadi maupun akan terjadi dari kematian yang dialami sama karakter manusia itu sendiri.

Terkait menilai film Selepas Tahlil dilihat dari sisi agama itu sendiri akan kita kembalikan kepada manusianya masing-masing, bagaimana mereka akan menikmati dan menangapi apa yang coba kita ceritakan di fim ini. Tetapi apa yang saya lihat dari film ini memiliki 2 fungsi yaitu selain dari entertainment juga bentuk representasi dari masyakarat yang terjadi dimana-mana. Menariknya ketika keluar statment film Selepas Tahlil justru dari trillernya film ini muncul dari beberapa daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dll pernah ada kejadian tersebut dan setelah kita riset lebih dalam menjadi pertanyaan, kenapa hal seperti itu bisa terjadi? dalam mempresentasikan atau merefleksikan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar masyarakat daerah Jawa maupun daerah lainnya.

Harapannya semoga film Selepas Tahlil bisa menjadi totonan yang menyenangkan, seru dan punya filing yang besar untuk masyarakat Indonesia. Dan tantangan film Selepas Tahlil dari banyak film-film horor yang ada di bioskop Indonesia adalah horor macam apa yang bisa diberikan sebagai tontonan yang menarik kepada masyarakat, makannya dari film ini coba kita cari korelasi perasaan maupun drama yang besar karena film horor juga bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Kitapun juga memahami bahwa horor yang sering terjadi di masyarakat punya banyak sekali pesan moral seperti mitis, mitos, larangan-larangan selalu punya sesuatu yang sebenarnya mau disampaikan ke masyarakat dari para pendahulu kita yang pernah mengalaminya, sehingga ketika turun menjadi budaya dan budaya bisa diturunkan lewat tontonan film di bioskop akan punya efek menarik buat masyarakat Indonesia.

Film Selepas Tahlil bisa dikatakan terinspirasi dari kisah nyata dimana diceritakan bahwa ada seorang bapak-bapak yang meninggal tetapi kemudian ketika di tahlilkan bapak tersebut bangun menuju ke desa yang lama, maka dari itu esesnsi dari kisah tersebut yang kita ambil untuk film Selepas Tahil dan kejadian selanjutnya bagaimana bapak tersebut bisa dikubur atau kenapa juga susah untuk dikubur, dll itu adalah bagian hal yang kita coba angkat maupun kita dorong menjadi sebuah tontonan horor yang lebih seru dan menyeramkan,” tutupnya.

Die Bedeutung antiker Tempel für modernes Glücksspieldesign 11-2025

Einleitung: Die Relevanz antiker Tempel für das moderne Glücksspieldesign

Die Verbindung zwischen antiker Kultur und zeitgenössischen Glücksspielen ist vielschichtig und tief verwurzelt. Antike Tempel, insbesondere in Griechenland und Rom, waren nicht nur Orte religiöser Verehrung, sondern auch Symbole gesellschaftlicher Macht und spiritueller Verbindung. Moderne Glücksspiele, vor allem Online-Casinos und Spielautomaten, greifen diese architektonischen und symbolischen Elemente auf, um Atmosphäre und Spannung zu erzeugen. Durch die Verwendung antiker Motive wird das Spielerlebnis nicht nur ästhetisch bereichert, sondern auch kulturell aufgeladen.

Das Ziel dieses Artikels ist es, die kulturellen Wurzeln und den Einfluss antiker Tempel auf das Design moderner Glücksspiele zu verstehen. Dabei werden historische Hintergründe, symbolische Elemente, mythologische Inspirationen sowie aktuelle Trends beleuchtet, um die Bedeutung dieser Verbindung zu verdeutlichen.

Inhaltsverzeichnis

  • Historischer Kontext: Antike Tempel und ihre Bedeutung für die Gesellschaft
  • Symbolik und Design: Elemente antiker Tempel in modernen Glücksspielen
  • Mythologische Inspiration als Grundlage für Spielmechaniken
  • Die Verbindung zwischen antiker Religion und Glücksgefühlen im Spiel
  • Kulturelle Aneignung und moderne Interpretation: Chancen und Herausforderungen
  • Zukünftige Trends: Antike Elemente im digitalen Glücksspieldesign
  • Fazit: Die Bedeutung der antiken Tempel für die Gestaltung moderner Glücksspiele

Historischer Kontext: Antike Tempel und ihre Bedeutung für die Gesellschaft

Funktion und Symbolik antiker Tempel in Griechenland und Rom

Antike Tempel dienten vor allem als heilige Orte, an denen Götter verehrt wurden. Sie waren architektonisch beeindruckend gestaltet, mit Säulen, Statuen und Altären, die die Verbindung zwischen Mensch und Gott symbolisierten. In Griechenland war der Tempel des Zeus in Olympia eines der bedeutendsten religiösen Zentren, während in Rom der Tempel des Jupiter auf dem Kapitolsplatz eine zentrale Rolle spielte. Diese Bauwerke spiegelten nicht nur religiöse Überzeugungen wider, sondern auch gesellschaftliche Macht und kulturelle Identität.

Die Rolle religiöser Rituale bei der Gestaltung des gesellschaftlichen Lebens

Rituale in den Tempeln stärkten den sozialen Zusammenhalt und dienten als Zeremonien, die das Gemeinschaftsgefühl stärkten. Prozessionen, Opfergaben und Festlichkeiten waren integraler Bestandteil des religiösen Lebens und beeinflussten auch das tägliche Leben der Menschen. Diese Rituale boten eine klare Verbindung zwischen dem spirituellen und dem gesellschaftlichen Bereich, was die Bedeutung der Tempel als gesellschaftliche Zentren unterstrich.

Beispiele: Tempel des Zeus, Tempel des Jupiter

Tempel Ort Baujahr Bedeutung
Tempel des Zeus Olympia ca. 470 v. Chr. Zentraler Ort der Olympischen Spiele, Symbol göttlicher Macht
Tempel des Jupiter Kapitol, Rom ca. 509 v. Chr. Haupttempel, Symbol für römische Macht und religiöse Autorität

Symbolik und Design: Elemente antiker Tempel in modernen Glücksspielen

Verwendung von Tempel-Architektur und -Motiven in Spielautomaten und Online-Casinos

Viele moderne Glücksspiele greifen das architektonische Design antiker Tempel auf, um eine Atmosphäre von Ehrfurcht und Spannung zu vermitteln. Säulen, Pavillons und Tempelruinen finden sich in Grafiken, Hintergründen und Spielsymbolen wieder. Diese visuellen Elemente sind bewusst gewählt, um das Gefühl einer heiligen Stätte zu erzeugen, das den Spielern das Gefühl gibt, an einem besonderen Ort zu spielen.

Bedeutung von Symbolen wie Säulen, Götterfiguren und heiligen Objekten

Symbole wie Säulen, Göttergestalten und heilige Artefakte sind zentrale Gestaltungselemente, die die Verbindung zur antiken Kultur herstellen. Säulen deuten Stabilität und Ehrfurcht an, während Götterfiguren wie Zeus oder Jupiter die mythologische Inspiration widerspiegeln. Diese Symbole dienen auch als Spielsymbole, Boni-Trigger oder Multiplikatoren, was die Verbindung zur Mythologie in der Spielmechanik verdeutlicht.

Beispiel: Der Tempel als zentrales Gestaltungselement bei “Gates of Olympus”

Das Spielautomaten-Design “Gates of Olympus” nutzt eine Tempel-Architektur als zentrales Motiv. Der Tempel wirkt imposant, mit goldenen Säulen und einer mythologischen Kulisse, die den Spieler in das antike Griechenland eintauchen lässt. Dieses Design schafft eine immersive Atmosphäre, die an die Pracht antiker Bauwerke erinnert und gleichzeitig moderne Spielmechaniken unterstützt.

Mythologische Inspiration als Grundlage für Spielmechaniken

Wie antike Mythen und Götter die Themen moderner Spiele prägen

Mythen und Götter sind zentrale Elemente in der Gestaltung moderner Glücksspiele. Sie bieten eine reichhaltige Vorlage für Symbole, Bonusfunktionen und Spielthemen. Beispielsweise werden Götter wie Zeus, Kronos oder Aphrodite in Spielautomaten als Hauptfiguren genutzt, um Bonusspiele, Freispiele oder spezielle Multiplikatoren zu aktivieren. Diese mythologischen Geschichten verleihen dem Spiel eine erzählerische Tiefe und emotionalen Reiz.

Der Einfluss von Göttergeschichten auf Bonusfunktionen und Symbole

Göttergeschichten beeinflussen die Gestaltung der Spielmechanik durch spezielle Symbole, wie z.B. Zeus als Wild- oder Scatter-Symbol, sowie durch Bonusspiele, die sich an mythologischen Szenarien orientieren. Ein Beispiel ist die Freispielrunde, bei der Zeus mit seinem Blitz erscheint und für zusätzliche Gewinne sorgt. Solche Mechaniken basieren auf der Symbolik und den Geschichten der Mythologie und schaffen ein intensives Spielerlebnis.

Beispiel: Zeus als Hauptfigur und die Inspiration für Freispiele und Multiplikatoren

In vielen Spielen, darunter auch “Gates of Olympus”, ist Zeus die zentrale Figur, die Freispiele auslöst. Während dieser Bonusphase können Spieler durch Zeus-Motive Multiplikatoren von bis zu 50-fach erreichen. Das mythologische Element wird so direkt in die Spielmechanik integriert, was die Spannung erhöht und das Spielerlebnis emotional auflädt.

Die Verbindung zwischen antiker Religion und Glücksgefühlen im Spiel

Rituale und Symbole als Auslöser für Spannung und Hoffnung

Im antiken Glauben waren Rituale und Symbole essenziell, um göttlichen Segen zu erlangen. Im modernen Spiel werden ähnliche Prinzipien durch Rituale wie das Erscheinen bestimmter Symbole oder das Aktivieren von Bonusrunden genutzt. Diese Aktionen erzeugen Spannung und Hoffnung auf den großen Gewinn, ähnlich wie antike Zeremonien den Wunsch nach göttlicher Unterstützung verstärkten.

Psychologische Effekte: Vertrauen in symbolische Elemente und deren Einfluss auf das Spielerlebnis

Symbole wie Kronos, Zeus oder Kronen sind nicht nur visuelle Elemente, sondern auch psychologisch wirksame Trigger. Sie vermitteln Vertrauen, Hoffnung und das Gefühl, das Schicksal in den Händen der Götter zu haben. Diese psychologischen Effekte steigern die Spiellust und die Bereitschaft, weiterzuspielen, was die Attraktivität moderner Glücksspiele erhöht.

Beispiel: Die 50-fach Auszahlung bei 12+ Kronos-Symbolen im “Gates of Olympus”

In “Gates of Olympus” sorgt die Erscheinen von 12 oder mehr Kronos-Symbolen für eine 50-fache Auszahlung. Dieses Szenario erinnert an antike Rituale, bei denen die richtige Zeremonie den göttlichen Segen brachte. Die symbolische Bedeutung und die hohe Auszahlung fördern das Gefühl, nah an einem göttlichen Segen zu sein, was den Spielspaß verstärkt.

Kulturelle Aneignung und moderne Interpretation: Chancen und Herausforderungen

Die Sensibilität bei der Nutzung religiöser und kultureller Symbole

Der Einsatz antiker religiöser Symbole im Glücksspieldesign birgt die Gefahr der kulturellen Aneignung. Es ist essenziell, respektvoll mit den Symbolen umzugehen und ihre kulturelle Bedeutung zu wahren. Fehlinterpretationen oder respektlose Darstellungen können zu Kritik führen und das Image der Spiele beeinträchtigen. Verantwortungsvolles Design berücksichtigt die kulturelle Sensibilität und vermeidet Stereotypen.

Positive Aspekte: Bildungs- und Bewusstseinsförderung durch kulturelle Referenzen

Auf der positiven Seite können kulturelle Referenzen in Spielen das Bewusstsein für antike Zivilisationen steigern und Interesse an Geschichte wecken. Sie bieten die Chance, historische Bildung spielerisch zu vermitteln, solange die Darstellungen authentisch und respektvoll sind.

Kritische Betrachtung: Respekt und Verantwortung im Design

Es ist wichtig, die Balance zwischen kultureller Inspiration und Respekt zu wahren. Hersteller sollten sich bewusst sein, dass religiöse Symbole für Gläubige heilig sind und daher mit Sorgfalt behandelt werden müssen. Verantwortungsvolles Design bedeutet, die kulturellen Wurzeln zu würdigen, ohne sie zu trivialisieren oder zu missbrauchen.

Zukünftige Trends: Antike Elemente im digitalen Glücksspieldesign

Integration von interaktiven und immersiven Elementen mit antikem Bezug

Die Zukunft des Glücksspieldesigns liegt in interaktiven und immersiven Technologien wie Virtual Reality (VR) und Augmented Reality (AR). Diese ermöglichen es, antike Tempel und mythologische Szenarien virtuell zu erleben, wodurch das Spielerlebnis noch realistischer und emotional intensiver wird. Beispielsweise könnten Spieler durch eine VR-Brille in den Tempel des Zeus eintreten und dort ihre Gewinne feiern.

Möglichkeiten durch Virtual Reality und Augmented Reality

Mit VR und AR können Entwickler historische und mythologische Elemente nahtlos in das Spiel integrieren. Dies eröffnet neue Dimensionen der Gestaltung, bei denen Spieler direkt mit den Symbolen und Geschichten interagieren können. Die Verbindung von Technologie und Kultur schafft innovative, nachhaltige Konzepte, die Tradition und Innovation verbinden.

Beispiel: Weiterentwicklung der “Gates of Olympus”-Thematik

Die Weiterentwicklung der “Gates of Olympus”-Thematik könnte durch immersive Technologien neue Wege gehen. Virtuelle Tempel, interaktive Göttergestalten und dynamische Szenarien würden das Spielerlebnis vertiefen und die kulturelle Inspiration noch greifbarer machen. Diese Trends sind vielversprechend für die Zukunft des digitalen Glücksspiels.

Fazit: Die Bedeutung der antiken Tempel für die Gestaltung moderner Glücksspiele

Zusammenfassend lässt sich sagen, dass antike Tempel und ihre Symbolik eine bedeutende Rolle im modernen Glücksspieldesign spielen. Sie verleihen den Spielen eine kulturelle Tiefe, schaffen immersive Atmosphären und beeinflussen die Spielmechanik durch mythologische Inspirationen. Die Verbindung zwischen Tradition und Innovation erfordert jedoch Sensibilität und Verantwortungsbewusstsein, um die kulturellen Wurzeln zu würdigen und Missverständnisse zu vermeiden.

“Die Integration antiker Elemente in das moderne Glücksspieldesign ist eine harmonische Verschmelzung von Geschichte und Innovation – eine Quelle unerschöpflicher Inspiration.”

Mit Blick auf die Zukunft bieten Technologien wie Virtual Reality enorme Potenziale, um antike Themen noch lebendiger und interaktiver zu gestalten. So bleibt die kulturelle Verbindung lebendig und relevant für kommende Generationen.

Weitere Informationen zu den Spielmechaniken und Hintergründen finden Sie unter gates of olympus how to play.

Trailer Panggil Aku Ayah Resmi Dirilis, Hadirkan Kasih Keluarga yang Tumbuh dari Perjuangan dan Ketulusan, Bukan Hanya Hubungan Darah

Trailer Panggil Aku Ayah Resmi Dirilis, Hadirkan Kasih Keluarga yang Tumbuh dari Perjuangan dan Ketulusan, Bukan Hanya Hubungan Darah

 

Jakarta, 4 Juli 2025 —

 

Di tengah tingginya respons publik terhadap teaser perdananya, Visinema Studios merilis official poster dan trailer film Panggil Aku Ayah, yang akan tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025. Film terbaru dari pembuat JUMBO—film terlaris sepanjang masa di Indonesia—merupakan drama komedi tentang keluarga yang tumbuh dari kehadiran dan kepedulian, bukan semata dari darah. Melalui relasi antara Dedi (Ringgo Agus Rahman), sepupunya Tatang (Boris Bokir), dan Intan (Myesha Lin), penonton diajak tertawa, terharu, dan merefleksikan makna keluarga.

Anggia Kharisma, Produser film dan Chief Content Officer Visinema Studios mengatakan, “Panggil Aku Ayah adalah bagian dari komitmen Visinema Studios untuk terus menghadirkan cerita-cerita keluarga yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh dan menggugah. Film ini mengajak kita merenungkan kembali arti sebuah rumah dan keluarga bahwa kasih sayang tidak selalu lahir dari ikatan darah, melainkan dari empati, kehadiran, kepedulian, dan ketulusan cinta. Kami percaya, cerita seperti ini penting untuk terus dihadirkan di layar lebar Indonesia, karena dekat dengan keseharian kita, dan membuka ruang untuk saling memahami dan mencintai lebih baik lagi.”

Diproduseri oleh Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari, Panggil Aku Ayah diadaptasi dari film laris Korea Selatan Pawn, produksi CJ ENM—yang kini juga menjadi produser bersama Visinema Studios. Film ini menggabungkan humor dan empati dalam cerita keluarga yang relevan dan membumi.

“Dalam adaptasi ini, saya berupaya untuk tetap mempertahankan pesan utama, namun dihadirkan dengan konteks lokal Indonesia yang kuat. Dengan kualitas para pemeran yang mampu menghidupkan karakter dan emosi cerita, saya berharap penonton tidak hanya akan terhibur, tapi juga dapat menemukan makna baru tentang sebuah relasi keluarga,” ujar sutradara Panggil Aku Ayah, Benni Setiawan, yang juga merupakan peraih Piala Citra untuk Sutradara Terbaik.

Dalam trailer resminya, Dedi dan Tatang harus mengasuh Intan—seorang anak yang awalnya hanya dijadikan jaminan utang oleh sang ibu, Rossa (Sita Nursanti), sebelum ditinggal menjadi TKI. Hubungan yang semula kaku berubah menjadi hangat, dipenuhi dinamika kocak dan penuh rasa.

Pemeran Dedi, Ringgo Agus Rahman, yang baru saja memenangkan Piala Citra FFI 2024 untuk Pemeran Utama Pria Terbaik, mengungkapkan “Karakter Dedi sangat menarik bagi saya karena kontrasnya—seorang penagih utang yang tidak punya pengalaman sebagai orang tua, tapi justru memilih berjuang demi anak yang bahkan tak memiliki hubungan darah dengannya. Dari perjuangan itulah tumbuh perubahan dalam diri Dedi dan orang-orang di sekitarnya. Cerita ini menyentuh, tapi juga penuh momen kocak dan hangat yang membuat perjalanan mereka terasa nyata.”

Tissa Biani, yang memerankan Intan dewasa, menambahkan “Sebagai Intan dewasa, saya merasakan bagaimana luka dan cinta dari masa kecil membentuk cara kita memandang keluarga. Intan tumbuh dengan perjuangan unik yang membuatnya belajar makna keluarga. Menurut saya, hal ini sangat relevan dengan generasi sekarang, yang sering kali dibesarkan dan dipengaruhi oleh orang-orang di luar struktur keluarga tradisional.”

Selain merilis trailer dan poster, Panggil Aku Ayah juga berhasil mencuri perhatian warganet lewat aktivasi Telepon Umum – ‘Panggilan dari Hati”, instalasi interaktif di Stasiun MRT Dukuh Atas. Di media sosial, ramai beredar video orang-orang yang “curhat” di bilik telepon umum kepada sosok ayah versi mereka—banyak yang menangis, tersentuh, dan tersadar akan pentingnya kehadiran figur keluarga dalam hidup mereka.

“Respons terhadap teaser dan instalasi Telepon Umum – ‘Panggilan dari Hati’ menunjukkan betapa kuatnya ikatan emosional masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai keluarga. Kami berharap film ini dapat menjadi ruang refleksi tentang makna hadir dan mencintai dalam bentuk keluarga yang lebih luas,” tutup produser dan Chief Content Officer Visinema Studios, Anggia Kharisma.
Film Panggil Aku Ayah tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 7 Agustus 2025.

Ikuti perkembangan terbaru mengenai Film Panggil Aku Ayah tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 7 Agustus 2025. Ikuti perkembangan terbaru mengenai film Panggil Aku Ayah melalui Instagram @panggilakuayahfilm dan @visinemaid.
***
TENTANG VISINEMA GROUP

Didirikan pada tahun 2008 oleh sineas Indonesia, Angga Dwimas Sasongko, Visinema Group (Visinema) memiliki visi untuk menjadi center of excellence dalam setiap bentuk storytelling di Indonesia dengan ekosistem storytelling yang komprehensif. Visinema berkomitmen untuk senantiasa mengembangkan dan melahirkan konten, cerita, serta film yang menarik untuk dapat dinikmati oleh para pecinta film dan publik di berbagai saluran dan platform.

Visinema memiliki Visinema Pictures yang menghasilkan film-film layar lebar yang menghadirkan cerita-cerita yang menarik dan impactful serta memberikan pengalaman sinematik terbaik bagi para pecinta film; BION Studios yang menghadirkan cerita-cerita hyperlocal dan trending di masyarakat; Visinema Studios yang fokus menghadirkan konten berkualitas untuk anak dan keluarga, serta animasi dan puppet show; Visinema Content yang melahirkan konten berkualitas yang dapat dinikmati di platform streaming; dan Skriptura yang memberikan layanan script development dan scriptwriting.

Visinema sudah melahirkan sejumlah portofolio IP (Intellectual Property) yang telah dinikmati oleh publik, diantaranya adalah Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Filosofi Kopi, Surat Dari Praha, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, Keluarga Cemara, Generasi 90an: Melankolia, Nussa, Mencuri Raden Saleh, 13 Bom di Jakarta, Heartbreak Motel dan sejumlah IP box office lainnya yang telah ditayangkan di layar bioskop, Nussa Official Series dan Domikado yang dapat dinikmati di kanal YouTube, serta Pertunjukkan Panggung Musikal Keluarga Cemara yang telah mendapatkan sambutan hangat dari publik. Visinema semakin memperkuat posisinya dalam industri film dan kreatif Indonesia untuk menjadi center of excellence dalam setiap bentuk karya yang dihasilkan.

Visinema
Website : www.visinema.co
Email : info@visinemapictures.com Instagram : @visinemaid
@panggilakuayahfilm TikTok : @visinemaid X : @VisinemaID
POPLICIST Publicist publicist@poplicist.com

JTClinic Tebar Voucher Discount Treatment 1 Milyar di Jakarta

Ket.foto: Tengah. Wamen PU Dian Kusumastuti, Kanan Founder Hipepipo

 

 

JTClinic Tebar Voucher Discount Treatment 1 Milyar di Jakarta

 

Jakarta, 05 Juli 2025 –

 

JTClinic, klinik kecantikan dan estetika terkemuka di Jakarta, baru-baru ini hadir dalam acara spesial di Menara 165 Jakarta ,IPMA, dalam rangka mendukung para profesional di ekosistem pengelolaan gedung bertingkat. Acara ini dihadiri oleh Wamen PU, Diana Kusuma Astuti, dan ketua Umum IPMA oleh Ir. Suryadi, ST.

 

Ket.foto: Kiri Founder Hipepipo, Fajar Informanto, Kanan, Ketum IPMA ,Ir. Suryadi .ST

Dalam acara tersebut, JTClinic memberikan voucher treatment dengan total 1 Milyar kepada para profesional di ekosistem properti management gedung bertingkat dari seluruh Indonesia. Paket layanan khusus yang dihadirkan oleh JTClinic antara lain stamina booster, sliming power, botox, dan skin booster.

Founder JTClinic, dr. Juni Tjahjati, menyatakan bahwa kondisi tubuh yang fit dan penampilan yang estetika sangat diperlukan para profesional di ekosistem pengelolaan gedung bertingkat. “Kami ingin membantu para profesional di bidang ini untuk meningkatkan penampilan dan kinerja mereka dengan layanan kecantikan dan estetika yang berkualitas,” ujarnya.

Fajar Informanto, founder Hipepipo, yang juga pakar di bidang manajemen mall, retail, dan high-rise building, menyambut baik langkah kolaborasi di berbagai sektor. “Kami juga memberikan dukungan investasi dan pengembangan bisnis JTClinic menuju 100 lokasi, hal ini turut membantu pemerintah dan masyarakat dalam membuka lapangan kerja,” ujarnya.

Layanan konsultasi dan spesial JTClinic dapat diakses di Jalan Otista 3, Jakarta Timur. Dengan adanya acara ini, JTClinic berharap dapat meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap pentingnya penampilan dan kinerja yang baik dalam mencapai kesuksesan.

Magnus dan Jovanka Menyapa Lewat Poster & Trailer “Bertaut Rindu”: Sebuah Perjalanan Tentang Impian yang Berhak Dirayakan

Magnus dan Jovanka Menyapa Lewat Poster & Trailer “Bertaut Rindu”: Sebuah Perjalanan Tentang Impian yang Berhak Dirayakan

 

 

 

Jakarta, 4 Juli 2025 –

 

 

 

Hari ini, Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan, film terbaru produksi SinemArt, merilis poster dan trailer resmi yang untuk pertama kalinya memperlihatkan dunia dua tokoh utamanya: Magnus dan Jovanka.

Dirilis dalam konferensi pers yang berlangsung pada 4 Juli 2025 di Plaza Senayan.

Poster dan trailer ini menjadi awal dari perjalanan emosi yang lebih jauh, bukan sekadar tentang cinta
remaja, tetapi tentang kehilangan arah, luka keluarga, dan keberanian untuk mempertahankan mimpi, bahkan saat semuanya terasa tidak mungkin, sekaligus memperlihatkan bahwa adanya support system bisa membawa kekuatan tersendiri untuk mewujudkan dan merayakan impian.

Poster resmi memperlihatkan Magnus dan Jovanka yang duduk berhadapan, dengan
karya-karya gambar yang merupakan bidang keahlian keduanya. Meski berdekatan, namun ada hal yang menggantung tak terjawab dari tatapan keduanya.

Sementara dalam trailer yang dirilis bersamaan, penonton mulai melihat sisi terdalam dari Magnus (Ari Irham), siswa SMA pendiam
yang baru saja diterima di ITB, kampus impiannya. Namun mimpi itu tak bisa ia rayakan, karena orang tuanya telah menyiapkan jalan lain: universitas di luar negeri, jurusan yang tak pernah ia
minta. Magnus diam. Bukan karena tidak punya suara, tapi karena sudah terlalu sering tak didengar.

Lalu hadir Jovanka (Adhisty Zara) siswi ceria di luar tapi menyimpan empati mendalam di dalam.

Jovanka tak hanya peduli, ia hadir sebagai cahaya dalam hidup Magnus yang kelam. Ia melihat banyak warna dalam hidup, dan berharap Magnus juga bisa melihatnya.

“Aku berharap bisa
ngasih kamu sedikit terang biar kamu bisa lihat apa yang aku lihat,” ucapnya pelan pada Magnus, seperti yang bisa kita saksikan di cuplikan trailer.

“Di luar sana, masih banyak anak muda yang mimpinya tidak dihancurkan oleh kegagalan, tapi oleh orang tuanya sendiri. Dan mereka memilih diam, dan Jovanka melihat itu dari Magnus,”
ungkap Adhisty Zara pemeran Jovanka.

“Sedangkan Jovanka hadir seolah baik-baik saja, tapi
sebenarnya dia juga menyimpan luka. Tapi daripada mengeluh, dia memilih menjadi cahaya
buat orang lain. Itu yang bikin aku tersentuh saat memerankan dia.”

Film ini adalah adaptasi dari novel Bertaut Rindu, Pemenang The Writers Show (TWS) Gramedia
Writing Project (GWP) 2021 karya Tian Topandi dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Ada kekosongan yang tak bisa diisi hanya dengan logika. Ada kerinduan untuk hidup dengan pilihan sendiri. Dan Bertaut Rindu menghadirkan itu semua dalam balutan cerita yang lembut namun menghantam perasaan.

Disutradarai oleh Rako Prijanto, dan diperkuat dengan naskah dari Lintang Pramudya Wardhani, film ini akan tayang serentak di bioskop mulai 31 Juli 2025.

Bukan hanya menghadirkan kisah cinta yang manis, tapi juga realita yang getir dan akrab dengan banyak anak muda hari ini: mimpi yang terpaksa diredam, keputusan yang dipaksakan, dan harapan yang perlahan menghilang.

Film ini juga semakin lengkap dengan keikutsertaan penyanyi muda Jasmine Nadya yang menyumbangkan suara untuk lagu soundtrack film berjudul “Seiring”, lagu yang diciptakan dan
diaransemen oleh Denny Indrajaya dan Ryan Pitna, serta produksi Sinemart Indonesia. Lagu ini menjadi refleksi dari hubungan antara orang tua dan anak yang tak selalu selaras, namun
diam-diam tetap berjalan berdampingan.

“Film ini bicara pelan, tapi dalam. Kami ingin Bertaut Rindu menjadi jendela buat para orang tua untuk lebih mendengar, dan buat para remaja agar tidak merasa sendirian,” ujar MGS. Fahry
Fachrudin, produser film ini.

“Setiap anak punya hak atas mimpinya sendiri. Tugas kita bukan mengarahkan mereka ke jalan yang kita pilihkan, tapi menemani mereka menemukan arah yang
mereka yakini. Dan perasaan-perasaan anak tersebut dibalut dengan cerita asmara remaja yang pastinya related dengan kehidupan saat ini,” lanjutnya lagi.

Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan adalah perjalanan emosi yang lirih namun membekas. Sebuah pengingat bahwa mimpi bukan untuk diukur dari restu saja, tapi juga dari
keberanian untuk mempercayai diri sendiri.

Film ini akan tayang di bioskop mulai 31 Juli 2025,
datang dan rasakan sendiri kisah Magnus dan Jovanka, kisah tentang pertemuan, tentang kehilangan, dan tentang cinta yang tumbuh diam-diam di antara luka. Tunggu informasi lebih
lanjut mengenai film Bertaut Rindu melalui akun Instagram @bertautrindu_movie,
@sinemart_movie dan @sinemart_ph.

Mastering Precise Keyword Placement for Maximum SEO Impact: A Deep Dive into Implementation and Optimization

Effective keyword placement is a cornerstone of advanced SEO strategies, yet many practitioners overlook the nuanced technicalities that can make or break search engine visibility. This comprehensive guide explores how to optimize keyword placement across HTML elements with precision, providing actionable steps, real-world examples, and troubleshooting tips to elevate your on-page SEO game. We will build upon the foundational knowledge from {tier1_anchor} and expand into the detailed technical and strategic intricacies outlined in the broader context of {tier2_excerpt}.

1. Understanding the Nuances of Keyword Placement in HTML Elements

a) Strategically Positioning Keywords within Title Tags for Maximum Visibility

The

SKINTIFIC Rilis 5X Ceramide Moisture Gel Light Texture:           Pelembab Ringan untuk Kulit Berminyak dan Sensitif

SKINTIFIC Rilis 5X Ceramide Moisture Gel Light Texture:           Pelembab Ringan untuk Kulit Berminyak dan Sensitif

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Bagi pemilik kulit berminyak dan sensitif, mencari pelembab yang ultra-ringan namun tetap efektif bisa menjadi tantangan tersendiri.

Menjawab kebutuhan tersebut, SKINTIFIC memperkenalkan 5X Ceramide Barrier Moisture Gel Light Texture, versi terbaru dari produk unggulannya yang kini hadir dalam tekstur gel berbasis air.

Teksturnya ringan, cepat meresap, dan memberikan sensasi dingin yang menenangkan di kulit.

Diformulasikan dengan 5X Ceramide Complex (Ceramide NP, EOP, AP, AS, dan NS), pelembab ini membantu memperkuat dan menjaga skin barrier secara optimal.

Inovasi ini didukung oleh teknologi Solid Lipid Particulation (SLP) yang memungkinkan penyerapan ceramide lebih stabil dan mendalam hingga lapisan epidermis.

Tak hanya menghidrasi, pelembab ini juga bekerja sebagai penenang kulit berkat kandungan SymCalmin, Bisabolol, dan Mariliance, yang efektif meredakan kemerahan dan iritasi ringan.

Untuk pemilik kulit berminyak dan rentan berjerawat, kombinasi SymControl® Care, Inoveol® EGCG, dan SEBOCLEAR™-MP berfungsi menyeimbangkan produksi minyak, menjaga pori tetap bersih, serta melindungi kulit dari jerawat tanpa menyebabkan kekeringan.

Untuk kulit berminyak dan mudah berjerawat, SymControl® Care membantu menyeimbangkan produksi sebum serta mikrobioma kulit.

Sementara Inoveol® EGCG dan SEBOCLEAR™-MP berperan sebagai antioksidan sekaligus anti-acne, menjaga pori tetap bersih tanpa membuat kulit kering.

Dalam uji coba yang dilakukan terhadap pengguna, hasil yang didapat menunjukkan efektivitas produk secara signifikan. Setelah satu kali pemakaian, sebanyak 96% responden merasakan produksi minyak di wajah lebih terkontrol, sementara 86% menyatakan kulit terasa lebih lembab.

Penggunaan rutin selama tujuh hari menunjukkan hasil yang lebih optimal, dengan 100% responden mengaku kulit terasa lebih sehat dan segar, 90% melihat perbaikan pada tekstur kulit, dan 83% mengalami penurunan jerawat.

Produk ini telah teruji secara dermatologis dan aman digunakan oleh ibu hamil maupun menyusui, sehingga menjadi pilihan ideal untuk pelembab harian yang menenangkan sekaligus menjaga daya tahan alami kulit.

SKINTIFIC 5X Ceramide Moisture Gel Light Texture kini sudah tersedia di Tokopedia, Shopee, TikTok Shop, serta di toko resmi SKINTIFIC.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk ini maupun rangkaian produk SKINTIFIC lainnya, kunjungi www.skintific.com, Instagram resmi @skintificid, dan TikTok resmi @skintific_id.

Statemen KDM Bikin Resah Insan Pers, Sebut Tak Perlu Kerja Sama Media

Statemen KDM Bikin Resah Insan Pers, Sebut Tak Perlu Kerja Sama Media

 

Bekasi, Galaxypost.id

 

Statemen Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang secara tegas menyatakan tidak perlu menjalin kerja sama dengan perusahaan media menimbulkan keresahan di kalangan insan pers.

Pernyataan Gubernur yang pernah disebut sebagai “gubernur konten” oleh rekan sejawatnya itu disampaikan depan mahasiswa mahasiswi Universitas Pakuan (Unpak) Bogor sebagaimana diunggah melalui kanal YouTube UNPAK TV, pada Selasa, 24 Juni 2025.

“Pernyataan KDM menabrak semangat UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yang menegaskan fungsi pers sebagai pilar demokrasi sekaligus kontrol sosial,” ungkap Direktur perusahaan Media Informa Indonesia, Doni Ardon, Minggu, 29 Juni 2025.

Meski dipandang sah-sah saja sebagai pendapat pribadi, namun hal tersebut tidak pantas disampaikan secara resmi dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik.

Terlebih, hal yang disampaikam menimbulkan keresahan di kalangan insan pers.

“KDM selaku gubernur harua mengklarifikasi pernyataannya sehingga tidak bertabrakan dengan peran pers sebagai pilar keempat demokrasi. Ini jelas-jelas menyepelekan pers dan merugikan masyarakat yang membutuhkan informasi yang berimbang dan dapat dipertanggungjawabkan,” ungkap Doni Ardon.

Ditambahkannya bahwa dalam pernyataannya, KDM juga mengeluhkan seringnya video yang dipotong, untuk diunggah demi kepentingan tertentu dan merugikan dirinya selaku Gubernur.

“Itukan kerjaannya para konten kreator dan diunggah melalui medsos, jangan sedikit-sedikit menyalahkan media (pers),” jelasnya.

Doni Ardon mengingatkan KDM untuk dapat membedakan antara produk pers dengan media sosial.

“Dari sisi produksi, berita dari produk pers harus diolah oleh wartawan yang memiliki kemampuan jurnalistik secara terukur, sedangkan produk media sosial dapat diunggah oleh siapapun tanpa memandang latar belakang pengunggahnya,” ujar dia.

Produk pers, lanjutnya memiliki status hukum karena diterbitkan oleh perusahaan pers yang memiliki badan hukum dan mengacu kepada standar perusahaan pers yang ditetapkan Dewan Pers.

“Penerbitnya memiliki identitas dan bisa ditelusuri sedangkan produk media sosial bisa dipalsukan identitas pengunggahnya, dan informasi yang disebarkan bisa sewaktu-waktu hilang,” tandasnya.

Selain itu, produk pera berupa iklan, advetorial dan sejenisnya memberikan kontribusi kepada negara dalam hal pengenaan pajak, sementara media sosial sedikit yang memiliki tanggungjawab dalam hal perpajakan.

“Hal ini menjadi persoalan serius mengingat pendapatan yang diperoleh melalui media sosial, baik melalui iklan maupun layanan berlangganan, tidak berkontribusi terhadap pendapatan negara,” pungkasnya.

Sementara Wakil Ketua SMSI Bidang Keorganisasian mempertanyakan dan menegaskan bahwa, ” Kenapa seorang Gubernur lebih mengutamakan wadah yang tidak berbadan hukum dan tidak ada provit feedback untuk Pajak Pemerintah baik Pusat, Provinsi maupun Kota dan Kabupaten seperti Medsos, sementara Medsos hanya sebagai sarana pelengkap Website Media,” ujar Irwan Awaluddin.

Dirinya juga menilai bahwa, Gubernur Dedi Mulyadi bekerja hanya untuk kepentingan pribadi dengan meraup keuntungan dari hasil bermedsos tanpa memikirkan dampak buruk bagi perkembangan usaha Media baik Televisi, Cetak maupun Online.

“Dedi Mulyadi patut diduga hanya mementingkan pribadi dengan meraup keuntungan dari bermedsos tanpa memikirkan perkembangan dan pertumbuhan usaha dan perekonomian masyarakatnya. Ini jelas Gubernur Jawa Barat selain tidak berpihak pada perekonomian masyarakat Jawa Barat dan terkesan mau menang sendiri alias Monopoli Usaha, ” tandas Wakil Ketua Bidang Organisasi, Irwan Awaluddin.

Red