Archives 2025

Didit Purwadi (Waketum KAGAMA): Menyikapi Trump Effect, KAGAMA Terus Memberikan Kontribusi Pemikiran Terbaik untuk Bangsa Indonesia

Didit Purwadi (Waketum KAGAMA): Menyikapi Trump Effect, KAGAMA Terus Memberikan Kontribusi Pemikiran Terbaik untuk Bangsa Indonesia

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) bersama Radio Republik Indonesia (RRI) mengadakan KAGAMA Leaders Forum Series dengan tema ” TRUMP EFFECT : Bagaimana Indonesia Mendulang Peluang Di Tengah Perang Dagang” di Gedung Auditorium RRI Jakarta pada hari Rabu, 14 Mei 2025.

KAGAMA Leaders Forum Series dihadiri oleh Djauhari Oratmangun (Dubes Indonesia untuk China-Mogolia), Prof. Dr. Anggito Abimanyu (Wamen Keuangan), Nandi Julyanto (Presdir Toyota Motor Manufacturing Indonesia), Masrizal A. Syarief (Presdir PT. Graha Ismaya), Nezar Patria (Wamen Komdigi), Basuki Hadimuljono (Ketum KAGAMA), Didit Purwadi (Waketum KAGAMA), Sudrajad Jiwandono (Ekonom Senior), Hendrasmo (Direktur Utama RRI), Anwar Sanusi (Waketum PP KAGAMA / Kepala BPPK Kementerian Ketenagakerjaan).

Didit Purwadi sebagai Waketum KAGAMA, saat ditemui awak Media mengatakan ; “Bagaimana kita bisa memberikan kontribusi terbaik untuk kondisi saat ini dan Impact Trump saat ini masih dikaji yaitu apakah itu hanya sekedar reaktif ataukah sekedar dengan perkara yang panjang. Maka dari itu saya menghadirkan narasumber yang ahli dalam pembahasan di Seminar Trump Effect guna mendiagnosis tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu agar kita tidak terjebak dan bisa mengambil benefit dari Efek Trump ini karena akan ada banyak peluang di beberapa sektor seperti di sektor pertanian maupun sektor perekonomian lainnya yang terkena dampak tersebut, dimana kita minta pandangan dari para pakar-pakar untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa Indonesia.

Adapun tidak hanya dikaitkan dari dalam negeri saja tetapi dilihat juga dari Geopolitik luar negerinya juga harus harus kita cermati terus seperti perang dagang AS dengan China dimana Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif pajak import dibeberapa negara membuat saham-saham di Eropa dan Asia menjadi turun.

Sedangkan disisi lainnya malah kebijakan Presiden Donald Trump malah banyak yang tidak sependapat atau tidak setuju di dalam negerinya sendiri seperti regulator, pelaku bisnis, praktisi, akademis, senator, dll.

Sedangkan untuk negara China sendiri yang sudah dikenakan biaya tarif impor besar dari Donald Trump malah China membalasnya dengan mengenakan tarif import besar untuk negara AS, maka dari itu membuat Donald Trump menurunkan tarif import untuk China menjadi sekitar 30% dari yang tadinya diatas 100% dan dari perkembangan perang dagang AS vs China untuk Pemerintah Indonesia sendiri harus tetap bisa mencermati dalam membuat regulasi atau kebijakan untuk melihat peluang-peluang disektor-sektor lainnya yang bisa dimanfaatkan akibat dari perang dagang tersebut.

Langkah-langkah yang diambil Presiden Prabowo sudah benar dengan bekerjasama dengan beberapa negara yang terkena efek dari tarif import Donal Trump termasuk dengan delegasi Indonesia seperti Marie Pangestu, Mari Elka Pangestu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir ke negara AS terkait tarif import 32% yang dikenakan untuk Indonesia agar ada sikap terbaik untuk tarif sebesar 32% bisa ditawarkan ke negara AS dengan berharap Donald Trump dapat menurunkan tarif tersebut.

Harapan kita agar KAGAMA dapat terus memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia melalui seminar-seminar yang kita selenggarakan dan menjadi pedoman ada langkah baik untuk kebijakan ekonomi yang terbaik untuk Rakyat Indonesia dan bisa memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Indonesia agar segala kebijakannya tetap berpihak kepada rakyat dengan tetap berkolaborasi dengan mencari solusi-solusi terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia,” tutupnya.

KA BIAS dan Batara Kresna Kompak Catat Lonjakan Penumpang pada Libur Waisak, Perkuat Peran Kereta Lokal sebagai Penggerak Konektivitas dan Wisata

KA BIAS dan Batara Kresna Kompak Catat Lonjakan Penumpang pada Libur Waisak, Perkuat Peran Kereta Lokal sebagai Penggerak Konektivitas dan Wisata

 

 

 

Yogyakarta, Galaxypost.id

 

 

KAI Daop 6 mencatat lonjakan signifikan pada volume penumpang pada dua layanan kereta api lokal yakni KA Bandara Adi Soemarmo (BIAS) dan KA Batara Kresna selama periode libur panjang Hari Raya Waisak 2025.

Momentum libur nasional yang berlangsung selama lima hari yakni mulai Jumat (9/5) hingga Selasa (13/5), memperlihatkan antusiasme tinggi masyarakat terhadap moda transportasi berbasis rel untuk perjalanan pendek, baik dalam konteks mobilitas perkotaan maupun pariwisata regional.

Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, menyampaikan bahwa KA BIAS yang melayani relasi Stasiun Bandara Adi Soemarmo – Madiun berhasil mencatat total volume keberangkatan dan kedatangan penumpang di berbagai stasiun Daop 6 mencapai 17.428 sepanjang periode Waisak, naik 32% dibandingkan periode yang sama minggu sebelumnya, Jumat (2/5) hingga Selasa (6/5) yang mencatat volume penumpang sebanyak 13.167 penumpang.

“KA BIAS menjadi moda andalan yang semakin dilirik masyarakat baik pelaku perjalanan udara maupun lainnya, karena menawarkan konektivitas langsung, tarif terjangkau, serta keandalan waktu tempuh dari pusat kota ke bandara. Moda ini telah menjadi tulang punggung integrasi antarmoda di wilayah Solo Raya, dan dalam momen liburan panjang seperti ini, perannya terbukti krusial dalam menjaga kelancaran arus penumpang,” ujar Feni.

Adapun stasiun Daop 6 dengan volume penumpang paling tinggi yaitu Solo Balapan dengan 9.654 penumpang, Solo Jebres 3.017 penumpang, Adi Soemarmo 2.580 penumpang, Sragen 1.933 penumpang, dan Kadipiro 244 penumpang.

Tak kalah menarik, KA Batara Kresna yang melayani relasi Stasiun Purwosari – Wonogiri juga menunjukkan tren peningkatan yang cukup bagus, dengan total volume keberangkatan dan kedatangan penumpang selama lima hari mencapai 6.106 penumpang atau meningkat 13.5% dari periode yang sama minggu sebelumnya, Jumat (2/5) hingga Selasa (6/5) yang mencatat volume penumpang sebanyak 5.378 penumpang.

Feni mengatakan bahwa kereta ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana mobilitas harian masyarakat, tetapi juga sebagai moda wisata tematik yang menyuguhkan pengalaman unik melintasi kawasan heritage dan sentra budaya Jawa.

“Jalur KA yang berpadu dengan suasana Kota Solo, termasuk melintasi jalan raya, menjadikan perjalanan dengan KA Batara Kresna sebuah atraksi tersendiri, khususnya bagi wisatawan domestik yang ingin merasakan pengalaman transportasi yang otentik dan khas,” kata Feni.

Kedua layanan ini menjadi representasi penting bahwa kereta api lokal mampu mendukung konektivitas antarwilayah sekaligus mengakselerasi pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

KAI Daop 6 mencermati bahwa pada momen liburan seperti Waisak, terdapat perubahan pola mobilitas masyarakat yang tidak hanya terfokus pada perjalanan jarak jauh, tetapi juga pada eksplorasi kawasan penyangga wisata dan kota-kota satelit yang terhubung langsung dengan simpul transportasi seperti stasiun.

“Fungsi kereta lokal kini melampaui sekadar alat transportasi. Ia menjadi jembatan konektivitas antarwilayah yang membuka akses ke destinasi-destinasi unggulan sert mendukung pemerataan ekonomi lokal. Hal ini sejalan dengan komitmen KAI dalam mendukung visi pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan aksesibilitas transportasi publik yang terintegrasi,” imbuh Feni.

Feni juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan inovasi terhadap layanan KA lokal, termasuk pengembangan waktu tempuh, peningkatan kualitas sarana, serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan.

Masrizal A. Syarief (Presiden Direktur PT. Graha Teknomedika): Apresiasi Pemerintah Indonesia Membuat Kebijakan yang Mendukung Industri

 

Masrizal A. Syarief (Presiden Direktur PT. Graha Teknomedika): Apresiasi Pemerintah Indonesia Membuat Kebijakan yang Mendukung Industri dalam Negeri dalam Menghadapi “Trump Effect”

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) bersama Radio Republik Indonesia (RRI) mengadakan KAGAMA Leaders Forum Series dengan tema ” TRUMP EFFECT : Bagaimana Indonesia Mendulang Peluang Di Tengah Perang Dagang” di Gedung Auditorium RRI Jakarta pada hari Rabu, 14 Mei 2025.

KAGAMA Leaders Forum Series dihadiri oleh Djauhari Oratmangun (Dubes Indonesia untuk China-Mogolia), Prof. Dr. Anggito Abimanyu (Wamen Keuangan), Nandi Julyanto (Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia), Masrizal A. Syarief (Presiden Direktur PT. Graha Teknomedika), Nezar Patria (Wamen Komdigi), Basuki Hadimuljono (Ketum KAGAMA), Didit Purwadi (Waketum KAGAMA), Sudrajad Jiwandono (Ekonom Senior), Hendrasmo (Direktur Utama RRI), Anwar Sanusi (Waketum PP KAGAMA / Kepala BPPK Kementerian Ketenagakerjaan).

 

Masrizal A. Syarief (Presiden Direktur PT. Graha Teknomedika), saat ditemui awak Media mengatakan ; “Dengan adanya Perang Dagang saat ini, perusahaan kami tidak terpengaruh karena ekpor kita ke negara AS sangat kecil tetapi yang kita khawatirkan kalo berpengaruh di pasar domestik akibat adanya permintaan dari Presiden AS Donald Trump agar TKDN agar segera dihapus, tetapi Pemerintah Indonesia membuat kebijakan yang mendukung industri dalam negeri dengan mengeluarkan

Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2025 dan sangat jelas Pemerintah kita mendukung produk dalam negeri.

Setelah Presiden menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2025 yang memperkuat posisi industri dalam negeri. Dengan jaminan pasar dan dukungan kebijakan, sejumlah perusahaan multinasional mulai menjalin kemitraan dengan industri lokal, baik dalam bentuk lisensi produksi maupun kontrak manufaktur.

Saat ini dari kejadian Perang Dagang bahwa industri sempat cemas dengan isu penghapusan TKDN pasca pernyataan kontroversial Presiden Trump yang menolak bentuk-bentuk proteksionisme negara lain.

Karena TKDN adalah penopang utama industri alkes nasional sejak pandemi. Dulu 90% alat kesehatan kita impor. Sekarang, sudah bisa substitusi hingga 50% untuk teknologi low hingga medium,” tutupnya.

Nandi Julyanto (Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia): Industriwan,  Pemerintah dan Akademisi Harus Bergerak Bersama Mengatasi Perang Dagang Global

Nandi Julyanto (Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia): Industriwan,  Pemerintah dan Akademisi Harus Bergerak Bersama Mengatasi Perang Dagang Global

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) bersama Radio Republik Indonesia (RRI) mengadakan KAGAMA Leaders Forum Series dengan tema ” TRUMP EFFECT : Bagaimana Indonesia Mendulang Peluang Di Tengah Perang Dagang” di Gedung Auditorium RRI Jakarta pada hari Rabu, 14 Mei 2025.

KAGAMA Leaders Forum Series dihadiri oleh Djauhari Oratmangun (Dubes Indonesia untuk China-Mogolia), Prof. Dr. Anggito Abimanyu (Wamen Keuangan), Nandi Julyanto (Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia), Masrizal A. Syarief (Presiden Direktur PT. Graha Ismaya), Nezar Patria (Wamen Komdigi), Basuki Hadimuljono (Ketum KAGAMA), Didit Purwadi (Waketum KAGAMA), Sudrajad Jiwandono (Ekonom Senior), Hendrasmo (Direktur Utama RRI), Anwar Sanusi (Waketum PP KAGAMA / Kepala BPPK Kementerian Ketenagakerjaan).

Nandi Julyanto (Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia) menyampaikan ; “Tantangan Perang Dagang saat ini bisa menjadi peluang seperti TKDN yang disampaikan melalui forum KAGAMA dimana TKDN itu bukan menjadi pinalti tetapi menjadi insentif sehingga semakin banyak investor yang mau berinvestasi di Indonesia dan dampak yang terjadi di dunia otomotif yaitu kalo negara-negara tujuan ekspor bermasalah dengan ekonominya sendiri otomatis demand terhadap mobil-mobil ekspor dari perusahaan otomotif Indonesia akan berkurang sehingga bagaimana kita bisa mengurangi dampak tersebut yang salah satunya dengan free trade agreement dengan negara-negara tujuan ekspor kita.

Bilamana ada free trade agreement tersebut maka ada penurunan pajak atau penambahan kuota, sedangkan untuk domestik yang menjadi kunci bahwasannya bagaimana meningkatkan konsumsi dalam negeri kita sendiri walaupun ada efisiensi anggaran tetapi di kuartal 2 sudah Growth dan kalo konsumsi domestik tumbuh maka dengan otomatis ekonomi akan bergerak dan market akan tumbuh.

Dan peningkatan daya beli domestik adalah kunci untuk memperkuat industri otomotif nasional. Kami pernah merasakan dampak positif ketika insentif pajak kendaraan diterapkan selama pandemi. Volume penjualan naik, pemasukan negara juga meningkat.

Terkait dinamika rantai pasok global dan transisi menuju elektrifikasi, Nandi menilai kondisi ini sebagai peluang. Toyota berencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi komponen kendaraan listrik global, termasuk baterai, unit penggerak, dan power control unit (PCU), melalui kemitraan dengan perusahaan China.

Harapannya dari beberapa hal yaitu bagaimana apa yang sudah didiskusikan dari forum KAGAMA bukan hanya wacana saja tetapi menjadi suatu kenyataan sehingga industri, Pemerintah, akademi harus bergerak bersama-sama untuk mengatasi adanya kejadian Perang Dagang ini dan bagaimana bisa mengubah tantangan ini menjadi suatu hal peluang yang tentunya Pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan yang mendukung industri yang melakukan efisiensi termasuk opportunity untuk relokasi dari negara China maupun dari negara lainnya ke Indonesia untuk perekonomian Indonesia menjadi lebih baik,” tutupnya.

Yanti Melianty Isa, Founder & CEO PT. Magfood Inovasi Pangan: Mari Bermitra dengan AMAZY Family Resto untuk Menjadi Pengusaha UMKM Food & Beverage Indonesia

Yanti Melianty Isa, Founder & CEO PT. Magfood Inovasi Pangan

 

 

Yanti Melianty Isa, Founder & CEO PT. Magfood Inovasi Pangan: Mari Bermitra dengan AMAZY Family Resto untuk Menjadi Pengusaha UMKM Food & Beverage Indonesia

 

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Sektor makanan dan minuman di Indonesia kini memasuki era baru, di mana inovasi, keberlanjutan, dan kolaborasi bisnis mulai memainkan peran utama dalam membentuk masa depan industri ini. Dalam perkembangan pesat ini, Food & Beverage Indonesia 2025 hadir untuk mendorong pertumbuhan bisnis, memperkuat rantai pasokan, dan memperkenalkan solusi-solusi terkini yang akan mendefinisikan generasi baru dalam produksi dan konsumsi pangan di Indonesia.

 

 

Pameran ini berlangsung pada 7 – 10 Mei 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta dan siap menyambut para profesional industri yang mencari solusi inovatif, peluang kemitraan baru, serta wawasan pasar yang dapat membawa mereka ke garis depan perkembangan industri F&B yang semakin dinamis.

Adapun pada pameran F&B tahun 2025 ini , AMAZY Family Resto ikut berpartisipasi dengan membuka booth dan juga lebih dari 250 perusahaan yang bergabung dari berbagai segmen industri—mulai dari produk makanan dan minuman di pameran F&B ini.

 

Ditemui awak media,

Yanti Melianty Isa, Founder & CEO PT. Magfood Inovasi Pangan, menjelaskan bahwa kali ini keikutsertaannya dalam pameran F&B yang diselenggarakan oleh Mukeni mulai tanggal 7 – 10 Mei 2025 ini adalah untuk memperkenalkan suatu konsep baru dari Mag Food. Kami sudah mempunyai frenchais restaurant Amazy ( yang menyasar pasar anak anak, remaja) dengan frozen food, bumbu – bumbu yang kami produksi sendiri sebelumnya.

Konsep yang baru dan kami perkenalkan ini adalah suatu konsep pendampingan kami ke customer untuk membuat merek/brand mereka sendiri yang sesuai dengan budget customer. Memberikan saran-saran atau menjadi konsultan bagi customer atau klien yang ingin bergabung dengan kami. Ia juga menjelaskan bahwa mereka mempunyai pelatihan wirausaha untuk umum, ada yang berbayar dan ada yang gratis.Tujuan dari pelatihan ini adalah membangun komunitas wirausaha yang besar di Indonesia, artinya, jadilah pengusaha yang berdaya saing positif, yang berpengetahuan luas, berkompeten. Jangan jadi pengusaha yang tradisional.

Saya berharap dengan membangun kewirausahawan dan peluang usaha dari Magfood dan Amazy, kita bisa menjadi bangsa yang besar dan memerdekakan bangsa kita dari kemiskinan, kebodohan, tanpa mengandalkan orang lain.

Saat ini saya membangun komunitas wirausaha dengan apapun mereknya, apapun bisnis makanannya. Ibu cantik ini selalu berfikiran positif, bersemangat dan tidak kenal lelah ini banyak mempunyai inovasi inovasi di bidang kuliner.

Saya berharap dengan adanya pameran ini kedepannya kita tetap harus berfikir positif apapun kondisinya di Indonesia karena pengusaha itu adalah pejuang pejuang ekonomi. Kita butuh moral untuk menjadi pejuang. Teruslah berbuat baik, teruslah menebar manfaat dan teruslah berusaha.

 

Tentang  Perusahaan

PT MagFood Amazy Internasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. khususnya dalam mengelola jaringan restoran
berbasis waralaba. Berdiri sebagai bagian dari PT. Magfood Inovasi Pangan mulai tahan 2001.

Perusahaan ini awalnya memulai bisnis dengan merek magfood
Redcrispy sebelum bertransformasi menjadi Amazy Family Resto tahun 2007. Amazy Family Resto adalah restoran keluarga yang dikenal dengan menu  andalannya, Chicken Crips yang terkenal dengan kerenyahannya serta daging  ayamnya yang rendah lemak, serta konsep restoran keluarga yang mengutamakan kenyamanan dan kualitas makanan.

Pada 2019, Amazy Frozen food mulai di produksi dan  dipasarkan melalui reseller agen, aplikasi online, grosir, marketplace  dan jaringan lainnya, selain melayani   kebutuhan  retail, Amazy Magfood juga melayani produk  berkualitas dengan standar HACCP, GMP, ijin edar  BPOM serta  sertifikasi Halal untuk kebutuhan hotel, restauran serta kafe.

Selain itu juga Amazy Frozen Food membuka  peluang usaha bagi pengusaha produsen untuk menjadi mitra lisensi  produksi  dengan mengembangkan rumah produksi  di daerah dengan keamanan  pangan

Dengan tagline “Your Amazing Family Resto,” Amazy terus berkembang di Indonesia dan Malaysia.

Selain itu Amazy juga menyajikan menu-menu lainnya seperti Potatoes Crips, burger crips. Fried Rice Crips, Spaghetti Crips, Soup, Chicken Steak juga Kesra segar seperti Mango Smash, Grape Milkshake, aneka chocolate drink Sarta lainnya yang selalu dikembangkan sesuai kebutuhan pasar. tagline Amazy adalah “Your Amazing Family Resto”

Usaha di bidang F&B
Selalu lengkap bagi calon pengusaha atau pemilik restoran yang ingin memulai usaha.  mengembangkan bisnis kuliner. Tersedia dalam satu paket praktis yang mencakup penyusunan business plan,    desain interior, hingga pengurusan izin.

 

Partner With Amazon:

 

-Layanan Pengembangan Produk Baru

R&D di MAGFOOD mengkhususkan diri dalam menciptakan formulasi yang dirancang khusus untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Kami dapat membantu  Anda mengembangkan konsep yang Anda inginkan serta memilih bahan yang sesuai dengan spesifikasi tertentu. termasuk bebas pewarna buatan, bebas MSG, atau persyaratan khusus lainnya.

-Layanan Label Pribadi

Layanan Private Label MAGFOOD memungkinkan klien untuk mengemas ulang produk Magfood yang sudah ada tanpa merek Magfood, sehingga mereka dapat memasarkan dan menjual produk tersebut dengan label mereka sendiri.

-Solusi Bumbu Makanan

Kami menawarkan beragam produk bumbu yang disesuaikan untuk industri makanan ringan dan produk layanan makanan untuk sektor HoReCa (hotel, restoran, katering), termasuk bubuk bumbu, bubuk saus, campuran tepung, dan minuman bubuk.

 

 

Konferensi Akademik Internasional Confucius Institute Asia Tenggara Kedua dan Forum Komunikasi Confucius Institute Indonesia Pertama diadakan di Jakarta

 

Konferensi Akademik Internasional Confucius Institute Asia Tenggara Kedua dan
Forum Komunikasi Confucius Institute Indonesia Pertama diadakan di Jakarta

 

Jakarta, 08 Mei 2025

 

 

Konferensi Akademik Internasional Confucius Institute Asia Tenggara kedua dan Forum Komunikasi Confucius Institute Indonesia pertama diadakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 7 Mei 2025.

 

Para pakar, guru dan pemerhati bahasa Mandarin dan pengelola Confucius Institute dari Asia Tenggara berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai perkembangan digital, perspektif teknik pendidikan bahasa Mandarin internasional dan topik-topik lainnya untuk pengembangan pendidikan bahasa Mandarin internasional yang berkualitas tinggi.

Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat Indonesia dalam pembelajaran bahasa Mandarin, sejak pendirian Confucius Institute pertama di Universitas Al Azhar pada tahun 2010, beberapa universitas di Tiongkok dan Indonesia telah bekerja sama untuk mendirikan Confucius Institute.

Saat ini telah berdiri 9 Confucius Institute dan satu kelas Confucius Institute independen di Indonesia, yang telah menjadi wadah penting bagi masyarakat untuk belajar bahasa Mandarin dan memahami budaya Tiongkok.

Pada kegiatan konferensi tersebut, secara resmi telah dibentuk Forum Komunikasi Confucius Institute Indonesia, yang bertujuan untuk mengintegrasikan sumber daya, memperkuat kolaborasi, meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Mandarin, serta memperdalam pertukaran budaya dan pendidikan antara Tiongkok dan Indonesia.

Wang Siping, Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia, mengatakan dalam pidatonya bahwa dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia terus meningkat, dan Confucius Institute serta Kelas Confucius telah berperan aktif dalam mempromosikan kerja sama pendidikan antara kedua negara.

Pembentukan Forum Komunikasi Confucius Institute
Indonesia menjadi momentum penting dalam perkembangan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia.

Beliau berharap bahwa
Confucius Institute akan terus menyelenggarakan kegiatan budaya yang kaya dan penuh warna untuk membantu masyarakat Indonesia melihat Tiongkok yang nyata dan komprehensif, dan untuk mengkonsolidasikan fondasi opini publik untuk pengembangan jangka panjang hubungan kedua negara.

Para delegasi peserta konferensi sepakat bahwa Asia Tenggara, dengan kedekatan geografis dan sejarah mempunyai hubungan yang panjang dengan Tiongkok, merupakan wilayah yang penting untuk pendidikan bahasa Mandarin internasional, dan bahwa Confucius Institute telah menjadi jembatan penting untuk mempromosikan pemahaman bersama tentang peradaban regional dan meningkatkan pertukaran antar masyarakat.

Pimpinan Universitas dari Fujian Normal University, Xihua University dan Xinyang Normal University di Tiongkok, serta Universitas Sebelas Maret, Universitas Pendidikan Ganesha dan Universitas Al Azhar Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan konferensi ini, mengatakan bahwa dalam menghadapi perkembangan zaman dan dengan latar belakang multikultural di Asia Tenggara serta tuntutan yang terus meningkat akan bahasa Mandarin, universitas-universitas tersebut berkomitmen akan terus memberikan dukungan penuh untuk menyediakan sumber daya pendidikan berkualitas tinggi dan pengalaman budaya yang mendalam bagi masyarakat di Indonesia.

(Lili Judiarti)

Green Transformation untuk Keberlanjutan di KAI Daop 6, Berbagai Inovasi Ramah Lingkungan di Stasiun dan Kereta Terus Gencarkan

Green Transformation untuk Keberlanjutan di KAI Daop 6, Berbagai Inovasi Ramah Lingkungan di Stasiun dan Kereta Terus Gencarkan

 

Yogyakarta, Galaxypost.id

 

KAI Daop 6 Yogyakarta terus mewujudkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan kelestarian lingkungan melalui berbagai inovasi di area stasiun dan layanan kereta api. Secara bertahap namun pasti, KAI Daop 6 menerapkan prinsip ramah lingkungan, efisiensi sumber daya dan keberlanjutan dalam menginisiasi langkah-langkah nyata untuk mendukung gerakan pelestarian bumi.

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, “KAI Daop 6 terus berinovasi dan beradaptasi untuk menciptakan ekosistem transportasi yang mengedepankan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Inisiatif yang kami jalankan tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi dan sampah, tetapi juga membangun kesadaran kolektif di kalangan pegawai dan pengguna jasa.”

Berbagai langkah green transformation yang sudah dilakukan di Daop 6 antara lain, secara bertahap mulai menerapkan paperless dalam ticketing angkutan penumpang melalui digitalisasi. Salah satunya adalah penerapan sistem pengecekan identitas penumpang saat boarding dengan teknologi face recognition yang memungkinkan proses boarding tanpa cetak tiket kertas. Layanan face recognition telah hadir di Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapa. Inovasi ini telah digunakan lebih dari 1.404.577 penumpang KA di stasiun Daop 6 yang terdapat fasilitas face recognition pada tahun 2024 dan pada triwulan I 2025 telah digunakan oleh lebih dari 437.735 penumpang. Inovasi ini terbukti efektif dalam menekan penggunaan kertas.

Sustainability dalam pemanfaatan energi terbarukan di KAI Daop 6 juga telah dilakukan dengan memasang panel surya di Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Solo Balapan, sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan energi terhadap listrik berbasis fosil. Selain itu, untuk mengurangi jejak karbon dari sektor transportasi, KAI Daop 6 secara bertahap telah mengadopsi penggunaan bahan bakar biodiesel jenis B40, yakni campuran 40% biodiesel berbasis minyak nabati dengan 60% solar. Penggunaan B40 ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung program transisi energi nasional menuju energi yang lebih bersih dan terbarukan.

Tak hanya di sisi internal, KAI Daop 6 Yogyakarta juga secara aktif mengajak para pengguna jasa untuk turut menerapkan upaya sustainability dalam kehidupan sehari-hari khususnya saat berada di lingkungan kereta api. KAI telah menyediakan fasilitas water station di 10 stasiun di wilayah Daop 6 yaitu Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, dan Solo Jebres, Wates, Klaten, Palur, dan Solo Kota. Fasilitas tersebut memungkinkan penumpang mengisi ulang air minum secara gratis serta sebagai upaya mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai. KAI juga secara aktif memberikan wawasan lingkungan kepada penumpang bahwa pilihan untuk naik kereta api juga turut dalam mewujudkan keberlanjutan dengan menghadirkan fitur carbon footprint dalam aplikasi Access by KAI. Fitur ini menyajikan informasi estimasi jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan kereta yang mereka tempuh, sekaligus memberikan perbandingan emisi dengan moda transportasi lainnya. Melalui fitur ini, KAI ingin mendorong kesadaran individu terhadap dampak lingkungan dari aktivitas mobilitas serta mengajak pelanggan untuk memilih moda transportasi yang lebih rendah emisi. Kehadiran fitur ini diharapkan tidak hanya menjadi alat informasi, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih sarana transportasi yang berkelanjutan. KAI Daop 6 juga mengganti plastik waste bag dengan kertas daur ulang sebagai kantong sampah di dalam kereta sebagai komitmen untuk mengurangi sampah non-organik.

“KAI Daop 6 Yogyakarta mengajak para pelanggan dan masyarakat untuk turut mendukung gerakan keberlanjutan yang telah dicanangkan oleh KAI salah satunya dimulai dari kebiasaan kecil saat menggunakan transportasi KA. KAI Daop 6 Yogyakarta secara bertahap dan berkesinambungan terus menunjukkan komitmennya pada implementasi ESG (Enviromental, Social, Governance),” tutup Feni.

Decoding Symbols: Cultural Influences Beyond Gaming

Introduction

Building upon the foundational insights from Unlocking the Mystery of Symbols: From Pachinko to Modern Games, it becomes evident that symbols serve as profound carriers of cultural significance beyond their roles in gaming. They act as visual language, embodying histories, beliefs, and social values across diverse societies. Exploring their influence outside gaming reveals how symbols shape cultural identities, adapt through media, and influence societal cohesion. This article deepens the understanding of how symbols function within broader cultural frameworks, illustrating their relevance in religious rituals, media reinterpretation, commercial art, and social movements, thus enriching our appreciation of their universal power.

1. Exploring the Cultural Dimensions of Symbols Beyond Gaming

a. How do cultural traditions influence the interpretation of symbols across societies?

Cultural traditions profoundly shape the meaning and perception of symbols. For example, the lotus flower holds spiritual significance in Asian cultures, symbolizing purity and enlightenment in Buddhism, but can also represent rebirth in Egyptian mythology. Similarly, the swastika, once a symbol of auspiciousness in Hinduism and Buddhism, was appropriated in the 20th century by Western groups with negative connotations, illustrating how cultural contexts influence interpretation. These examples demonstrate that the understanding of symbols is not universal but deeply rooted in specific cultural narratives and practices, which can evolve or be contested over time.

b. In what ways do symbols serve as carriers of cultural identity outside the gaming context?

Symbols function as powerful markers of cultural identity, fostering a sense of belonging and continuity. National flags, such as the Maple Leaf in Canada or the Hakenkreuz historically in Germany, evoke collective identity and shared history. Religious symbols like the Crescent and Star in Islam or the Om in Hinduism are integral to spiritual practices and communal cohesion. These symbols encapsulate values, history, and social bonds, often becoming rallying points during national or cultural celebrations, protests, or rituals, thus reinforcing societal cohesion beyond the realm of entertainment.

c. Case studies: Symbols in religious, ceremonial, and societal practices worldwide

Symbol Cultural Context Function
Yin-Yang Chinese philosophy Represents balance and harmony
Eagle United States Symbol of freedom and strength
Celtic Knot Celtic tradition Symbolizes eternity and interconnectedness

2. The Evolution of Symbolic Meaning in Popular Culture and Media

a. How have symbols from traditional cultures been adapted or appropriated in modern media and entertainment?

Traditional cultural symbols frequently appear in popular media, often reinterpreted to appeal to global audiences. For instance, the Japanese Koi fish has been stylized in anime and fashion, symbolizing perseverance. Similarly, the Mexican Day of the Dead skulls have been integrated into fashion and art, blending cultural heritage with contemporary aesthetics. However, this adaptation raises questions about cultural appropriation versus appreciation. When symbols are divorced from their original contexts, their meanings can shift, sometimes leading to misinterpretations or cultural insensitivity, underscoring the importance of respectful representation.

b. What is the impact of globalization on the reinterpretation of culturally significant symbols?

Globalization accelerates the exchange and transformation of symbols, often leading to their commodification or universalization. An example is the Peace symbol, originally designed in the 1950s for the British nuclear disarmament movement, which has become a global icon of peace regardless of its original context. Conversely, globalization can dilute specific cultural meanings, reducing symbols to mere aesthetic elements. This process creates a complex landscape where symbols can foster cross-cultural understanding or provoke cultural clashes, depending on how they are employed and perceived.

c. Examples of symbols transforming across different media platforms and their cultural implications

The Ouroboros, an ancient symbol of eternity, has appeared in various media—from medieval alchemical texts to modern comics and video games like God of War. Its reinterpretation reflects evolving themes of renewal and infinity. Similarly, corporate logos like Apple or Nike have become cultural symbols transcending their commercial origins, influencing fashion, art, and social movements. These transformations demonstrate the fluidity of symbols across media and their capacity to carry layered meanings that resonate differently across audiences.

3. Symbols in Commercial and Artistic Expression: A Cultural Lens

a. How do brands and artists leverage cultural symbols to evoke specific values or emotions?

Brands strategically incorporate cultural symbols to align with desired values or evoke emotional responses. For example, the use of the Lotus in wellness branding suggests purity and spiritual awakening. Artists often embed cultural motifs to evoke nostalgia, pride, or social commentary. The Vans logo, inspired by skateboard culture, signifies rebellion and youthfulness. Such uses harness the deep emotional and cultural resonance of symbols, enabling brands and artists to connect authentically with target audiences.

b. What are the ethical considerations when appropriating cultural symbols in commercial art?

Ethical considerations include respecting the original cultural significance, avoiding stereotypes, and ensuring that representation is accurate and respectful. For example, the commercialization of sacred Native American headdresses in fashion has sparked criticism for trivializing spiritual symbols. It is crucial for creators to engage with cultural communities, seek permission, and understand the symbols’ meanings to prevent cultural exploitation or misrepresentation. Thoughtful engagement fosters authenticity and promotes cultural appreciation rather than appropriation.

c. The role of symbols in shaping aesthetic trends and cultural dialogues in contemporary art

Symbols serve as visual shorthand that can challenge or reinforce societal norms. Contemporary artists like Ai Weiwei incorporate Chinese cultural motifs to critique political regimes, while street art uses symbols like the peace sign or anarchy symbols to provoke dialogue on social issues. As aesthetic trends evolve, symbols facilitate cultural dialogues, enabling artists to communicate layered messages that resonate across diverse audiences and spark collective reflection.

4. The Psychological and Social Power of Symbols in Society

a. How do symbols influence social cohesion and group identity beyond gaming communities?

Symbols underpin social cohesion by providing shared references that unify groups. National anthems and flags evoke patriotism, while religious icons reinforce community bonds. For instance, the Crucifix in Christian communities signifies faith and collective identity. During social movements, symbols like the Black Lives Matter logo or the Pink Ribbon for breast cancer awareness galvanize collective action and solidarity. These symbols foster a sense of belonging and common purpose, transcending entertainment to impact societal cohesion.

b. In what ways can symbols both unify and divide societies?

While symbols can unify, they also have the power to divide when misused or misunderstood. For example, the Confederate flag in the United States is seen by some as a symbol of heritage but by others as a symbol of racism and oppression. Similarly, religious symbols can become flashpoints for conflict if their meanings are contested or politicized. The dual capacity of symbols to foster solidarity or incite division underscores the importance of context and interpretation in their societal impact.

c. The role of symbols in social movements and political activism outside the gaming sphere

Symbols are central to political activism, encapsulating complex messages into recognizable icons. The Rainbow Flag symbolizes LGBTQ+ rights, while the Raised Fist signifies solidarity and resistance across various movements. These symbols mobilize supporters, communicate core messages succinctly, and create visual identities that endure beyond specific events. Their power lies in their ability to transcend language barriers, fostering a shared understanding that can inspire action and social change.

5. Bridging Cultural Symbols with Global Connectivity: Challenges and Opportunities

a. How does digital communication reshape the understanding and spread of cultural symbols?

Digital platforms enable rapid dissemination and reinterpretation of symbols, often transcending geographical boundaries. Memes, social media hashtags, and viral videos can popularize symbols globally, as seen with the Ice Bucket Challenge or #MeToo. However, this speed can also distort meanings or strip symbols of their cultural context, leading to misinterpretation. The democratization of symbol sharing offers opportunities for cross-cultural dialogue but demands sensitivity to maintain authenticity.

b. Can cross-cultural exchanges lead to a shared global symbolism?

Yes, cross-cultural exchanges can foster shared symbols that promote understanding and unity. The Peace symbol exemplifies this, originating from a specific movement but now recognized worldwide. Similarly, the use of the heart symbol in various cultures signifies love and compassion universally. However, creating truly shared symbols requires respectful exchange, acknowledgment of origins, and avoidance of cultural appropriation, ensuring symbols serve as bridges rather than barriers.

c. Potential conflicts and misunderstandings arising from cultural symbol misinterpretation in a connected world

Misinterpretation can lead to conflicts, especially when symbols are used out of context or disrespectfully. For example, commercial use of sacred indigenous symbols without understanding their significance can cause offense. Additionally, political groups may co-opt symbols to serve divisive agendas. Navigating these challenges requires increased cultural literacy, dialogue, and sensitivity to diverse perspectives to prevent misunderstandings and foster respectful intercultural exchanges.

6. Returning to the Core: Connecting Cultural Symbols Back to Gaming and Beyond

a. How does understanding cultural symbolism deepen our appreciation of gaming as a cultural phenomenon?

Recognizing the cultural symbolism embedded in games enhances our appreciation of gaming as more than entertainment—it becomes a reflection of societal values, histories, and identities. For instance, the use of mythological motifs in titles like God of War or Hades underscores how games serve as modern storytelling vessels, preserving and reinterpreting cultural narratives. This awareness fosters a richer engagement with games as cultural artifacts, revealing layers of meaning rooted in diverse traditions.

b. What lessons from cultural symbol interpretation can enhance game design and storytelling?

Game designers can draw on cultural symbols to craft more authentic and meaningful narratives. Incorporating symbols with contextual depth encourages players to explore cultures respectfully and thoughtfully. For example, using authentic motifs in fantasy settings can enhance immersion and cultural appreciation. Additionally, storytelling that acknowledges the origins and significance of symbols fosters trust and educates players about diverse traditions, enriching the gaming experience.

c. Final reflection: Expanding the mystery — from pachinko machines to global cultural narratives

From the intricate symbols on pachinko machines to the complex iconography of international cultures, symbols serve as gateways to understanding human societies. They carry stories, values, and histories that transcend borders, offering a shared language of meaning. As we continue to navigate a connected world, embracing the depth and diversity of symbols can foster mutual respect and deepen our collective cultural narratives, turning symbols from mere signs into bridges of understanding.

Penerimaan Mahasiswa Baru Pascasarjana* *Universitas Pertahanan RI*

Penerimaan Mahasiswa Baru Pascasarjana*
*Universitas Pertahanan RI*

 

 

 

 

*Alamat pendaftaran:*
https://penerimaan.idu.ac.id

*Jadwal pelaksanaan:*
Pendaftaran online: 1 April – 31 Mei 2025

 

 

 

*Prodi yang dioperasionalkan:*

– Prodi Magister Strategi Perang Semesta (Kelas Internasional)
– Prodi Magister Peperangan Asimetris
– Prodi Magister Diplomasi Pertahanan (Kelas Internasional)
– Prodi Magister Strategi Pertahanan Laut
– Prodi Magister Manajemen Pertahanan (Kelas Internasional)
– Prodi Magister Ekonomi Pertahanan
– Prodi Magister Ketahanan Energi
– Prodi Magister Manajemen Bencana
– Prodi Magister Keamanan Maritim
– Prodi Magister Damai dan Resolusi Konflik
– Prodi Magister Hukum Keadaan Darurat
– Prodi Magister Ketahanan Pangan
– Prodi Magister Industri Pertahanan
– Prodi Magister Teknologi Penginderaan
– Prodi Magister Teknologi Persenjataan
– Prodi Magister Teknologi Daya Gerak
– Prodi Magister Terapan Rekayasa Pertahanan Siber (Kelas Internasional)

 

 

 

*Persyaratan Umum:*

– Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing;
– Berusia paling tinggi 45 tahun tahun bagi peserta dari umum, 50 tahun bagi peserta dari TNI/POLRI/ASN/BUMN;
– Tidak pernah tersangkut perkara pidana atau perdata dibuktikan dengan SKCK bagi peserta dari umum;
– Sehat jasmani dan rohani;
– Melampirkan surat persetujuan dari komandan/kepala satuan untuk mengikuti seleksi bagi peserta dari TNI/Polri/ASN, atau pimpinan instansi bagi peserta dari BUMN;
– Diutamakan bagi yang belum pernah mendapatkan beasiswa pendidikan program magister dari pemerintah.

*Persyaratan Khusus:*
– Lulusan program S-1 atau sederajat dari perguruan tinggi terakreditasi minimal Baik Sekali;
– Memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) pendidikan program S-1 atau sederajat minimal 3,00 untuk jurusan sosial/humaniora dan 2,75 untuk jurusan eksakta;
– Pangkat minimal Lettu bagi peserta dari TNI, Iptu bagi peserta dari Polri dan telah memiliki masa dinas minimal 6 tahun;
– Pangkat minimal golongan III/b bagi PNS dan masa dinas minimal 1 tahun;
– Memiliki latar belakang pendidikan S-1 di bidang STEM bagi mahasiswa yang akan mendaftar prodi yang memiliki keilmuan STEM;
– Diutamakan yang sudah bekerja minimal 2 tahun bagi peserta dari umum;
– Khusus prodi Strategi Perang Semesta, pangkat minimal Kolonel bagi peserta dari TNI, Kombes bagi peserta dari Polri, Golongan IV/a bagi PNS dan jabatan selevel Manajer bagi peserta dari umum.

Imajinari Rilis First Look Film Tinggal Meninggal, Sebuah Karya Jail Penuh Makna dari Film maker Muda Kristo Immanuel

Imajinari Rilis First Look Film Tinggal Meninggal, Sebuah Karya Jail Penuh Makna dari Film maker Muda Kristo Immanuel

 

Jakarta, 24 April 2025 —

 

Imajinari, rumah produksi yang selalu punya tempat spesial untuk ide-ide cemerlang  dari sineas muda, kembali siap memanjakan penonton lewat karya terbaru mereka. Kali ini lewat film Tinggal Meninggal, Imajinari semakin menegaskan komitmennya dalam mendukung ide-ide segar dan out of the box dari kreator-kreator muda yang berani tampil beda.

Jelang penayangan Tinggal Meninggal  di bioskop beberapa bulan lagi, Imajinari merilis first look yang menampilkan para pemain film ini. Salah satu stm first look-nya memperlihatkan Omara Esteghial sebagai Gema dengan wajah penuh tanda tanya saat berada di rumah duka. Tak ketinggalan juga Jared Ali yang berperan sebagai Gema kecil yang muncul dengan wajah Jahilnya. Lalu, ada juga foto Gema bersama sang ibu, yang diperankan oleh Nirina Zubir. Sementara foto lainnya menunjukkan wajah-wajah sejumlah  karakter yang tak lain adalah para teman kantor Gema. First look yang absurd dan mengundang tanda tanya ini, diunggah oleh para pemain dan tim produksi, dari @ernestprakasa, @kristo.immanuel, @dipaaa, @omara.esteghial hingga @jessica tjiu.

Film Tinggal Meninggal sendiri merupakan karya dari Kristo Immanuel, komedian sekaligus kreator konten yang untuk pertama kalinya menjajal kursi sutradara film panjang. Tak hanya menulis cerita, Kristo juga membesut film ini. Kristo Immanuel mengungkapkan rasa syukurnya karena ide jail yang ia miliki akhirnya bisa bertemu dengan publik melalui dukungan Imajinari.

“Sebagai seorang yang awalnya  cuma iseng bercanda lewat konten, bersyukur banget Imajinart kasih kepercayaan buat mewujudkan ide absurd Ini jadi film beneran. Rasanya luar biasa bisa melihat ide yang tadinya cuma ada di kepala, akhirnya bisa ketemu penonton di bioskop nanti, ” ujar Kristo yang menulis skenario ini selama hampir 1,5 tahun.

Kristo tentu saja tak sendiri dalam menghadirkan karya film panjang perdananya ini, namun dengan dukungan dari dua nama besar di industri, Ernest Prakasa dan Dipa Andika sebagai produser. Ernest Prakasa selaku produser menegaskan bahwa Imajinari berdiri dengan visi kuat untuk menjadi wadah bagi sineas muda dalam menyalurkan kreativitas mereka, salah satunya ide Kristo lewat Tinggal Meninggal.

Maman Ernest Prakasa selaku produser menuturkan, “Dari awal berdiri, Imajinari selalu punya semangat  untuk memberikan panggung bagi ide-ide segar dari film maker muda. Kristo adalah salah satu talenta yang punya gaya bertutur unik, berani, namun penuh ketulusan. Kami sangat banggg bisa menjadi bagian dari perjalanan kreatifnya lewat Film Tinggal Meninggal.

Tinggal Meninggal bercerita tentang kematian, namun bukan dari sisi yang biasa. Ketika ayahnya meninggal, seorang pemuda kesepian bernama Gema justru menemukan kehangatan yang selama ini ia rindukan, hadir dari rekan-rekan kantornya. Namun, ketika perhatian itu perlahan memudar dan hidupnya kembali sepi seperti semula, sebuah pertanyaan mulai mengganggu pikirannya: siapa yang harus meninggal berikutnya?

Film ini dibintangi oleh jajaran aktor dan aktris ternama seperti Omara Esteghial sebagai Gema, Nirina Zubir sebagai Mama Gema, Mawar De Jongh sebagai Kerin, Shindy Huang sebagai Adriana, Muhadkiy Acho sebagai Pak Cokro, Ardit Erwandha sebagai Ilham, Mario Caesar sebagai Danu, Nada Novia sebagai Naya, Gilbert Pattiruhu sebagai Papa Gerna, hingga Jared Ali yang memerankan Gema kecil.

Kehadiran mereka siap memberikan warna tersendiri dalam narasi yang absurd, menggelitik, namun tetap reliable. Jangan lewatkan info update dan kejutan lainnya dengan mengikuti media sosial resmi @imajinari.

Karena  bisa jadi, cerita ini bukan cuma soal Gema, tapi juga tentang kita semua.