Category Berita

Polemik Pagar Laut, CIC : Usut dan Tangkap Pelaku Sebagai Wujud Jalankan Instruksi Presiden

Jakarta, Galaxypost.id

Dewan Pimpinan Pusat Corruption Investigation Commiittee ( DPP CIC) menilai adanya  polemik pagar laut menggambarkan masih terjadi miskoordinasi dan egosektoral di antara lembaga pemerintah.

Situasi ini tentu sangat berbahaya dan yang menjadi korbannya adalah warga masyarakat.

Ketua Umum CIC Raden Bambang.SS yang didampingi Sekretaris Jenderal CIC DJ Sembiring mengungkapkan perbedaan pendapat antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan TNI Angkatan Laut soal pembongkaran pagar laut bisa menjadi gambaran tidak terkoordinasinya kerja antar lembaga pemerintah. Bahkan satu sama lainnya saling menuduh.

“Dengan kondisi ini,  diduga ada  keterlibatan oknum pejabat. Mereka  bermain dengan pengusaha demi keuntungan pribadi maupun kelompok,” ucapnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Menurut Raden Bambang, karena hal tersebut telah menjadi “Lumbung Rezeki” yang cukup menggiurkan maka dimanfaatkan oleh para oknum-oknum pejabat itu.

“Sekarang, tinggal diselidiki siapa saja yang terlibat, Baik itu oknum pejabat maupun pihak pengesahan agar segera diproses secara hukum yang berlaku. Jangan yang terlibat dalam kasus ini dilindungi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Raden Bambang meminta Presiden Prabowo untuk dapat membuktikan janjinya kepada  pelaku korupsi. Upaya bersih-bersih yang dilakukan sebgai langkah tepat untuk membuktikan ucapan seorang Presiden.

SKINTIFIC Hadirkan Sensitive Moisture Gel: Inovasi Moisturizer Pink dengan Vitamin B12 untuk Kulit Sensitif dan Berjerawat

Jakarta, Gakaxypost.id

Merawat kulit sensitif dan berjerawat bukan merupakan perjalanan yang mudah. Kulit sensitif sering kali menghadapi tantangan yang lebih kompleks, seperti kemerahan, rasa gatal, hingga dehidrasi akibat faktor eksternal, seperti polusi dan penggunaan produk yang kurang tepat. Menjawab kebutuhan ini, SKINTIFIC dengan bangga meluncurkan Sensitive Moisture Gel, moisturizer inovatif yang dirancang khusus untuk membantu memperbaiki kulit dengan bahan alami, sekaligus memberikan hidrasi yang tahan lama dan menenangkan.

Mengusung pendekatan berbasis sains, Sensitive Moisture Gel hadir sebagai 2-in-1 moisturizer yang dirancang untuk menenangkan sekaligus memperbaiki kondisi kulit.

Dengan formulasi bahan-bahan aktif premium, moisturizer ini memberikan hidrasi mendalam, membantu meredakan iritasi, dan mendukung proses regenerasi alami kulit sensitif, sehingga kulit terasa lebih sehat dan nyaman.

Keunggulan produk ini semakin diperkuat dengan formulasi 7X Ingredients Complex, kombinasi tujuh bahan unggulan seperti Vitamin B12, Bisabolol, Squalane, Ectoin, Centella Asiatica, Ceramide NS, Ceramide NG, dan Lactobacillus. Kombinasi bahan-bahan ini bekerja secara sinergis untuk menenangkan iritasi, meredakan kemerahan, dan memulihkan keseimbangan kulit. Dengan kandungan Vitamin B12 unik yang memberikan warna pink alami, Sensitive Moisture Gel mendukung perbaikan skin barrier sekaligus mempercepat regenerasi kulit sensitif untuk hasil yang optimal.

Tekstur gel yang ringan dan mudah meresap memastikan kenyamanan bagi pemilik kulit sensitif tanpa meninggalkan rasa lengket. Formulasi ini tidak hanya memberikan hidrasi yang mendalam, tetapi juga menciptakan sensasi segar yang menenangkan, menjadikannya solusi ideal untuk penggunaan sehari-hari.

Sebagai produk yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kulit sensitif, Sensitive Moisture Gel menempatkan pengalaman konsumen sebagai prioritas utama.

Dengan formulasi yang telah teruji secara klinis dan direkomendasikan oleh dermatologis, produk ini tidak hanya aman bagi kulit sensitif tetapi juga cocok untuk semua jenis kulit. Moisturizer ini bekerja dengan menenangkan kulit yang teriritasi, memperbaiki kondisi skin barrier, sekaligus memberikan perlindungan tambahan terhadap stres lingkungan.

Lebih dari sekadar moisturizer, Sensitive Moisture Gel adalah solusi yang dirancang untuk membantu pengguna merasakan transformasi kulit yang lebih sehat, lembap, dan terlindungi dari berbagai faktor eksternal.

Sensitive Moisture Gel tersedia dengan harga Rp149.000 dan dapat dibeli secara online melalui platform e-commerce terpercaya maupun secara offline.

Rumah Produksi NIH Pictures Kembali Merilis Film Horor Terbaru “Aplikasi Iblis”.

Jakarta, Galaxypost.id

Rumah produksi NIH Pictures kembali merilis film terbaru berjudul “Aplikasi Iblis”, sebuah film yang bergenre horor yang membawa penonton pada sebuah perjalanan mencekam yang menggabungkan unsur mistis dan balas dendam. Cerita dalam film ini sangat berhubungan dengan kehidupan dan teknologi yang menjadi pegangan hidup sehari-hari. Kehilangan yang dicintai dalam film ini menjadi alasan untuk bertindak diluar nalar.

Dikisahkan, setelah kehilangan kekasih tercinta, Laras, dalam sebuah pembunuhan yang tragis, Arya mencoba mencari jawaban dan penutupan kisah cintanya. Ia menemukan sebuah aplikasi misterius bernama “I Let You In” yang diklaim dapat menghubungkannya dengan arwah. Dengan harapan dapat berkomunikasi dengan Laras, Arya pun mencoba aplikasi and tersebut dan tak disangka, ia berhasil bertemu dengan arwah Laras.

Didorong oleh rasa kehilangan dan keinginan untuk membalaskan dendam, Arya terjebak dalam sebuah permainan berbahaya. Arwah Laras yang ia hubungi ternyata bukanlah roh kekasihnya yang sebenarnya, melainkan entitas jahat yang memanfaatkan kesedihan Arya untuk melancarkan rencananya. Arya pun harus berjuang untuk menghentikan entitas jahat tersebut dan menyelamatkan dirinya sendiri.

“Film Aplikasi Iblis ini menggambarkan ada sesosok iblis yang merasuki aplikasi tersebut. Yang membuat film ini berbeda karena ada gabungan iblisnya dan actionnya,” ujar sang Produser, Raden Dimas Aryanto dalam acara konferensi pers di kawasan Kemang Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025).

Film Horror “Aplikasi Iblis” tidak hanya sekedar menampilkan kengerian namun juga penuh dengan plot yang mencengangkan membuat film ini berbeda dari film horor lainnya, ditambah dengan perpaduan antara kisah cinta, balas dendam, dan horor yang dibalut dengan misteri akan semakin membuat penonton terus penasaran hingga akhir film.

Film ini tidak hanya menyajikan hiburan ‘ semata, tetapi juga mengangkat tema tentang kesedihan, penyesalan, dan bahaya dari keinginan untuk membalas dendam, dimana ini membawa pesan moral yang tinggi untuk setiap penonton film Indonesia yaitu belajar tentang keikhlasan dan pesan “Jangan Main-main Dengan Arwah, Kalian Akan Tersesat”.

Tim produksi merancang banyak visual khusus yang tidak hanya bertujuan menakutkan, namun juga menghadirkan visual yang memukau dan atmosfer yang mencekam agar penonton mendapatkan pengalaman yang lebih saat menonton Film Aplikasi Iblis ini.

Film yang disutradarai Dimas Anggara ini menampilkan pemeran film yaitu Junior Roberts (Arya), Aldo Irawan Putra (Bayu), Aulia Deas (Mia), Ruth Marinir (Maryati), Dida Arlingga (Boss Arya), Della Dartyan (Jenny), Danang (Agus).

Proses produksi film “Aplikasi Iblis” telah selesai pada Desember 2024 dan ditargetkan dirilis di tahun 2025. “NIH Pictures berkomitmen untuk menghadirkan film berkualitas yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan berharap film “Aplikasi Iblis” dapat menjadi salah satu film Indonesia yang sukses dan mendapatkan tempat di hati penonton.

Implementing data-driven personalization in email marketing requires more than just collecting customer data; it demands a meticulous, technically sophisticated approach to integrating multiple data sources seamlessly. This deep-dive explores the concrete steps, advanced techniques, and actionable strategies to achieve accurate, real-time, and comprehensive data integration that empowers hyper-personalization. We will dissect each phase, from identifying critical data points to automating data flows, ensuring your campaigns are not only personalized but also scalable and compliant.

1. Selecting and Integrating Customer Data Sources for Personalization

a) Identifying Critical Data Points (Demographics, Behavioral, Transactional)

Begin by constructing a comprehensive data map that captures all potential touchpoints. Prioritize data points based on their impact on personalization accuracy. For instance:

• Demographics: Age, gender, location, income level, profession.
• Behavioral Data: Website browsing patterns, email engagement history, time spent on pages, clickstream data.
• Transactional Data: Purchase history, cart abandonment, average order value, product preferences.

Use tools like customer journey mapping to identify gaps and overlaps. For actionable insight, leverage event tracking platforms such as Google Tag Manager and CRM exports to create a master data schema.

b) Ensuring Data Accuracy and Completeness

Data accuracy is foundational. Implement validation rules at the point of collection:

• Format Validation: Use regex patterns for email addresses, phone numbers.
• Mandatory Fields: Enforce required fields in forms to avoid missing data.
• Cross-Verification: Cross-check transactional data with CRM records weekly to identify discrepancies.

Deploy data quality tools like Talend Data Quality or Data Ladder to automate validation, deduplication, and enrichment processes.

c) Integrating Data from CRM, Web Analytics, and Third-Party Sources

Achieving a unified customer profile requires integrating diverse data sources through robust pipelines:

1. APIs & Webhooks: Use RESTful APIs to fetch real-time data from CRM platforms (e.g., Salesforce, HubSpot).
2. ETL Pipelines: Design Extract-Transform-Load workflows using tools like Apache NiFi or Fivetran to consolidate web analytics (Google Analytics, Mixpanel) and third-party data (social media, loyalty programs).
3. Data Warehouse: Store integrated data in a centralized warehouse such as Snowflake or BigQuery for unified access.

Ensure data normalization and schema alignment during transformation to maintain consistency across sources.

d) Automating Data Collection Processes for Real-Time Updates

Manual data refreshes are insufficient for personalized campaigns. Implement automation frameworks:

• Event-Driven Architecture: Configure webhooks and serverless functions (AWS Lambda, Azure Functions) to trigger data syncs immediately after user actions.
• Streaming Data Pipelines: Use Kafka or Kinesis to stream user activity data into your warehouse with minimal latency.
• Scheduling & Orchestration: Use tools like Apache Airflow or Prefect to schedule and monitor data workflows, ensuring freshness.

“Real-time data integration transforms static personalization into dynamic, adaptive customer experiences, but it requires meticulous architecture and automation.” — Industry Expert

2. Segmenting Audiences Using Advanced Data Techniques

a) Defining Dynamic Segments Based on Behavioral Triggers

Leverage event-based segmentation by defining rules that adapt as new data arrives:

Implement these with a real-time segmentation engine like Segment or custom SQL queries within your warehouse, ensuring segments update instantly based on live data.

b) Applying Predictive Analytics for Future Behavior Forecasting

Use machine learning models to predict customer actions:

• Model Selection: Choose algorithms like Random Forest or Gradient Boosting for churn prediction or next purchase likelihood.
• Feature Engineering: Derive features such as recency, frequency, monetary value (RFM), website engagement scores, and social signals.
• Model Deployment: Use platforms like SageMaker or Azure ML to deploy models that output probability scores, which then trigger specific email flows.

For example, a customer with a high predicted churn probability could automatically receive a retention offer.

c) Creating Micro-Segments for Hyper-Personalized Campaigns

Go beyond broad segments by combining multiple data dimensions:

• Combine transactional history with behavioral data to identify “high-value but disengaged” customers.
• Use clustering algorithms like K-Means on customer vectors (purchase frequency, website interactions, product categories) to discover nuanced groups.
• Apply these micro-segments to craft ultra-specific content, such as recommending products in categories they’ve shown interest in but haven’t purchased recently.

“Micro-segmentation enables marketers to craft messages so precise, they feel personalized at an individual level—drastically increasing engagement.”

d) Validating Segment Effectiveness Through A/B Testing

Ensure your segmentation strategies yield measurable improvements:

1. Design Test Variants: Create duplicate segments with slight variations in criteria or messaging.
2. Run Controlled Experiments: Use tools like Optimizely or built-in platform testing features to deliver different campaigns randomly.
3. Analyze Results: Measure open rates, click-through rates, conversions, and revenue attribution to determine which segments perform best.

Iterate based on findings, refining segment definitions to maximize ROI.

3. Designing Personalized Email Content Based on Data Insights

a) Crafting Dynamic Content Blocks for Different Segments

Use your email platform’s dynamic content features to tailor messaging:

Leverage Liquid syntax (Shopify) or AMPscript (Salesforce) to insert dynamic blocks based on customer data.

b) Automating Personalization with Conditional Logic

Implement rules that adapt content in real-time:

• If-Else Statements: Show different product recommendations based on past purchases.
• Priority Rules: Display premium offers to high-spenders, loyalty rewards to frequent buyers.
• Time-Based Content: Offer flash sales during customer birthdays or anniversaries.

Test conditional logic thoroughly in staging environments to prevent broken experiences.

c) Incorporating Customer Preferences and Past Interactions

Use stored customer preferences to enhance relevance:

• Retrieve preference data from your CRM or preference center integrations.
• Display personalized product categories or brands they favor.
• Highlight new arrivals in their preferred styles or colors.

Ensure preference data is up-to-date by prompting users periodically to review and update their preferences.

d) Using Data-Driven Recommendations to Increase Engagement

Integrate recommendation engines into your email content:

• Collaborative Filtering: Recommend products based on similar customer behaviors.
• Content-Based Filtering: Show items similar to those viewed or purchased previously.
• Hybrid Models: Combine multiple algorithms for refined suggestions.

Use APIs from recommendation platforms like Algolia or Dynamic Yield to fetch personalized suggestions dynamically within email templates.

4. Implementing Technical Tools and Platforms for Data-Driven Personalization

a) Selecting the Right Email Marketing Automation Platform

Choose platforms that support advanced personalization features and robust API integrations:

• Examples: Salesforce Marketing Cloud, HubSpot, Braze, Iterable.
• Key Features: Dynamic content blocks, conditional logic, API access, real-time data sync.

Evaluate platforms based on their ability to integrate with your data warehouse and analytics tools.

b) Configuring APIs for Data Synchronization

Set up secure, reliable APIs following these best practices:

1. Authentication: Use OAuth 2.0 or API keys with strict access controls.
2. Rate Limiting: Implement rate limits to prevent API overloads.
3. Error Handling: Design fallback procedures for failed syncs, such as queued retries.
4. Logging & Monitoring: Use tools like Datadog or New Relic to oversee API health.

Test APIs thoroughly with sandbox environments before deploying to production.

c) Utilizing Machine Learning Models for Content Optimization

Enhance personalization with ML-driven content selection:

• Model Training: Use historical engagement data to train models predicting the most relevant content.
• Model Deployment: Integrate models via APIs that score and rank content options in real-time.
• Feedback Loop: Continuously retrain models using new data for improved accuracy.

For example, Netflix’s recommendation engine employs such techniques for personalized content delivery—adapt this approach for email content curation.

d) Setting Up Data Privacy and Compliance Measures (GDPR, CCPA)

Compliance is non-negotiable. Implement these measures:

• Consent Management: Use explicit opt-in forms with clear data usage disclosures.
• Data Minimization: Collect only necessary data and allow users to access/delete their info

Implementing micro-targeted messaging isn’t just about crafting personalized content—it’s about executing a precise, technically sound process that ensures each niche segment receives the right message at the right time. This deep dive elucidates the step-by-step technical strategies, practical configurations, and troubleshooting tactics necessary for marketers aiming to elevate their personalization capabilities. We will explore how to configure segmentation in marketing automation platforms, leverage behavioral triggers, and deliver dynamic content tailored explicitly to hyper-specific segments.

1. Setting Up Precise Audience Segmentation in Marketing Automation Platforms

a) Structuring Segmentation Logic with Advanced Filters

Begin by defining detailed segment criteria within your marketing automation platform (e.g., HubSpot, Marketo). Use Boolean logic to combine multiple filters, such as demographic attributes (age, location, job title) with psychographic indicators (interests, values, behavioral patterns). For example, create a segment for “Eco-conscious urban professionals aged 30-45 who have recently engaged with sustainability content”.

b) Incorporating Behavioral Analytics and CRM Data

Integrate behavioral analytics tools (e.g., Hotjar, Mixpanel) with your CRM to enrich segmentation. Use event tracking to identify actions such as page visits, form submissions, or product views. Map these behaviors against CRM contacts to refine audience groups further. For example, tag users who have viewed a specific product category with a custom field, enabling granular segmentation like “Interested in premium eco-laptops”.

c) Building Explicit Audience Personas with Behavioral Indicators

Create detailed personas that include explicit behavioral signals. Utilize CRM custom fields, such as “Content Engagement Level” or “Purchase Intent Score”. These indicators inform not only who the segment is but also how they behave, enabling precise targeting. For instance, a persona could be “Eco-enthusiast with high engagement and recent purchase intent”.

2. Developing Highly Customized Messaging Strategies for Niche Segments

a) Crafting Personalization Tactics Based on Segment-Specific Motivations and Pain Points

Identify core motivations through surveys, direct feedback, and behavioral data. For instance, eco-conscious urban professionals may value sustainability and convenience. Use this insight to craft messaging that emphasizes how your product aligns with these values. Implement dynamic placeholders such as {{Segment.Motivation}} in your email templates to insert tailored messages like “Save the planet effortlessly with our eco-friendly laptops”.

b) Using Dynamic Content and Conditional Logic for Real-Time Personalization

Configure your email and website platforms to serve content conditionally based on segment attributes. For example, in HubSpot, use smart content blocks with conditions like “if contact’s interest in sustainability is high”. Use JavaScript snippets for real-time site personalization, such as displaying eco-friendly product bundles only to those who meet specific behavioral triggers.

c) Matching Tone, Language, and Visuals to Segment Expectations

Develop multiple language and visual styles aligned with niche preferences. For eco-conscious segments, use earthy tones, nature imagery, and jargon emphasizing sustainability. Maintain brand consistency but adapt tone—formal for corporate eco-initiatives, casual for individual consumers. Use A/B testing to determine which style yields higher engagement.

3. Technical Implementation of Micro-Targeted Messaging

a) Configuring Segmentation in Marketing Automation Platforms

Use platform-specific segmentation features:

• HubSpot: Create static and active lists using complex filters, saved views, and contact property criteria.
• Marketo: Use Smart Lists with filters based on custom fields, behavioral triggers, and engagement scores.

Ensure your segmentation logic is modular, enabling easy updates and testing.

b) Implementing Tagging and Behavioral Triggers

Set up event-based tags in your analytics and CRM to track user actions. For example, in Google Tag Manager integrated with your CRM, create triggers for:

• Page views on specific eco-product pages
• Form submissions indicating interest in sustainability topics
• Click events on eco-friendly banners

Leverage these tags within your automation workflows to dynamically assign users to segments.

c) Dynamic Content Delivery Based on Segment Attributes

Configure your platform to serve content dynamically:

• In Email: Use conditional blocks or personalization tokens that reference contact properties.
• On Websites: Implement server-side or client-side scripts to serve different content blocks based on cookie or session data.

Expert Tip: Always test dynamic content across devices and browsers to prevent display issues. Use preview modes within your automation platform to verify segment-specific content displays correctly before launch.

4. Crafting and Testing Micro-Targeted Content with Precision

a) Developing Creative Assets and Variations

Create multiple versions of assets—images, headlines, CTA buttons—that align with each niche’s preferences. For example, for eco-conscious segments, use visuals of nature, eco-friendly icons, and messaging emphasizing sustainability benefits. Use tools like Adobe Creative Suite or Canva to develop these variations systematically.

b) Conducting A/B Tests on Micro-Targeted Messages

Implement robust A/B testing by:

• Splitting your audience into statistically significant groups based on segment criteria
• Testing different subject lines, copy, visuals, and CTA placements
• Using platform analytics to measure open rates, click-throughs, and conversions

Apply statistical significance thresholds (e.g., 95%) to determine winning variations, then scale successful assets.

c) Utilizing Multivariate Testing for Refinement

Use multivariate testing to optimize multiple elements simultaneously, such as headline, image, and CTA. Platforms like Optimizely or VWO facilitate this. Focus on factors like:

• Personalization variables (e.g., segment-specific messaging)
• Timing and frequency of message delivery

Pro Tip: Always ensure your testing sample size is large enough to yield statistically reliable results, and document all variations for future reference.

5. Executing Campaigns: From Setup to Optimization

a) Seamless Integration of Segmentation, Content, and Automation

Use API integrations and native platform features to connect your segmentation criteria with content delivery workflows. For example, in HubSpot, connect static lists to email workflows and landing pages. Automate data syncs between CRM and analytics tools to keep segments current.

b) Scheduling and Automating Campaign Triggers

Set up trigger-based workflows, such as:

• Immediate delivery upon event detection (e.g., a user downloads an eco-guide)
• Scheduled follow-ups based on engagement scores or time lags

Leverage platform cron jobs or scheduling tools to automate these triggers, ensuring timely and relevant messaging.

c) Monitoring and Real-Time Campaign Adjustment

Use dashboards to track key metrics such as open rates, CTR, conversion rate, and engagement duration. Employ real-time alerts for significant drops or spikes. Adjust messaging dynamically—pause underperforming segments, A/B test new variants, or update content based on the latest data.

Insight: Fast iteration based on real-time data can significantly improve micro-targeting effectiveness and ROI.

6. Overcoming Challenges and Avoiding Pitfalls

a) Preventing Over-Segmentation and Fragmented Campaigns

Limit the number of segments to avoid operational complexity. Use a tiered approach: primary segments for broad targeting, secondary for highly personalized messaging. Regularly review segment performance and consolidate overlapping groups.

b) Ensuring Data Privacy and Compliance

Implement consent management platforms (CMPs) compliant with GDPR, CCPA, and other regulations. Use encryption and anonymization techniques for sensitive data. Obtain explicit consent before tracking or personalizing based on behavioral data.

c) Maintaining Brand Voice Across Segments

Develop comprehensive brand style guides that specify tone, language, and visual standards per segment. Train content teams regularly. Use brand compliance tools to audit messaging consistency.

7. Case Study: Implementing Micro-Targeted Messaging in a Niche Market

a) Background and Audience Segmentation

A sustainable outdoor gear retailer aimed to increase engagement among urban hikers interested in eco-friendly products. The segmentation combined geolocation, purchase history, website behavior, and CRM data, resulting in a highly specific group of urban eco-conscious hikers aged 25-40.

b) Customization Techniques and Content Tactics

The campaign employed dynamic email content with real-time product recommendations, geo-targeted banners highlighting local hiking spots, and personalized messages emphasizing sustainability. Behavioral triggers on the website offered tailored discounts post-visit to eco-product pages.

c) Results and Lessons Learned

The targeted campaign boosted click-through rates by 45% and conversions by 30%. Key takeaways included the importance of continuous data refresh, rigorous testing of dynamic content, and maintaining a balance between personalization depth and operational simplicity.

8. Connecting Micro-Targeting to Broader Business Goals

a) Enhancing Engagement, Conversion, and

Implementing micro-targeted personalization in email marketing is no longer a mere option—it’s an essential strategy to achieve higher engagement, conversion rates, and customer loyalty. While broad segmentation provides a foundation, true mastery involves leveraging granular data, sophisticated tools, and precise execution to craft emails that resonate on an individual level. This article offers a comprehensive, step-by-step guide to help marketers and data teams implement actionable, data-driven micro-personalization that moves beyond surface-level tactics.

1. Selecting and Segmenting Audience Data for Micro-Targeted Personalization

a) How to Identify High-Value Micro-Segments Using Behavioral and Demographic Data

To effectively personalize at a granular level, start by defining what constitutes a high-value micro-segment. Use a combination of behavioral signals—such as recent purchase activity, browsing patterns, engagement frequency, and Cart Abandonment rates—and demographic attributes like age, location, and lifecycle stage. For example, identify customers who recently viewed a specific product category multiple times but have not purchased, indicating interest ripe for targeted offers.

Implement scoring models that assign weights to different data points, e.g., +10 points for recent site visits, +20 for cart abandonment, -5 for inactivity, etc. Use these scores to cluster users into micro-segments dynamically. Tools like SQL-based data warehouses or customer data platforms (CDPs) facilitate this process by enabling real-time data aggregation and scoring.

b) Step-by-Step Guide to Creating Dynamic Audience Segments in Email Marketing Platforms

1. Consolidate Data Sources: Integrate your CRM, website analytics, and eCommerce platforms with your ESP or CDP to have a unified view.
2. Define Segmentation Rules: Use specific conditions such as “Users who viewed product X within 7 days” AND “Have not purchased in 30 days.”
3. Create Dynamic Segments: Use platform features like Salesforce Marketing Cloud’s ‘Query Activities’ or Mailchimp’s ‘Segment Builder’ to craft real-time segments that auto-update based on user activity.
4. Test Segment Accuracy: Run sample queries and verify that the segment captures the intended audience before deploying campaigns.
5. Automate Updates: Schedule segment refreshes to run frequently, ensuring your personalization remains current.

c) Common Pitfalls in Audience Segmentation and How to Avoid Them

• Over-Segmentation: Creating too many tiny segments can lead to data sparsity and campaign management complexity. Focus on actionable clusters with sufficient size.
• Data Silos: Relying on isolated data sources causes inconsistent segmentation. Ensure data integration across platforms.
• Static Segments: Using outdated data reduces relevance. Automate segment refreshes to maintain accuracy.

2. Crafting Personalized Content at the Micro-Level

a) Techniques for Developing Hyper-Relevant Email Copy Based on User Behavior

Leverage behavioral triggers to craft contextually relevant copy. For example, if a user abandons a cart with specific items, generate dynamic email content highlighting those exact products, their benefits, and limited-time discounts. Use data points like purchase history, browsing sequences, and engagement timestamps to tailor messaging tone and offers.

Implement “behavior-based personalization scripts” within your email template, such as:

b) Implementing Conditional Content Blocks Using ESP Features

Use your ESP’s conditional logic capabilities to show or hide content blocks based on user data. For example, in Mailchimp, you can insert conditional merge tags:

<!-- IF: USER INTERESTED IN SPORTS -->
{{#if interested_in_sports}}
  <p>Check out our latest sports gear!</p>
{{/if}}
<!-- ELSE -->
{{#unless interested_in_sports}}
  <p>Explore our new arrivals in fashion.</p>
{{/unless}}

This approach ensures each recipient receives content specifically relevant to their preferences, reducing noise and increasing engagement.

c) Case Study: Tailoring Product Recommendations to Small Customer Segments

A fashion retailer segmented customers based on recent browsing history, purchase frequency, and style preferences. They implemented dynamic product blocks that showcased items aligned with each segment’s style archetype (e.g., casual, formal). Results showed a 25% increase in click-through rates and a 15% lift in conversions within these micro-segments. The key was integrating real-time behavioral data with personalized email content, demonstrating the power of granular targeting.

3. Leveraging Advanced Data Technologies for Precision Personalization

a) How to Integrate CRM and Behavioral Analytics for Real-Time Personalization

Begin by establishing real-time data pipelines from your CRM and behavioral analytics tools (e.g., Google Analytics, Hotjar). Use APIs or event streaming platforms like Apache Kafka to feed this data into your CDP or ESP. For example, when a user views a product, an event is sent instantly to trigger a personalized email sequence.

Set up triggers based on specific behaviors, such as:

• Product page views exceeding a threshold within a short time frame
• Cart abandonment after adding specific items
• Repeated visits to a particular category

b) Using Machine Learning Models to Predict User Preferences and Behavior

Deploy supervised learning models—like collaborative filtering, random forests, or deep neural networks—to analyze historical data and predict future preferences. For example, use a model trained on purchase and browsing data to forecast the likelihood of a user buying a specific product category within the next 7 days.

Integrate model outputs into your marketing automation platform via APIs, enabling real-time personalization triggers such as:

• Sending a recommended product list tailored to predicted preferences
• Adjusting discounts dynamically based on predicted purchase intent

c) Practical Steps for Setting Up Automated Personalization Triggers

1. Data Collection: Ensure comprehensive data capture from all touchpoints and consolidate in a central repository.
2. Model Deployment: Use cloud platforms (AWS SageMaker, Google AI Platform) to host predictive models accessible via REST APIs.
3. Trigger Configuration: Configure your ESP or marketing automation tools to listen for specific data signals, such as “user score > threshold,” to initiate personalized campaigns.
4. Feedback Loop: Continuously monitor model performance and update training data to improve accuracy over time.

4. Technical Implementation of Micro-Targeted Personalization

a) How to Use Dynamic Content Tags and Variables in Email Templates

Leverage your ESP’s dynamic content capabilities by inserting variables that populate based on user data. For example:

<h1>Hello, {{first_name}}!</h1>
<p>Based on your recent activity, we thought you'd love:</p>
<ul>
  <li>Product: {{recommended_product}}</li>
  <li>Discount: {{personal_discount}}</li>
</ul>

Ensure your data sources are mapped correctly to variables, and test your templates extensively to prevent errors or broken personalization.

b) Step-by-Step Guide to Setting Up Conditional Logic in Email Campaigns

1. Identify Conditions: Determine key user attributes or behaviors that dictate content variation (e.g., location, purchase history).
2. Insert Conditional Blocks: Use your ESP’s syntax for conditional statements, such as:

{{#if user_is_vip}}
  <p>Exclusive VIP offer inside!</p>
{{else}}
  <p>Check out our latest deals.</p>
{{/if}}

3. Test Conditional Logic: Send test emails to verify that content displays correctly based on different data scenarios.
4. Automate and Monitor: Set triggers to activate these conditional blocks dynamically and review engagement metrics to refine conditions.

c) Ensuring Data Privacy and Compliance When Using Sensitive Personal Data

Prioritize GDPR, CCPA, and other relevant data privacy regulations by:

• Obtaining explicit user consent before collecting sensitive data.
• Implementing robust data encryption and access controls.
• Providing transparent privacy notices detailing data usage.
• Allowing users to opt-out of personalized content without losing access to general communications.

• Comprendre en profondeur la méthodologie de segmentation précise sur Facebook
• Mise en œuvre étape par étape de la segmentation avancée
• Techniques avancées pour affiner la segmentation et maximiser la pertinence
• Identification et correction des erreurs fréquentes lors de la segmentation
• Troubleshooting et optimisation continue des segments
• Conseils avancés pour une segmentation à la pointe de la technologie
• Synthèse pratique et stratégies pour une maîtrise durable

1. Comprendre en profondeur la méthodologie de segmentation précise sur Facebook

a) Analyse détaillée des types de segments disponibles : audiences personnalisées, similaires, démographiques, comportementales et d’intérêt

Pour maîtriser la segmentation avancée, il est essentiel de connaître précisément la nature et la potentiel de chaque type d’audience. Les audiences personnalisées (CBO) permettent d’exploiter des données internes : listes CRM, interactions avec votre site via le pixel, ou engagement sur Facebook/Instagram. Leur puissance réside dans leur capacité à cibler des individus ayant déjà manifesté un intérêt, avec une granularité maximale.

Les audiences similaires (Lookalike) sont créées à partir d’un échantillon de référence — par exemple, un segment de clients ayant converti — et permettent d’étendre la portée à des profils aux caractéristiques proches, tout en contrôlant la taille par le biais de paramètres précis (pourcentage de similarité).

Les segments démographiques (âge, genre, localisation, niveau d’éducation, statut marital) constituent la première couche de granularité, mais leur efficacité s’accroît lorsqu’ils sont combinés avec des critères comportementaux (achats, appareils utilisés, voyages) ou d’intérêt (passions, pages aimées). La clé réside dans l’utilisation d’outils comme Audience Insights pour analyser la distribution et la densité de ces segments en fonction de votre marché cible.

b) Étapes pour définir des critères de segmentation avancés en combinant plusieurs paramètres

L’approche la plus efficace consiste à élaborer des règles de segmentation multi-paramètres. Voici la démarche étape par étape :

1. Analyse initiale : exploitez le contenu du Tier 2 pour comprendre les types d’audiences disponibles et leur potentiel.
2. Définir un profil cible : à partir de vos données CRM, identifiez des caractéristiques communes (ex : clients ayant acheté un produit spécifique dans les 3 derniers mois).
3. Utiliser le gestionnaire d’audiences : créez une audience personnalisée en combinant des critères démographiques, comportementaux, et d’intérêt à l’aide des filtres avancés.
4. Construire une règle de superposition : par exemple, cibler uniquement les utilisateurs âgés de 25-45 ans, ayant visité votre site au moins deux fois, et aimant la page Facebook d’un concurrent direct.
5. Tester la cohérence : utilisez l’outil d’audience pour vérifier la taille et la composition, en évitant les segments trop petits (moins de 1 000 personnes) ou trop larges.

c) Cas pratique : construction d’un profil d’audience ultra-ciblé à partir de données CRM et interactions précédentes

Supposons que vous gérez une campagne pour une marque de cosmétiques bio en France. Vous avez accès à une base CRM de 10 000 clients et aux données d’interactions sur votre site et réseaux sociaux.

Étapes :

• Extraction des données clés : identifiez les clients ayant effectué un achat dans les 6 derniers mois, avec un panier moyen supérieur à 50 €, et ayant consulté la page “soins du visage”.
• Création d’une audience personnalisée : importez ces contacts via un fichier CSV dans le gestionnaire d’audiences de Facebook en utilisant l’option « Créer une audience personnalisée à partir d’un fichier ».
• Enrichissement avec des comportements : utilisez le pixel pour cibler ceux ayant visité la page “produits bio” au moins deux fois, ou ayant ajouté un produit à leur panier sans achat finalisé.
• Superposition : combinez ces critères pour créer une audience très ciblée : clients récents, engagés dans la catégorie “soins bio”, et ayant manifesté une intention d’achat.

d) Pièges courants : segmentation trop large ou trop restrictive qui nuit à la performance

Une segmentation trop large dilue la pertinence de votre ciblage, entraînant une baisse du taux de conversion et un coût par acquisition élevé. À l’inverse, une segmentation trop restrictive (moins de 500 personnes) limite la capacité d’apprentissage de l’algorithme, provoquant des difficultés d’optimisation et des fluctuations de performance.

Pour éviter ces pièges, il est crucial d’équilibrer la taille des segments, en visant une fourchette comprise entre 1 000 et 10 000 personnes pour des campagnes de conversion. Utilisez les outils d’analyse pour ajuster en continu, en supprimant ou en élargissant les critères selon la performance observée.

e) Conseils d’experts pour utiliser l’outil Audience Insights en mode avancé

L’outil Audience Insights est une mine d’informations pour affiner vos critères. Voici comment l’exploiter à un niveau expert :

• Segmentation par centres d’intérêt : explorez des niches précises en filtrant par pages aimées, événements, et comportements d’achat.
• Analyse démographique détaillée : examinez la répartition selon le niveau d’éducation, la situation familiale, ou la profession, pour détecter des sous-segments à forte valeur.
• Cartographie géographique avancée : identifiez des zones où la densité de votre audience est la plus forte, en croisant avec des données socio-économiques locales.
• Utilisation en mode segmenté : créez plusieurs segments et comparez leur performance en testant des campagnes distinctes, pour calibrer précisément vos critères.

2. Mise en œuvre étape par étape de la segmentation avancée

a) Collecte et préparation des données sources : nettoyage, anonymisation et structuration

L’efficacité de votre segmentation dépend directement de la qualité de vos données. Voici une démarche structurée :

1. Nettoyage : éliminez les doublons, corrigez les incohérences, et supprimez les enregistrements incomplètes ou erronés. Utilisez des outils comme OpenRefine ou Excel avancé pour automatiser ces processus.
2. Anonymisation : pour respecter le RGPD, anonymisez les données personnelles en remplaçant les identifiants par des codes ou des hash cryptographiques.
3. Structuration : organisez les données dans une base relationnelle : chaque ligne doit représenter un individu avec des colonnes pour chaque critère (âge, localisation, comportements, etc.).

b) Création d’audiences personnalisées via le gestionnaire de publicités : processus détaillé

Voici la procédure précise :

1. Accédez au gestionnaire de publicités : dans votre Business Manager, choisissez l’onglet « Audiences ».
2. Créer une audience personnalisée : cliquez sur « Créer » > « Audience personnalisée ». Sélectionnez la source (fichier client, pixel, engagement).
3. Importer ou configurer : importez votre fichier CSV ou configurez le pixel pour suivre des événements spécifiques. Assurez-vous que chaque colonne est bien mappée (identifiant, nom, email, etc.).
4. Segmenter : utilisez les options avancées pour définir des règles de filtrage précise, par exemple en combinant plusieurs critères avec des opérateurs logiques (ET / OU).
5. Vérification : dans le gestionnaire, vérifiez la taille de l’audience et la cohérence avec vos critères. Ajustez si nécessaire.

c) Utilisation des données externes : intégration d’API, fichiers CSV, et plateformes tierces pour enrichir la segmentation

L’intégration de sources externes permet d’augmenter la précision et la profondeur de vos segments :

• Fichiers CSV : importez des listes de leads qualifiés, données CRM, ou données d’achats via l’interface du gestionnaire d’audiences.
• API Facebook : utilisez l’API Graph pour automatiser la création et la mise à jour des audiences. Par exemple, synchronisez en temps réel la base CRM avec Facebook pour cibler les clients récents.
• Plateformes tierces : exploitez des outils comme Salesforce, HubSpot ou Segment pour centraliser et structurer vos données, puis utilisez des connecteurs pour alimenter Facebook.

d) Définition et calibration d’audiences similaires : paramétrages précis et limites techniques

Pour optimiser vos audiences similaires :

• Choix de la source : sélectionnez un segment de haute qualité, comme une audience personnalisée de clients ayant réalisé un achat récent.
• Pourcentage de similarité : commencez par 1 % pour une proximité maximale, puis élargissez par étapes (2 %, 5 %, 10 %) en surveillant la portée et la pertinence.
• Limites techniques : sachez que la taille de la source influence la fiabilité du modèle ; une source inférieure à 1 000 individus peut produire des résultats peu stables.
• Calibration : utilisez des tests A/B pour comparer différentes versions et ajustez le pourcentage de similarité en fonction de la performance.

e) Validation et test des segments : méthodes pour mesurer la représentativité et la fiabilité

Avant de déployer une campagne, il est impératif de valider la cohérence de vos segments :

• Analyse descriptive : comparez la distribution démographique et comportementale de votre segment avec la population totale ou un benchmark sectoriel.
• Test de performance : lancez une campagne pilote avec un petit budget pour évaluer le taux d’engagement, le coût par clic, et la conversion.
• Révision continue : utilisez les rapports Facebook pour observer si le segment atteint ses KPIs et ajustez en conséquence.

3. Techniques avancées pour affiner la segmentation et maximiser la pertinence

a) Segmentation dynamique : automatisation et mise à jour en temps réel avec le pixel Facebook

La segmentation dynamique consiste à ajuster en continu vos audiences en fonction des comportements en temps réel :

• Configurer des règles dynamiques : dans le gestionnaire d’événements, créez des segments basés sur des conditions telles que « visiteurs récents », « visiteurs de pages clés », ou « abandons de panier ».
• Utiliser le pixel avancé : implémentez des événements personnalisés avec des paramètres enrichis (ex : valeur transactionnelle, catégorie de produit, fréquence de visite).
• Automatis

Ketua WIB: Perusahaan Asuransi Harus Bertanggung Jawab Penuhi Klaim

Jakarta, Galaxypost.id

Perkumpulan Waktu Indonesia Bergerak (WIB) melalui Ketua Umumnya Siti Fatimah, S.H. secara resmi mengumumkan pembukaan “Posko Pengaduan Korban Asuransi” yang akan beroperasi di seluruh Indonesia mulai 1 Desember 2024.

Langkah ini dilakukan untuk menampung keluhan masyarakat yang merasa dirugikan oleh perusahaan asuransi.

Posko pengaduan ini akan dibuka di berbagai kantor WIB, mulai dari tingkat DPW hingga DPC, guna menampung laporan terkait gagal klaim dan permasalahan lain yang dialami oleh para pemegang polis.

Dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H menyampaikan kekecewaan atas perilaku sejumlah perusahaan asuransi yang dinilai tidak bertanggung jawab terhadap klaim nasabah.

WIB menyatakan bahwa banyak korban mengalami kerugian besar akibat gagalnya perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajibannya. Selain membuka posko pengaduan, WIB juga merencanakan aksi unjuk rasa di kantor-kantor asuransi, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta di sejumlah wilayah provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia.

**Indikasi Korupsi dan Mafia di Tubuh OJK: POJK 23 Tahun 2023 Jadi Sorotan**

Selain pembukaan posko pengaduan, WIB juga menyoroti terbitnya Peraturan OJK (POJK) Nomor 23 Tahun 2023 yang dinilai merugikan pengusaha asuransi lokal. POJK tersebut mengatur penambahan modal dan keharusan tenaga ahli, namun Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H Ketua Umum WIB menganggap bahwa regulasi ini memberikan kesan seolah-olah perusahaan asuransi lokal tidak kompeten dalam mengelola risiko dan dana yang ada.

Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H menilai bahwa regulasi ini hanyalah upaya OJK untuk menutupi kesalahan dalam mengelola dan mengawasi perusahaan asuransi. OJK, menurut WIB, kerap menerbitkan POJK baru sebagai “penutup” atas permasalahan yang timbul dari kebijakan sebelumnya. Bahkan, Siti Fatimah menyebutkan bahwa tidak semua POJK mendapatkan pengesahan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang seharusnya menjadi wakil rakyat dalam urusan peraturan keuangan.

**Kasus-Kasus Besar yang Timbul Akibat Pengelolaan Buruk di Industri Asuransi**

Sejumlah kasus besar di industri asuransi selama beberapa dekade terakhir semakin menambah bukti tentang lemahnya pengawasan dan buruknya pengelolaan di sektor ini. Beberapa kasus yang mencuat melibatkan perusahaan besar seperti Jiwasraya, Asabri, WanaArtha Life, Kresna Life, hingga Bakrie Life.

Setiap kasus ini memiliki pola yang sama: produk investasi yang gagal dikelola, menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.

Contohnya, WanaArtha Life yang merugikan nasabah lebih dari Rp17 triliun dan hingga kini belum sepenuhnya menyelesaikan pembayaran klaim. Demikian pula, kasus Jiwasraya dengan produk Saving Plan yang merugikan masyarakat hingga Rp16,8 triliun.
Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H mempertanyakan efektivitas pengawasan dan regulasi OJK, serta menilai bahwa perusahaan-perusahaan ini justru mendapatkan perlindungan regulasi dari POJK tanpa mempertimbangkan dampaknya pada nasabah.

**OJK Dinilai Lemah dalam Pengawasan dan Diduga Ada Indikasi Setoran dari Perusahaan Asuransi**

Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H mengkritik keras lemahnya fungsi pengawasan yang dilakukan OJK, meski lembaga ini memiliki sejumlah departemen khusus, seperti Departemen Perizinan serta Departemen Pengawasan Asuransi dan Jasa Penunjang IKNB. Kedua departemen ini memegang peran krusial dalam proses perizinan produk, fit and proper test, serta pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan asuransi. Namun, berbagai kasus yang mencuat menunjukkan bahwa pengawasan ini seolah tidak berjalan dengan baik.

Bahkan, Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H menilai ada indikasi kuat bahwa perusahaan-perusahaan asuransi memberikan “setoran” kepada OJK agar produk-produk investasi bermasalah tetap dapat dijual ke masyarakat. Hal ini menciptakan peluang besar bagi oknum di industri asuransi untuk meraup keuntungan tanpa memikirkan dampak terhadap nasabah. Dugaan ini diperkuat oleh kebijakan pungutan sebesar 0,045% dari aset perusahaan asuransi yang menjadi sumber pendapatan OJK, yang dianggap sebagai salah satu motivasi agar produk tetap disetujui.

**Kontroversi  and Proper Test dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Pengelolaan Perusahaan Asuransi**

Kebijakan fit and proper test juga menjadi sorotan Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H. Menurutnya, proses ini justru membuka peluang bagi pihak yang tidak kompeten untuk menduduki posisi penting di perusahaan asuransi. Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H juga mempertanyakan kebijakan yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi memiliki tenaga ahli bersertifikat aktuaria dengan pengalaman minimal tiga tahun.
Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H menilai bahwa ketentuan ini tidak realistis mengingat beban kerja dan tanggung jawab seorang aktuaris.

Selain itu, Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H juga mengkritisi peran Asosiasi Aktuaris Indonesia (PAI) dan Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia (AKKAI) yang dinilai kurang vokal dalam menghadapi kebijakan OJK. Dengan terbatasnya pasar konsultan aktuaria lokal, Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H
menilai bahwa POJK ini hanya akan memperlemah konsultan aktuaria lokal dan berpotensi membuka pintu bagi dominasi konsultan asing.

**Langkah ke Depan: Masyarakat Didorong Lebih Kritis terhadap Industri Asuransi**

Dengan membuka posko pengaduan ini, Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H berharap dapat memperjuangkan hak-hak masyarakat dan mengungkap lebih banyak persoalan di industri asuransi. Aksi unjuk rasa yang direncanakan juga diharapkan dapat menekan OJK dan perusahaan asuransi agar bertindak lebih transparan dan bertanggung jawab. Ketua Umum WIB Siti Fatimah, S.H menegaskan bahwa sudah saatnya masyarakat lebih kritis terhadap produk-produk asuransi dan tidak segan melaporkan ke Waktu Indonesia Bergerak (WIB) jika merasa dirugikan.

Dengan adanya aksi-aksi nyata ini, diharapkan ke depan sektor perasuransian di Indonesia dapat berubah menjadi lebih sehat dan berpihak kepada kepentingan masyarakat.

GALAXYPOST.ID, BEKASI –

Manajer Bisnis Mikro BRI Bekasi, Acep Mardiyat Erlangga, menyerahkan secara simbolis kunci mobil Suzuki Ertiga kepada Kepala Unit BRI Harapan Indah, Yuli Setiawan , sebagai perwakilan pemenang Grand Prize Panen Hadiah Simpedes atas nama Dewi Sartika di halaman kantor BRI Kanca Bekasi, Sabtu (19/10/2024).

Antusiasme masyarakat terhadap tabungan BRI Simpedes yang cukup tinggi. Dibuktikan dengan per akhir September 2024 dana tabungan BRI Simpedes dari 563 ribu nasabah di Kantor Cabang Bekasi sudah mencapai sekitar Rp. 1,3 Triliun.

Hal itu disampaikan oleh Pemimpin Cabang BRI Bekasi, Wisnu Aji Wibowo, dalam acara penarikan undian Panen Hadiah Simpedes di halaman kantor BRI Kanca Bekasi, Sabtu (19/10/2024).

Menurut Wisnu, dana tabungan BRI Simpedes sekitar Rp. 1,3 Triliun tersebut didukung oleh beberapa faktor.
“Pertama, pertumbuhan ekonomi yang semakin baik di tahun 2024 ini. Kedua, pengembangan aplikasi BRIMO yang dilakukan oleh BRI semakin update dengan perkembangan kebutuhan masyarakat saat ini dan yang terakhir dari masyarakat yang semakin memahami perkembangan digitalisasi perbankan di era modern saat ini” ucap Wisnu.

Panen Hadiah Simpedes periode 1 Maret 2024 – 31 Agustus 2024 mengundi nomor undian milik nasabah loyal tabungan BRI Simpedes dari Kanca Bekasi, Kanca Bekasi Siliwangi, dan Kanca Bekasi Harapan Indah. Penarikan undian dilakukan melalui sistem komputerisasi dengan disaksikan oleh perwakilan dari Kementerian Sosial, Dinas Sosial, Notaris, Polres Metro Bekasi Kota.

Panen Hadiah Simpedes periode ini memberikan hadiah berupa 1 unit Suzuki Ertiga GL M/T, 2 unit Yamaha All New Nmax, 8 unit Yamaha Mio M3 CW, 6 unit LG Smart TV LED 43 inch dan 7 unit Sharp Smart TV LED 32 inch.

Dalam acara Panen Hadiah Simpedes ini, BRI menghadirkan Bazaar UMKM. Ada 16 pelaku UMKM yang menjual keanekaragaman produk unggulannya seperti makanan dan minuman khas Kota Bekasi.

Selain pemberdayaan, Bazaar UMKM yang diharapkan bisa membuat pelaku usaha tumbuh, berkembang dan naik kelas ini juga menjadi salah satu upaya BRI untuk meningkatkan literasi keuangan. BRI menyediakan QRIS bagi pelaku UMKM untuk transaksi pembayaran non-tunai melalui BRImo.

“Dengan pembayaran non-tunai ini masyarakat atau nasabah juga bisa turut menyukseskan program pemerintah yaitu cashless society dan tentunya pembayaran QRIS ini pun di support oleh BRImo sehingga memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran” ujarnya.

(red/)