Aurora Ribero dan Ali Fikry Terancam oleh Artika Sari Devi! Film Dia Bukan Ibu Merilis Official Trailer & Poster Menampilkan Sisi Tergelap Manusia dari Perjalanan Menjadi Seorang Ibu

Aurora Ribero dan Ali Fikry Terancam oleh Artika Sari Devi! Film Dia Bukan Ibu Merilis Official Trailer & Poster Menampilkan Sisi Tergelap Manusia dari Perjalanan Menjadi Seorang Ibu

MVP mempersembahkan film horor terbaru arahan sutradara Randolph Zaini, Dia Bukan Ibu, tayang mulai 25 September 2025 di bioskop!

 

Jakarta, Milleniumpost.id

 

Setelah merilis official poster Dia Bukan Ibu yang tampil berbeda dan unik sekaligus menyeramkan dengan menghadirkan adegan di meja makan antara Artika Sari Devi, Aurora Ribero, dan Ali Fikry, MVP Pictures merilis official trailer Dia Bukan Ibu yang menegangkan penuh darah melalui akun Instagram @mvppictures_id, @diabukanibufilm, dan kanal YouTube MVP Pictures.

Jika dalam official poster Artika Sari Devi hadir ditampilkan memiliki bayangan dalam cermin yang menyeramkan dengan ekspresi Aurora Ribero dan Ali Fikry yang penuh curiga, official trailer Dia Bukan Ibu memperlihatkan cerita yang lebih jelas.

Aurora Ribero, yang memerankan Vira, mulai melihat keanehan saat ia bersama adiknya, Dino (diperankan Ali Fikry), dan sang Ibu (Artika Sari Devi) pindah ke rumah baru. Di rumah itu, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi. Termasuk dengan sang Ibu, yang mulai bertindak tidak wajar dan memberikan ancaman ke Vira dan Dino.

Potongan-potongan adegan dalam official trailer Dia Bukan Ibu juga memperlihatkan banyak hal yang membuat tidak nyaman. Mulai dari adegan berdarah, Artika Sari Devi yang tampil secara mengejutkan, termasuk saat ia memaksa Ali Fikry meminum segelas penuh susu. Aurora Ribero dan Ali Fikry pun mulai menyelidiki, apa yang sebenarnya terjadi dengan Artika Sari Devi sebagai Ibunya, yang telah mengancam kehidupan mereka berdua.

Film horor Dia Bukan Ibu disutradarai oleh Randolph Zaini, yang sebelumnya telah dipercaya dengan karya-karyanya yang berani, terinspirasi dari kisah utas (thread) di Twitter/X milik @jeropoint, dan naskahnya ditulis oleh Randolph bersama Titien Wattimena.

Film ini diproduseri oleh Raam Punjabi dan Amrit Punjabi. Film ini akan menyajikan kesegaran dalam genre horor Indonesia melalui pendekatan yang tidak biasa dan cerita universal tentang relasi Ibu dan anak.

“Film ini akan menyajikan horor dengan drama yang kuat antara relasi ibu dan kedua anaknya. Dengan bakat Randolph, serta kekuatan dari naskahnya dan jajaran pemeran yang berbakat, film ini akan menguak sisi tergelap manusia dengan cara yang tidak nyaman,” kata produser film Dia Bukan Ibu Amrit Punjabi.

Bagi Artika, yang kembali lagi ke layar lebar setelah hampir enam tahun terakhir, nama Randolph Zaini menjadi jaminan untuk menyelami kisah horor yang dibalut dengan nilai-nilai keluarga dan berbicara eksistensi perempuan.

“Saya penasaran dengan Randolph, setelah menonton karya-karya sebelumnya. Sejak awal, saya merasa kami memiliki koneksi yang sama. Banyak sekali tantangan di film ini. Tokoh Ibu di film ini punya emosi yang berlapis. Bagaimana fase seorang Ibu ditampilkan dengan beragam, termasuk saat ia jatuh ke titik terendahnya. Film ini juga bercerita tentang pencarian jati diri, eksistensi perempuan, single mother, menjadi ibu, yang menurut saya itu relate dengan penonton,” kata Artika Sari Devi.

“Film ini juga ingin menunjukkan seberapa jauh anak-anak itu mengenal sosok ibunya,” lanjutnya.
Sementara itu, Ali Fikry, yang memerankan Dino mengungkapkan ada banyak adegan yang menurutnya out of the box. Ia sendiri memiliki tantangan dalam menampilkan perubahan emosi secara halus dari awal hingga akhir.

“Ada banyak scene yang di luar pikiranku. Salah satu scene adalah ketika Ibu level mencurigakannya 85%, dia melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan di pikiran kalian. Menurutku itu hal tersadis yang dilakukan oleh seorang Ibu ke anaknya, dan itu tidak masuk akal, sampai speechless,” ungkap Ali Fikry.

Bagi Aurora Ribero, penonton akan menemukan sisi personal di masing-masing karakter. Menurutnya, film ini bisa menjadi refleksi dan mengajak untuk berempati.

“Aku cukup relate dengan karakter Vira yang penuh perhatian dengan keluarga, termasuk Ibu. Ini adalah film yang bisa jadi sangat personal untuk semua manusia, dalam merefleksikan traumanya, untuk membuka pikiran dan hati, agar kita bisa lebih berempati,” ujar Aurora Ribero.

Ikuti terus perkembangan film horor terbaru persembahan MVP Pictures, Dia Bukan Ibu melalui akun Instagram @mvppictures_id. Film horor Dia Bukan Ibu tayang 25 September 2025 di bioskop!

***

Tentang PT Tripar Multivision Plus Tbk (MVP)

PT Tripar Multivision Plus Tbk (MVP) adalah salah satu perusahaan terdepan di industri hiburan Indonesia.

Selama lebih dari 50 tahun, perusahaan ini telah berkembang dan membangun berbagai bisnis, termasuk produksi film dan televisi, distribusi konten, serta jaringan bioskop. Didirikan oleh Raam Punjabi, seorang
tokoh visioner di industri ini, MVP terus berkomitmen untuk menghadirkan hiburan yang menarik bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

Keberhasilan MVP didorong oleh divisi produksinya yang produktif. Perusahaan ini memiliki perpustakaan konten film dan televisi yang beraneka ragam, mencakup lebih dari 683 judul film dan lebih dari 15.000 jam tayangan serial televisi.

Koleksi yang luar biasa ini mencerminkan dedikasi MVP dalam menghasilkan hiburan berkualitas tinggi yang relevan dengan masyarakat Indonesia. Dari drama yang menyentuh, komedi yang menghibur, hingga dokumenter yang menggugah pikiran, produksi MVP telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap budaya Indonesia.

Multivision Plus (MVP) juga menjadi pilar utama industri perfilman Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu rumah distribusi film terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

MVP telah membangun jaringan distribusi Bollywood dan Hollywood di berbagai negara seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Kamboja, memperkuat reputasinya sebagai pemimpin dalam kolaborasi sinematik global.

Selain unggul dalam produksi, MVP juga secara strategis memperluas bisnisnya ke bidang eksibisi film melalui anak perusahaannya, PT Platinum Sinema. Beroperasi di bawah merek Platinum Cineplex, perusahaan ini telah membangun jaringan 16 bioskop di berbagai kota di Indonesia. Dengan fasilitas modern dan pilihan film yang beragam, mulai dari blockbuster Hollywood, film Bollywood, hingga sinema Asia yang diakui secara internasional, MVP berperan penting dalam menumbuhkan budaya perfilman di Indonesia.

Starvision Rilis Official Trailer dan Poster Film PENCARIAN TERAKHIR, Kisah Epik Tentang Pencarian yang Penuh Misteri. Tayang di Bioskop 28 Agustus 2025

Starvision Rilis Official Trailer dan Poster Film PENCARIAN TERAKHIR, Kisah Epik Tentang Pencarian
yang Penuh Misteri. Tayang di Bioskop 28 Agustus 2025

 

Jakarta, 7 Agustus 2025 –

 

Setelah sukses dengan Sekawan Limo dan Petaka Gunung Gede yang menghadirkan kisah pendakian Gunung. Starvision merilis official trailer dan
poster film horor misteri terbaru berjudul PENCARIAN TERAKHIR, yang film
pendahulunya sukses tahun 2008, karya sutradara Affandi Abdul Rachman yang kini
melanjutkan kisah pencarian lebih epik di Gunung Sarangan yang penuh misteri.

Dalam official trailer PENCARIAN TERAKHIR diperlihatkan potongan-potongan adegan yang mengundang rasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Sita
dan Tito beserta anaknya, Drupadi yang hilang saat trail run untuk merayakan ulang
tahun ke-17 bersama sahabat-sahabatnya, hingga proses pencarian dilakukan kembali di Gunung Sarangan, di titik terakhir Drupadi dikabarkan hilang.

Film PENCARIAN
TERAKHIR menghadirkan beberapa pemain yang memerankan karakter di film
pendahulunya, juga para pemain baru lainnya yang berperan total dengan dedikasi tinggi di medan yang berat, di antaranya: Adzana Ashel, Donny Alamsyah, Artika Sari Devi,
Razan Zu, Fatih Unru, Alika Jantinia, Fadi Alaydrus, Dinda Mahira, Yama Carlos, Alex
Abbad, Tesadesrada Ryza, Moh Iqbal Sulaiman, Verdi Sulaeman, Ramon Y Tungka,
Azkya Mahira, Andrew Andika, Egi Fedly, Fuad Idris, Ruth Marini, dan lain-lain.

Film PENCARIAN TERAKHIR menceritakan hilangnya SITA, istri TITO di Gunung
Sarangan di ulang tahun putrinya ke-10, DRUPADI. Sikap Tito menjadi dingin dan
membuat Dru sedih.

Pacarnya, RAKA, dan sahabatnya MAYA, UCOK, JAMAL, dan NURUL serta sahabat orang tuanya BAGUS dan OJI, juga GANCAR pamannya, adalah
penyemangat Dru. Namun itu semua tidak cukup, sehingga di ulang tahunnya ke-17 Dru
berangkat ke Gunung Sarangan untuk mencari ibunya.

Chand Parwez Servia selaku produser menyampaikan, “Setelah sukses mengangkat kisah pendakian di Sekawan Limo dan Petaka Gunung Gede, dan banyaknya berita orang hilang di Gunung saat pendakian, saya prihatin dengan peristiwa yang dialami korban, keluarga, dan tim yang secara sukarela membantu pencarian.

Film PENCARIAN
TERAKHIR didedikasikan untuk jiwa-jiwa yang hilang di pelukan Gunung, dan mereka
yang tanpa pamrih turut mencarinya.”

Sutradara Affandi Abdul Rachman berharap dengan segala peristiwa suka dan duka yang dialami oleh banyak orang di Gunung, semoga Film ini menjadi ilustrasi, pembelajaran
juga kehangatan yang bisa dibagikan dengan orang-orang tersayang.

“Film ini tidak terlepas dari misteri di Gunung Sarangan yang dialami oleh Tito, Sita,
Bagus, Oji, Gancar dan Kang Bernard beberapa tahun yang lalu. Melalui trailer, cerita
dari Tito, Sita dan Drupadi dihadirkan penuh misteri dan mengharu biru, bagaimana
mereka terpisah dan harus mengalami kembali kehilangan orang-orang tercinta.

Tito bersama 2 sahabatnya dan adik iparnya di Film PENCARIAN TERAKHIR akan
mengungkap rahasia yang tersimpan di Gunung Sarangan,” ujar Sutradara Affandi Abdul Rachman.

“Jika bicara tentang Gunung, sudah pasti keindahan alam dan kehangatan bersama-
sama dirasakan saat pendakian. Namun, banyak tempat sakral menyimpan misteri yang sulit dijelaskan melalui kata-kata di jalur-jalur pendakian yang hingga saat ini masih menjadi tanda tanya. Film ini menjadi cinta dan kasih kepada mereka yang tanpa pamrih
selalu menghormati dan menjaga lingkungan alam di pegunungan.” tambah Penulis
Skenario Nataya Bagya.

Adzana Ashel menambahkan, “Drupadi menjadi suara anak tunggal perempuan di
rumah. Sosok Ayah dan Ibu akan menjadi cinta pertama dalam hidupnya. Film
PENCARIAN TERAKHIR menghadirkan kisah kehilangan yang penuh misteri, dan menyampaikan pesan bahwa ikatan cinta dan kekeluargaan akan terus utuh dalam keadaan bagaimanapun.

Dengan menonton Film ini kita bisa menarik pelajaran
berharga dalam menjaga keutuhan rasa cinta untuk orang yang kita sayangi.”

Donny Alamsyah menyampaikan “Sebagai pemeran Tito, saya di berikan tantangan yang
luar biasa dari Sutradara Affandi Abdul Rachman, kembali mengalami kejadian serupa dan kehilangan Istri yang saya cintai, tentu membuat tekanan batin yang berefek ke putri satu-satunya, Drupadi. Namun kehadiran sahabatnya membuat Tito sadar bahwa dia
harus menghadapi trauma untuk melindungi keluarganya. Film ini membuat saya bersyukur, dan lebih mencintai alam dengan seisinya.”

“Persahabatan Tito, Sita, Bagus, Oji, dan Gancar tidak akan hilang, kini hadir kembali
dengan kejadian lebih berat yang membuat kami terpukul, tetapi kekuatan persahabatan
itu sendiri yang membuat kami yakin bahwa setiap kejadian, akan menemukan solusinya.

Terima kasih untuk Film PENCARIAN TERAKHIR”. Ujar Alex Abbad mengapresiasi
Film ini.

Saksikan PENCARIAN TERAKHIR, mulai 28 Agustus 2025 di Bioskop seluruh
Indonesia.

***

Sinopsis

Setelah hilangnya SITA, di Gunung Sarangan di ulang tahun ke-10 DRUPADI, putrinya, sikap TITO menjadi dingin dan membuat Dru sedih. Pacarnya, RAKA, dan sahabatnya MAYA, UCOK, JAMAL, dan NURUL serta sahabat orang tuanya BAGUS dan OJI, juga GANCAR pamannya, adalah penyemangat Dru. Namun semua itu tak cukup, dan di
ulang tahunnya ke-17 Dru berangkat ke Gunung Sarangan untuk mencari ibunya.

 

Tentang Starvision

Starvision adalah salah satu rumah produksi Indonesia yang sukses dengan berbagai judul film populer dan telah menerima penghargaan bergengsi. Film-film seperti Virgin (2005), Heart (2006) dan Get Married (2007) adalah judul yang meraih box office tertinggi di
bioskop Indonesia di tahun penayangannya.

Selain itu, karya Starvision kerap menjadi trendsetter dengan berbagai genre yang meraih kesuksesan, seperti The Tarix Jabrix (2008), Perempuan Berkalung Sorban dan Get Married 2 (2009), Laskar Pemimpi dan Kabayan Jadi Milyuner (2010), Purple Love dan Hafalan Shalat Delisa (2011), Perahu Kertas (2012), Cinta Brontosaurus (2013), Marmut Merah Jambu (2014), Ngenest (2015), Koala Kumal dan Cek Toko Sebelah (2016), Critical Eleven, Sweet 20 dan Susah Sinyal (2017), Yowis Ben dan Milly & Mamet (2018), Yowis Ben 2, Ghost Writer, Dua Garis Biru dan Imperfect (2019), Yowis Ben 3 dan Yowis Ben Finale (2021), Keramat 2 dan Cek Toko Sebelah 2 (2022), Hati Suhita dan 172 Days (2023),
Sinden Gaib, Dua Hati Biru, The Architecture of Love (TAOL), Sekawan Limo, Rumah Dinas Bapak, Modal Nekad (2024), juga Petaka Gunung Gede dan Komang (2025).

Social Media & Kontak
Instagram : @PencarianTerakhirFilm dan @Starvisionplus
TikTok : @StarvisionMovie

NATHANIA SARAH RILIS “SET ME FREE” DI BULAN KEMERDEKAAN: AJAK PENDENGAR MERDEKA SECARA ROHANI

NATHANIA SARAH RILIS “SET ME FREE” DI BULAN KEMERDEKAAN:
AJAK PENDENGAR MERDEKA SECARA ROHANI

 

Jakarta, 4 Agustus 2025 –

 

Di tengah pertumbuhan pesat industri musik digital Indonesia—musik rohani kini semakin mendapatkan panggung yang layak. Pasalnya, industri musik melejit dengan 212,9 juta pengguna layanan streaming sepanjang 2024 (mencapai sekitar 77 % dari total populasi) lumbungdata.id dan pangsa pasar lokal di Spotify yang terus meningkat— Data Spotify 2023 menunjukkan lebih dari 3.600 artis Indonesia masuk playlist editorial, dengan royalti lokal naik 14 % di 2024believe.com+4detik.com+4hypeabis.id+4. Sementara genre rohani mendominasi playlist “saat teduh” di kanal YouTube dengan jumlah subscribers hingga 156 ribu, membukakan peluang besar bagi karya spiritual vidiq.com.

 

Menyambut spirit kemerdekaan nasional, penyanyi–penulis lagu rohani Nathania Sarah Indah Imanti merilis single keduanya berjudul Set Me Free secara independen pada Sabtu, 2 Agustus 2025 lalu. Lagu kedua dari Extended Play (EP) Life Changing ini membawa narasi tentang deklarasi kedamaian batin, kebebasan dari beban hidup serta pengagungan akan kebaikan Tuhan dalam membebaskan umatNya dengan cara yang ajaib.

“Saat menulis lagu ini waktu umurku 13 tahun, aku diberikan pengertian betapa seringnya kita menahan beban sendiri dan berusaha pakai kekuatan sendiri di tengah lingkungan sekitar yang tidak semakin baik—padahal kunci kedamaian, kekuatan, dan kebebasan sejati ada di satu tempat: saat kita berserah penuh pada Tuhan dan hanya di hadiratNya saja, Kita juga harus tahu siapa diri kita di dalam Tuhan, betapa kasihNya yang besar ada bagi kita, menerima kita apa adanya, maka dari itu kita harus hidup takut akan Tuhan.” ungkap Nathania tentang lagu ini.

Official Visual Artwork “Set Me Free” bertajuk – He left the 99 for me,
merupakan filosofi yang diambil dari Kitab Lukas 15:4 -7, jika seorang gembala kehilangan 1 dombanya, dia akan meninggalkan 99 domba tersebut untuk menyelamatkan 1 domba yang hilang tersebut.

Set Me Free mengingatkan bahwa kunci kekuatan dan kebebasan spiritual sejati hanya ditemukan melalui penyerahan penuh kepada Tuhan. Melalui lirik jujur dan melodi yang semangat, Nathania mengajak setiap pendengar memasuki ruang perubahan dan pertumbuhan iman secara personal dan pemahaman utuh tentang arti kebebasan di dalam Kristus yang harus dihargai dengan cara hidup yang sesuai dengan firmanNya, menyatukan rasa nasionalisme dan kemerdekaan batin di bulan Agustus.

Set Me Free diharapkan menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari belenggu fisik, tetapi juga dari keterikatan batin dan kegelisahan rohani. Lagu ini tersedia di Spotify, Apple Music, YouTube, dan seluruh platform streaming digital—sebuah karya yang menyuarakan kebebasan indah dalam waktu dan suasana yang tepat.

Tentunya masih akan ada single-single rohani lainnya dari Nathania Sarah kedepannya, stay tune!

Tentang Pencipta & Lagu

Nathania Sarah yang akrab di panggil Nathsar adalah seorang profesional muda yang bekerja di perusahaan swasta yang juga sedang merintis bisnis di dunia kreatif. Selain itu, dia juga aktif melayani di gereja setempat dalam komunitas professional dan pendoa. Nathsar aktif melayani Tuhan sejak usia sangat dini serta berkontribusi di acara-acara rohani. Perjalanan musiknya lahir dari hobi menyanyi dan pengalaman setelah melewati setiap musim kehidupan.

Credits
Song Title : Set Me Free
Extended Play : Life Changing
Song Writer : Nathania Sarah Indah Imanti
First Music Arranger (Before Recording) : Yeremia Yordan Bijaksana
Music Arranger & Production : Joel Tampeng
Music Recording, Mixing, Mastering : Bonni Angga
Visual Artwork : Charissa Agustine Leonadya

Rilis Trailer dan Poster, Film Musikal Bertabur Bintang Karya Garin Nugroho ‘Siapa Dia’ Tayang Eksklusif Jadi Kado HUT RI Ke-80

Rilis Trailer dan Poster, Film Musikal Bertabur Bintang Karya Garin Nugroho ‘Siapa Dia’ Tayang Eksklusif Jadi Kado HUT RI Ke-80

 

(Kisah Sejarah Sinema dan Budaya Pop lll Indonesia
Film Siapa Dia Tayang 28 Agustus 2025)

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

“Dunia penuh fantasi…” menjadi kalimat pembuka dalam trailer film Siapa Dia, yang diucapkan oleh aktor kawakan Nicholas Saputra. Kalimat ini menjadi pintu masuk menuju perkenalan karakter Layar, seorang sutradara yang tengah galau memulai ide cerita untuk film musikal impiannya.

Trailer kemudian membawa penonton menjelajahi berbagai perubahan latar tempat dan waktu, dihiasi lantunan musik dari para aktor dan aktris ternama. Mulai dari lagu Nurlela
yang dinyanyikan oleh Nicholas Saputra dan Monita Tahalea, hingga suara menggelegar Dira Sugandi lewat lagu Anak Jalanan.

Cuplikan demi cuplikan memperlihatkan adegan lintas zaman, dengan Nicholas Saputra
tampil dalam berbagai karakter dan beradu akting dengan sejumlah bintang ternama dengan karakter yang beragam, di antaranya Amanda Rawles, Widi Mulia, Ariel Tatum, Gisella Anastasia, Morgan Oey, Sita Nursanti, Happy Salma, Joanna Alexandra, Cindy Nirmala, Bima Zeno, Angkasa Thulo, Thia Ryna, Beyon
Destiano, hingga Gerardo Tanor.

Perubahan sosok Layar dari masa ke masa pun menimbulkan satu pertanyaan besar:
Siapa Dia?

Jawaban atas pertanyaan tersebut akan terungkap dalam film Siapa Dia, sebuah film musikal persembahan Fabis Entertainment, karya sutradara Garin Nugroho dari produser eksekutif Faizal Lubis. Trailer dan poster resmi film ini telah resmi dirilis pada Selasa (29/07/2025) di CGV Grand Indonesia. Film ini dijadwalkan tayang eksklusif di bioskop kota-kota pilihan mulai 28 Agustus 2025, sekaligus bertepatan dengan bulan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tak hanya melibatkan sutradara dan aktor ternama, film ini juga menggandeng
koreografer ternama Eko Supriyanto yang menambahkan kekuatan visual melalui koreografi dengan sentuhan gerak khas Indonesia. Kolaborasi ini memperkuat identitas
Siapa Dia sebagai film musikal yang berakar pada kekayaan budaya Indonesia.

Dirilis di bulan Kemerdekaan, Siapa Dia ingin menegaskan kembali betapa besar peran
film dalam sejarah bangsa. Namun kali ini, kisah itu dikemas dalam bentuk film musikal yang segar, melalui sudut pandang seorang pemuda yang tengah dilanda kegalauan.

Saat ia menemukan surat cinta dari buyut, kakek, hingga ayahnya, pencarian tersebut justru menuntunnya pada sebuah melodrama—sebuah perjalanan emosional tentang
jati diri, mimpi, dan jatuh hati. Film ini akan menghadirkan kisah-kisah cinta dari tokoh
Layar, berlatar sejarah sinema dan budaya pop Indonesia, yang dihiasi oleh lagu-lagu
yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan musik tanah air.

Garin Nugroho, sutradara sekaligus maestro perfilman Indonesia menyebut Siapa Dia sebagai bentuk perayaan atas perjalanan panjang sinema dan budaya pop Indonesia.

Film ini menjadi apresiasi terhadap sejarah film nasional dan budaya pop yang terus berkembang, mulai dari era kolonial saat sinema Indonesia pertama kali tumbuh, hingga berbagai rentetan peristiwa yang membentuk wajah perfilman dan budaya pop hari ini.

“Film ini saya buat sebagai surat cinta untuk sejarah perfilman Indonesia. Di sini, kita akan melihat bagaimana sejarah sinema dan budaya pop Indonesia dikemas dalam format film musikal dihiasi lagu-lagu penuh sejarah. Hadirnya film ini menjadi bentuk apresiasi atas perjalanan panjang sinema Indonesia dari era kolonial hingga hari ini” jelas Garin Nugroho.

Garin juga membeberkan alasan mengapa film ini harus tayang di bulan Agustus sebagai kado perayaan hari ulang tahun RI ke-80.

“Keputusan saya dan Faizal (Lubis) memilih untuk tayang di bulan kemerdekaan adalah pilihan yang tepat karena sebagai bentuk penghormatan terhadap bagaimana film pernah menjadi bagian dari perjuangan, menyuarakan semangat merdeka lewat cara yang paling personal yakni lewat cerita.”
tambah Garin.

Meski kental dengan unsur sejarah, film Siapa Dia dikemas dengan gaya kekinian dalam format musikal—sebuah genre yang masih jarang dieksplorasi di perfilman Indonesia. Sebagai produser eksekutif, Faizal Lubis menegaskan pentingnya keberanian untuk bermain di luar pakem, dan tidak sekadar mengikuti tren yang ada.

“Sudah seharusnya kita berani bermain di luar pakem, mencoba hal-hal yang belum
umum di perfilman kita—termasuk menghadirkan musikal sebagai medium bercerita yang segar dan emosional. Film Siapa Dia ini meski terlihat kental dengan cerita sejarah, tetapi vibes-nya tetap kekinian. Bisa dibilang vibes-nya seperti La La Land, tapi ceritanya kuat tentang sejarah film dan budaya pop Indonesia dari masa ke masa. ”
ungkap Faizal

Lebih lanjut, Faizal juga menjelaskan bahwa pemilihan lagu dan aransemen dalam film
ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan cerita.

“Penggarapan scoring, musik, lagu hingga aransemen dalam film ini kami kerjakan tidak main-main. Proses panjang dari perizinan hingga scoring di studio di Praha adalah salah satu upaya kami agar film ini bisa maksimal dan tentu dinikmati oleh penonton” tambah Faizal.

Sebagai bagian dari konsep musikal yang diusung, para pemain pun ditantang untuk menyanyikan sendiri lagu-lagu yang mereka bawakan dalam film. Setiap emosi karakter disampaikan tidak hanya lewat dialog dan akting, tetapi juga melalui lantunan lagu yang
dinyanyikan secara langsung. Nicholas Saputra, yang memerankan tokoh utama,
bahkan harus bernyanyi di hampir setiap adegan—sebuah pengalaman yang ia sebut sebagai salah satu tantangan paling besar sekaligus paling berharga sepanjang kariernya sebagai aktor.

“Ini pengalaman pertama saya bermain dalam film musikal yang mengharuskan saya tidak hanya berakting, tapi juga menyanyi dan menari. Awalnya tentu ada rasa gugup, tapi justru di situlah letak tantangannya. Film ini membawa saya ke ruang eksplorasi
yang baru, dan saya sangat menikmati prosesnya.” papar Nicholas.

Selain Nicholas, film ini juga dibintangi oleh sejumlah nama besar dengan berbagai
karakter yang turut menampilkan kemampuan menyanyi dan menari mereka.
Keikutsertaan para aktor dan aktris ternama dengan karakter yang beragam ini menjadi salah satu kekuatan utama Siapa Dia, menghadirkan pertunjukan musikal yang penuh warna. Kejutan demi kejutan akan terus tercipta di setiap menitnya.

Film Siapa Dia, selain akan tayang eksklusif di bulan Kemerdekaan, juga akan hadir di bioskop-bioskop terpilih di sejumlah kota di Indonesia. Informasi mengenai daftar kota dan bioskop yang menayangkan film ini akan diumumkan secara berkala melalui saluran resmi media sosial Siapa Dia di Instagram dan TikTok: @filmsiapadia.

Sudah tidak sabar untuk bernyanyi dan menari serta jatuh hati atau patah hati tahun ini?

Tentang Fabis Entertainment

Fabis Entertainment merupakan bagian dari PT Fabis Kreasindo Pertama, yang didirikan pada 24 Agustus 2020. PT Fabis Kreasindo Pertama lahir dari semangat kreatif dan inovasi di industri hiburan Indonesia. Perjalanan perusahaan dimulai dari sebuah home recording studio, yang menjadi tempat lahirnya berbagai karya musik
independen. Seiring waktu dan bertambahnya pengalaman, perusahaan ini berkembang menjadi label musik sekaligus rumah produksi film.

Film Siapa Dia menjadi film perdana produksi Fabis Entertainment, sekaligus
tonggak penting dalam ekspansi kreatif perusahaan di dunia sinema. Ke depan, Fabis Entertainment berkomitmen untuk terus memproduksi karya-karya audio-visual yang
tidak hanya menghibur, tetapi juga bermakna dan mampu memberikan kontribusi positif
bagi perkembangan industri hiburan Indonesia.

Production Notes

– Judul film : Siapa Dia

– Rumah Produksi : Fabis Entertainment

– Eksekutif Produser : Faizal Lubis

– Produser : Faizal Lubis, Marlia Nurdiyani, Oscar Sagita

– Sutradara : Garin Nugroho

– Penulis Naskah : Garin Nugroho

– Director of Photography : Muhammad Firdaus ICS

– Production Designer : Ong Hari Wahyu

– Art Director : Edy Wibowo

– Choreographer : Eko Supriyanto

– Casting Director : Calvin Moniaga

– Music Director : Faizal Lubis

– Composer : Faizal Lubis, Arfin Iyonk, Guntur Nus Puspito

– Sound Recordist : Sutrisno

– Music Recording & Enginer : Gita Roni Chandra

– Sound Designer : Mangkils Hasan

– Costume Designer : Retno Ratih Damayanti

– Makeup Artist : Aktris Handradjasa

– Editor : Andhy Pulung, Rozy Anwar

– Colorist : Rian Fatullah

– Line Producer: : Nova Teguh

Bertaut Rindu Gelar Prom Night Gala Premiere Ala Anak SMA

Bertaut Rindu Gelar Prom Night Gala Premiere Ala Anak SMA

 

Jakarta, 23 Juli 2025 —

 

Setelah sukses menyapa penonton di sejumlah kota lewat rangkaian roadshow, film Bertaut Rindu kini menyelenggarakan gala premiere dengan tema istimewa: Prom Night. Bertempat di Epicentrum XXI, Jakarta, malam spesial ini menjadi bagian dari perjalanan film Bertaut Rindu yang mengajak penonton kembali ke masa-masa remaja penuh harapan, keresahan, dan pertanyaan besar tentang masa depan.

Acara ini dihadiri langsung oleh jajaran pemeran dan tim di balik layar, antara lain Rako Prijanto (sutradara), David S. Suwarto (produser eksekutif), MGS. Fahri Fahrudin (produser), Nuridzka Mutiaradini (penulis naskah), dan Tian Topandi (penulis novel Bertaut Rindu). Turut hadir pula para pemeran utama dan pendukung film seperti Adhisty Zara (Jovanka), Ari Irham (Magnus), Aida Nurmala (Mama Magnus), Willem Bevers (Papa Magnus), Putri Ayudya (Mama Jovanka), Irgi Achmad Fahrezi (Papa Jovanka), Nadine Alexandra, Aulia Deas, dan Bertram Beryi.

Gala premiere ini dirancang untuk menjadi ruang nostalgia dan refleksi, khususnya generasi muda dan para orang tua. Dalam suasana prom night, para tamu hadir mengenakan sentuhan busana biru yang menjadi simbol emosi, kedewasaan, dan kejujuran perasaan dalam film ini.

Dalam sesi wawancara, Adhisty Zara menyampaikan harapannya tentang dampak film ini. “Aku berharap film ini bisa jadi teman buat siapa pun yang sedang berjuang meraih mimpi. Dan buat teman teman yang pernah merasa dipaksa atau nggak didengar, semoga kalian bisa lebih dekat sama orang tua dan berani bilang apa yang kalian mau untuk masa depan kalian.

Keluarga harusnya jadi support system, bukan sumber tekanan,” ujar Zara dengan penuh haru. Salah satu momen yang paling membekas adalah penampilan Jasmine Nadya yang membawakan lagu OST Bertaut Rindu berjudul “Seiring”, yang turut mengiringi emosi penonton sepanjang malam. Lagu ini menjadi jembatan antara cerita Jovanka dan Magnus dengan para penonton yang mungkin sedang, atau pernah, menghadapi konflik serupa dalam hidupnya.

Tak hanya itu, dalam acara ini juga dihadirkan Mading Surat untuk Diriku di Masa Lalu, berupa kumpulan pesan dari para penonton yang ditampilkan sebagai instalasi emosi bersama. Serta Puisi on The Spot bersama penyair muda Hamzah Muhammad yang merupakan sebuah sesi spontan yang menghadirkan puisi dari emosi yang tertangkap di malam premiere.

Film Bertaut Rindu akan tayang secara luas di bioskop mulai 31 Juli 2025. Dengan dekat, menyentuh, dan relevan dengan dinamika hubungan orang tua dan anak, film ajakan bagi seluruh keluarga untuk saling mendengar dan memahami, serta menj system terkuat.

Ajak orang tua, saudara, dan sahabatmu menonton bersama. Karena perjalanan diri sering kali dimulai dari yang paling dekat: keluarga. Tunggu informasi | mengenai film Bertaut Rindu melalui akun Instagram @bertautrindu movie, @sine dan @sinemart ph.

Dudy S. Ajak Komedian Legendaris Masuk Dunia Horor di “Gerbang Setan”

 

 

Dudy S. Ajak Komedian Legendaris Masuk Dunia Horor di “Gerbang Setan”

 

Jakarta, Galaxypost.id

SetiaOne Vision Hadirkan Film Perdana “Gerbang Setan”, Kolaborasi Komedi dan Horor Siap Menghibur Penonton Tanah Air

Jakarta, Juli 2025 – Industri perfilman Indonesia kembali diramaikan oleh kehadiran rumah produksi baru, SetiaOne Vision (SOV), yang siap menyuguhkan tontonan segar lewat film perdana mereka berjudul Gerbang Setan. Film bergenre horor-komedi ini disutradarai oleh Toto Hoedi dan dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2025.

Gerbang Setan mengisahkan lima sahabat—Diki, Beni, Rachel, Bagas, dan Wina—yang memutuskan untuk melakukan wisata horor ke sebuah desa terpencil bernama Desa Lawase Urip. Perjalanan yang awalnya mereka anggap sebagai liburan seru dan menegangkan, berubah menjadi pengalaman supranatural penuh misteri yang mengancam keselamatan mereka.

Selama berada di desa tersebut, mereka menghadapi berbagai fenomena mistis seperti kemunculan makhluk halus, ritual sesajen, praktik klenik, hingga kepercayaan terhadap roh leluhur. Seiring waktu, mereka mulai menyadari bahwa Desa Lawase Urip menyimpan rahasia kelam di balik apa yang disebut sebagai “Gerbang Setan”.

Meski mengusung tema horor, film ini dibalut dengan unsur komedi yang kuat, berkat keterlibatan para komedian legendaris yang menghadirkan humor-humor segar dan natural. Dengan durasi 88 menit, Gerbang Setan menjadi pilihan hiburan ringan yang memadukan tawa dan ketegangan.

Film ini diperkuat oleh jajaran pemain ternama seperti Rizza Fahlevi, Ummy Quary, Renaga Taher, Rachel Oldham, Mc Danny, Jarwo Kwat, Cak Lontong, Komeng, Opi Kumis, Marsya Adinda, Rizky Inggar, Eman 4 Sekawan, Ginanjar 4 Sekawan, Denny Chandra, Bopak Castello, Baron Hermanto, Ferdi Ali, Novilia Annisa, Atep Rizal, Kadir, dan Sri Atun. Proses syuting dilakukan selama 25 hari di sejumlah lokasi eksotis di Bogor dan Jakarta.

Dalam pernyataannya, Dudy S., selaku produser film Gerbang Setan, menyampaikan rasa bangganya terhadap proses produksi film ini.

“Film Gerbang Setan memang saya arahkan sebagai tontonan komedi yang dibalut dengan nuansa horor. Karena pemainnya adalah komedian-komedian senior yang sudah sangat berpengalaman, sayang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan utama kami adalah menghibur. Saya ingin penonton tertawa saat menontonnya dan merasa puas ketika keluar dari bioskop,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dudy menjelaskan bahwa ide cerita film ini terinspirasi dari kisah mistis tentang desa yang hilang di daerah Wonosobo, tepatnya desa fiktif bernama Lawa Singgir. Meski tidak melakukan pengambilan gambar langsung di sana, atmosfer pedesaan tetap dihadirkan secara kuat dalam visual film.

“Ini adalah film pertama saya sebagai produser, dan saya sangat bersyukur bisa bekerja sama dengan para komedian hebat. Mereka sangat profesional meski jadwalnya padat. Film ini kami tujukan untuk segmen remaja hingga dewasa, dan kami berharap bisa menjangkau penonton seluas mungkin,” tambahnya.

Dengan kombinasi horor dan komedi yang segar, serta deretan aktor komedi papan atas, Gerbang Setan diproyeksikan menjadi tontonan favorit masyarakat Indonesia pada musim liburan ini. Jangan lewatkan film yang siap membawa tawa di tengah ketegangan, hanya di bioskop mulai 17 Juli 2025.

Horor Komedi Terbaru “Gerbang Setan” Siap Bikin Penonton Ketakutan Sekaligus Terhibur

 

Horor Komedi Terbaru “Gerbang Setan” Siap Bikin Penonton Ketakutan Sekaligus Terhibur

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Jakarta, Juli 2025 — Industri perfilman Tanah Air kembali menghadirkan kejutan baru. SetiaOne Vision (SOV), rumah produksi pendatang baru, siap menggebrak layar lebar dengan film perdana mereka bertajuk Gerbang Setan. Film ini menjadi debut penyutradaraan dari Toto Hoedi, yang memadukan dua genre populer horor dan komedi dalam satu sajian menarik yang segar dan menghibur.

Sinopsis Singkat: Liburan yang Berubah Menjadi Teror Supranatural

Gerbang Setan mengikuti kisah lima sahabat Diki, Beni, Rachel, Bagas, dan Wina yang memutuskan untuk melakukan wisata horor ke sebuah desa terpencil bernama Desa Lawase Urip. Niat awal mereka hanya untuk mencari sensasi liburan ekstrem, namun perlahan berubah menjadi pengalaman supranatural yang penuh misteri dan ancaman.

Di desa tersebut, mereka menghadapi berbagai fenomena mistis seperti kemunculan makhluk halus, ritual sesajen, praktik klenik, hingga mitos kuat tentang roh leluhur. Tanpa disangka, mereka menemukan bahwa desa tersebut menyimpan rahasia kelam yang berkaitan dengan “Gerbang Setan”. Rasa penasaran membawa mereka pada pencarian penuh ketegangan yang sarat kejutan.

Horor yang Menghibur: Penuh Tawa di Tengah Ketegangan

Berbeda dari film horor kebanyakan, Gerbang Setan hadir dengan sentuhan komedi yang segar dan cerdas. Dengan durasi 88 menit, film ini menawarkan hiburan ringan namun tetap menegangkan, cocok untuk ditonton bersama keluarga maupun teman-teman saat liburan.

Film ini dibintangi oleh deretan aktor dan komedian ternama seperti Rizza Fahlevi, Ummy Quary, Renaga Taher, Rachel Oldham, Mc Danny, Jarwo Kwat, Cak Lontong, Komeng, Opi Kumis, Marsya Adinda, Rizky Inggar, Eman 4 Sekawan, Ginanjar 4 Sekawan, Denny Chandra, Bopak Castello, Baron Hermanto, Ferdi Ali, Novilia Annisa, Atep Rizal, Kadir, hingga Sri Atun.

Proses produksi dilakukan selama 25 hari, dengan latar lokasi di kawasan eksotis Bogor dan Jakarta. Sementara beberapa bagian drama dalam film direkam di Wonosobo, Jawa Tengah.

Sutradara Toto Hoedi: “Ini Bukan Sekadar Film Horor, Tapi Drama Komedi Penuh Hati”

Dalam pernyataannya, sutradara Toto Hoedi menyebut bahwa Gerbang Setan adalah proyek perdananya dalam dunia penyutradaraan, dan menjadi pijakan awal untuk karya-karya berikutnya.

“Film ini dibuat dengan konsep yang sederhana, ringan, dan menghibur. Meskipun bernuansa horor, namun kami sengaja menyisipkan komedi yang bisa dinikmati semua usia, terutama remaja dan keluarga,” ujarnya.

Toto juga menekankan pentingnya keseimbangan antara unsur horor, komedi, dan drama. Para pelawak senior yang terlibat dalam film ini diberi pemahaman agar tidak hanya mengandalkan kelucuan, tetapi juga mampu menyampaikan kedalaman karakter secara dramatis.

“Saya sampaikan ke para pelawak, ini bukan film komedi biasa. Ada bagian drama yang harus kuat. Contohnya Ginanjar, dia tampil luar biasa di adegan-adegan dramatis. Cak Lontong juga bermain pas, tidak berlebihan tapi tetap mengundang tawa,” lanjut Toto.

Salah satu momen ikonik dalam film ini adalah adegan antara karakter Umi dan pocong, yang berhasil memadukan rasa takut dan kelucuan secara natural. Toto menjelaskan bahwa sebagian besar adegan seperti ini didorong oleh improvisasi para aktor, yang ia izinkan hingga 30% dari naskah.

“Improvisasi itu penting, apalagi bagi pelawak. Saya beri ruang 30% supaya mereka bisa mengeluarkan ekspresi asli mereka, tanpa mengganggu alur cerita. Kalau semuanya kaku, ya lucunya nggak keluar,” jelasnya.

Meski produksi sempat terkendala cuaca, proses syuting berjalan lancar berkat profesionalisme para pemain. Ia juga menyoroti dedikasi para komedian senior seperti Komeng, yang datang lebih awal dari jadwal demi menunjukkan etos kerja kepada pemain muda.

“Komeng datang jam 3 sore untuk syuting jam 7 malam. Junior-junior jadi malu sendiri kalau datang telat. Ini contoh luar biasa dari senior ke generasi baru,” tambah Toto.

Siap Go Internasional

Toto Hoedi dan tim juga memiliki visi besar untuk membawa Gerbang Setan ke pasar internasional. Mereka telah menjadwalkan presentasi film ini ke Kuala Lumpur dan Brunei pada 20 Juli 2025. Respon awal dari mitra distribusi di kedua negara pun sangat positif.

“Mereka bilang film ini punya nilai komersial yang kuat dan siap dijual di sana. Harapannya, kalau film ini sukses, akan ada sekuel atau karya serupa dengan aktor-aktor besar lainnya,” tutur Toto, yang juga menyebut potensi aktor seperti Reza Rahadian untuk tampil di proyek-proyek selanjutnya.

Tayang 17 Juli 2025 di Seluruh Bioskop Indonesia

Gerbang Setan akan mulai tayang serentak di seluruh jaringan bioskop Tanah Air mulai 17 Juli 2025. Dengan kombinasi horor dan komedi yang unik, film ini digadang-gadang menjadi pilihan utama tontonan keluarga di musim liburan.

 

Taufan Andryan (Produser Film “Horor Selepas Tahlil””: Pesan Moral “Film Selepas Tahlil” Konstruktif untuk Masyarakat

Taufan Andryan (Produser Film “Horor Selepas Tahlil””: Pesan Moral “Film Selepas Tahlil” Konstruktif untuk Masyarakat

 

Jakarta, 6 Juli 2025 –

 

Film Genre Horror berjudul “Selepas Tahlil” yang digarap BION Studios ini akan ditayangkan serentak di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 10 Juli 2025 yang merupakan proyek kolaborasi sutradara Adriano Rudiman dan penulis skenario Husein M. Atmojo sekaligus Taufan Andryan sebagai produser filmnya.

Diceritakan dari kisah nyata melalui podcast Lentera Malam, film ini tak sekadar menjual genre horor, namun juga menghadirkan drama keluarga. Film ini sekaligus menjadi pengingat untuk selalu berbuat baik agar tak ada penyesalan di masa depan.

Film ini tidak hanya menawarkan ketegangan khas genre horor, tapi juga sarat akan pesan moral tentang pentingnya selalu berbuat baik dan tidak menyia-nyiakan waktu bersama orang tercinta.

Film Selepas Tahlil dibintangi oleh Aghniny Haque sebagai Saras, Bastian Steel sebagai Yudhis, dan Diandra Agatha sebagai Dyah. Epy Kusnandar turut tampil sebagai Hadi, ayah dari Saras dan Yudhis.

Taufan Andryan sebagai Produser Film Horor Selepas Tahlil, saat ditemui awak Media Online di Bioskop XXI Epicentrum mengatakan ; “Pertama kali pembuatan film Selepas Tahlil yaitu mereka punya judul film ini yang ketika diketahui besaran film ini dan saya sampaikan ke bu Ajeng sebagai Creative Produser bahwa Tahlil itu sederhana sekali yang berarti Laa ilaaha illallah yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah. Maka dari itu dengan judul dan film seperti ini kita tetap mengangungkan kebesaran Allah SWT, dimana balik lagi adanya supranatural dari kejadian nyata yang ada di film Selepas Tahil kita kembalikan kepada Sang Pencipta.

Adapun dalam pandangan saya terkait dari kata Tahlil sebagai tahlilan ataupun budaya masyarakat Indonesia dalam menghadapi kematian manusia dan juga arti Tahlil lainnya itu sendiri sebagai tiada yang lebih besar daripada kuasa Allah, dimana melihat dari 2 arti kata Tahlil tersebut itu yang proses awal dasar sekali untuk kita melihat apa yang kira-kira bisa terjadi maupun akan terjadi dari kematian yang dialami sama karakter manusia itu sendiri.

Terkait menilai film Selepas Tahlil dilihat dari sisi agama itu sendiri akan kita kembalikan kepada manusianya masing-masing, bagaimana mereka akan menikmati dan menangapi apa yang coba kita ceritakan di fim ini. Tetapi apa yang saya lihat dari film ini memiliki 2 fungsi yaitu selain dari entertainment juga bentuk representasi dari masyakarat yang terjadi dimana-mana. Menariknya ketika keluar statment film Selepas Tahlil justru dari trillernya film ini muncul dari beberapa daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dll pernah ada kejadian tersebut dan setelah kita riset lebih dalam menjadi pertanyaan, kenapa hal seperti itu bisa terjadi? dalam mempresentasikan atau merefleksikan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar masyarakat daerah Jawa maupun daerah lainnya.

Harapannya semoga film Selepas Tahlil bisa menjadi totonan yang menyenangkan, seru dan punya filing yang besar untuk masyarakat Indonesia. Dan tantangan film Selepas Tahlil dari banyak film-film horor yang ada di bioskop Indonesia adalah horor macam apa yang bisa diberikan sebagai tontonan yang menarik kepada masyarakat, makannya dari film ini coba kita cari korelasi perasaan maupun drama yang besar karena film horor juga bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Kitapun juga memahami bahwa horor yang sering terjadi di masyarakat punya banyak sekali pesan moral seperti mitis, mitos, larangan-larangan selalu punya sesuatu yang sebenarnya mau disampaikan ke masyarakat dari para pendahulu kita yang pernah mengalaminya, sehingga ketika turun menjadi budaya dan budaya bisa diturunkan lewat tontonan film di bioskop akan punya efek menarik buat masyarakat Indonesia.

Film Selepas Tahlil bisa dikatakan terinspirasi dari kisah nyata dimana diceritakan bahwa ada seorang bapak-bapak yang meninggal tetapi kemudian ketika di tahlilkan bapak tersebut bangun menuju ke desa yang lama, maka dari itu esesnsi dari kisah tersebut yang kita ambil untuk film Selepas Tahil dan kejadian selanjutnya bagaimana bapak tersebut bisa dikubur atau kenapa juga susah untuk dikubur, dll itu adalah bagian hal yang kita coba angkat maupun kita dorong menjadi sebuah tontonan horor yang lebih seru dan menyeramkan,” tutupnya.

Trailer Panggil Aku Ayah Resmi Dirilis, Hadirkan Kasih Keluarga yang Tumbuh dari Perjuangan dan Ketulusan, Bukan Hanya Hubungan Darah

Trailer Panggil Aku Ayah Resmi Dirilis, Hadirkan Kasih Keluarga yang Tumbuh dari Perjuangan dan Ketulusan, Bukan Hanya Hubungan Darah

 

Jakarta, 4 Juli 2025 —

 

Di tengah tingginya respons publik terhadap teaser perdananya, Visinema Studios merilis official poster dan trailer film Panggil Aku Ayah, yang akan tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025. Film terbaru dari pembuat JUMBO—film terlaris sepanjang masa di Indonesia—merupakan drama komedi tentang keluarga yang tumbuh dari kehadiran dan kepedulian, bukan semata dari darah. Melalui relasi antara Dedi (Ringgo Agus Rahman), sepupunya Tatang (Boris Bokir), dan Intan (Myesha Lin), penonton diajak tertawa, terharu, dan merefleksikan makna keluarga.

Anggia Kharisma, Produser film dan Chief Content Officer Visinema Studios mengatakan, “Panggil Aku Ayah adalah bagian dari komitmen Visinema Studios untuk terus menghadirkan cerita-cerita keluarga yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menyentuh dan menggugah. Film ini mengajak kita merenungkan kembali arti sebuah rumah dan keluarga bahwa kasih sayang tidak selalu lahir dari ikatan darah, melainkan dari empati, kehadiran, kepedulian, dan ketulusan cinta. Kami percaya, cerita seperti ini penting untuk terus dihadirkan di layar lebar Indonesia, karena dekat dengan keseharian kita, dan membuka ruang untuk saling memahami dan mencintai lebih baik lagi.”

Diproduseri oleh Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari, Panggil Aku Ayah diadaptasi dari film laris Korea Selatan Pawn, produksi CJ ENM—yang kini juga menjadi produser bersama Visinema Studios. Film ini menggabungkan humor dan empati dalam cerita keluarga yang relevan dan membumi.

“Dalam adaptasi ini, saya berupaya untuk tetap mempertahankan pesan utama, namun dihadirkan dengan konteks lokal Indonesia yang kuat. Dengan kualitas para pemeran yang mampu menghidupkan karakter dan emosi cerita, saya berharap penonton tidak hanya akan terhibur, tapi juga dapat menemukan makna baru tentang sebuah relasi keluarga,” ujar sutradara Panggil Aku Ayah, Benni Setiawan, yang juga merupakan peraih Piala Citra untuk Sutradara Terbaik.

Dalam trailer resminya, Dedi dan Tatang harus mengasuh Intan—seorang anak yang awalnya hanya dijadikan jaminan utang oleh sang ibu, Rossa (Sita Nursanti), sebelum ditinggal menjadi TKI. Hubungan yang semula kaku berubah menjadi hangat, dipenuhi dinamika kocak dan penuh rasa.

Pemeran Dedi, Ringgo Agus Rahman, yang baru saja memenangkan Piala Citra FFI 2024 untuk Pemeran Utama Pria Terbaik, mengungkapkan “Karakter Dedi sangat menarik bagi saya karena kontrasnya—seorang penagih utang yang tidak punya pengalaman sebagai orang tua, tapi justru memilih berjuang demi anak yang bahkan tak memiliki hubungan darah dengannya. Dari perjuangan itulah tumbuh perubahan dalam diri Dedi dan orang-orang di sekitarnya. Cerita ini menyentuh, tapi juga penuh momen kocak dan hangat yang membuat perjalanan mereka terasa nyata.”

Tissa Biani, yang memerankan Intan dewasa, menambahkan “Sebagai Intan dewasa, saya merasakan bagaimana luka dan cinta dari masa kecil membentuk cara kita memandang keluarga. Intan tumbuh dengan perjuangan unik yang membuatnya belajar makna keluarga. Menurut saya, hal ini sangat relevan dengan generasi sekarang, yang sering kali dibesarkan dan dipengaruhi oleh orang-orang di luar struktur keluarga tradisional.”

Selain merilis trailer dan poster, Panggil Aku Ayah juga berhasil mencuri perhatian warganet lewat aktivasi Telepon Umum – ‘Panggilan dari Hati”, instalasi interaktif di Stasiun MRT Dukuh Atas. Di media sosial, ramai beredar video orang-orang yang “curhat” di bilik telepon umum kepada sosok ayah versi mereka—banyak yang menangis, tersentuh, dan tersadar akan pentingnya kehadiran figur keluarga dalam hidup mereka.

“Respons terhadap teaser dan instalasi Telepon Umum – ‘Panggilan dari Hati’ menunjukkan betapa kuatnya ikatan emosional masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai keluarga. Kami berharap film ini dapat menjadi ruang refleksi tentang makna hadir dan mencintai dalam bentuk keluarga yang lebih luas,” tutup produser dan Chief Content Officer Visinema Studios, Anggia Kharisma.
Film Panggil Aku Ayah tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 7 Agustus 2025.

Ikuti perkembangan terbaru mengenai Film Panggil Aku Ayah tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 7 Agustus 2025. Ikuti perkembangan terbaru mengenai film Panggil Aku Ayah melalui Instagram @panggilakuayahfilm dan @visinemaid.
***
TENTANG VISINEMA GROUP

Didirikan pada tahun 2008 oleh sineas Indonesia, Angga Dwimas Sasongko, Visinema Group (Visinema) memiliki visi untuk menjadi center of excellence dalam setiap bentuk storytelling di Indonesia dengan ekosistem storytelling yang komprehensif. Visinema berkomitmen untuk senantiasa mengembangkan dan melahirkan konten, cerita, serta film yang menarik untuk dapat dinikmati oleh para pecinta film dan publik di berbagai saluran dan platform.

Visinema memiliki Visinema Pictures yang menghasilkan film-film layar lebar yang menghadirkan cerita-cerita yang menarik dan impactful serta memberikan pengalaman sinematik terbaik bagi para pecinta film; BION Studios yang menghadirkan cerita-cerita hyperlocal dan trending di masyarakat; Visinema Studios yang fokus menghadirkan konten berkualitas untuk anak dan keluarga, serta animasi dan puppet show; Visinema Content yang melahirkan konten berkualitas yang dapat dinikmati di platform streaming; dan Skriptura yang memberikan layanan script development dan scriptwriting.

Visinema sudah melahirkan sejumlah portofolio IP (Intellectual Property) yang telah dinikmati oleh publik, diantaranya adalah Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Filosofi Kopi, Surat Dari Praha, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, Keluarga Cemara, Generasi 90an: Melankolia, Nussa, Mencuri Raden Saleh, 13 Bom di Jakarta, Heartbreak Motel dan sejumlah IP box office lainnya yang telah ditayangkan di layar bioskop, Nussa Official Series dan Domikado yang dapat dinikmati di kanal YouTube, serta Pertunjukkan Panggung Musikal Keluarga Cemara yang telah mendapatkan sambutan hangat dari publik. Visinema semakin memperkuat posisinya dalam industri film dan kreatif Indonesia untuk menjadi center of excellence dalam setiap bentuk karya yang dihasilkan.

Visinema
Website : www.visinema.co
Email : info@visinemapictures.com Instagram : @visinemaid
@panggilakuayahfilm TikTok : @visinemaid X : @VisinemaID
POPLICIST Publicist publicist@poplicist.com

Magnus dan Jovanka Menyapa Lewat Poster & Trailer “Bertaut Rindu”: Sebuah Perjalanan Tentang Impian yang Berhak Dirayakan

Magnus dan Jovanka Menyapa Lewat Poster & Trailer “Bertaut Rindu”: Sebuah Perjalanan Tentang Impian yang Berhak Dirayakan

 

 

 

Jakarta, 4 Juli 2025 –

 

 

 

Hari ini, Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan, film terbaru produksi SinemArt, merilis poster dan trailer resmi yang untuk pertama kalinya memperlihatkan dunia dua tokoh utamanya: Magnus dan Jovanka.

Dirilis dalam konferensi pers yang berlangsung pada 4 Juli 2025 di Plaza Senayan.

Poster dan trailer ini menjadi awal dari perjalanan emosi yang lebih jauh, bukan sekadar tentang cinta
remaja, tetapi tentang kehilangan arah, luka keluarga, dan keberanian untuk mempertahankan mimpi, bahkan saat semuanya terasa tidak mungkin, sekaligus memperlihatkan bahwa adanya support system bisa membawa kekuatan tersendiri untuk mewujudkan dan merayakan impian.

Poster resmi memperlihatkan Magnus dan Jovanka yang duduk berhadapan, dengan
karya-karya gambar yang merupakan bidang keahlian keduanya. Meski berdekatan, namun ada hal yang menggantung tak terjawab dari tatapan keduanya.

Sementara dalam trailer yang dirilis bersamaan, penonton mulai melihat sisi terdalam dari Magnus (Ari Irham), siswa SMA pendiam
yang baru saja diterima di ITB, kampus impiannya. Namun mimpi itu tak bisa ia rayakan, karena orang tuanya telah menyiapkan jalan lain: universitas di luar negeri, jurusan yang tak pernah ia
minta. Magnus diam. Bukan karena tidak punya suara, tapi karena sudah terlalu sering tak didengar.

Lalu hadir Jovanka (Adhisty Zara) siswi ceria di luar tapi menyimpan empati mendalam di dalam.

Jovanka tak hanya peduli, ia hadir sebagai cahaya dalam hidup Magnus yang kelam. Ia melihat banyak warna dalam hidup, dan berharap Magnus juga bisa melihatnya.

“Aku berharap bisa
ngasih kamu sedikit terang biar kamu bisa lihat apa yang aku lihat,” ucapnya pelan pada Magnus, seperti yang bisa kita saksikan di cuplikan trailer.

“Di luar sana, masih banyak anak muda yang mimpinya tidak dihancurkan oleh kegagalan, tapi oleh orang tuanya sendiri. Dan mereka memilih diam, dan Jovanka melihat itu dari Magnus,”
ungkap Adhisty Zara pemeran Jovanka.

“Sedangkan Jovanka hadir seolah baik-baik saja, tapi
sebenarnya dia juga menyimpan luka. Tapi daripada mengeluh, dia memilih menjadi cahaya
buat orang lain. Itu yang bikin aku tersentuh saat memerankan dia.”

Film ini adalah adaptasi dari novel Bertaut Rindu, Pemenang The Writers Show (TWS) Gramedia
Writing Project (GWP) 2021 karya Tian Topandi dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Ada kekosongan yang tak bisa diisi hanya dengan logika. Ada kerinduan untuk hidup dengan pilihan sendiri. Dan Bertaut Rindu menghadirkan itu semua dalam balutan cerita yang lembut namun menghantam perasaan.

Disutradarai oleh Rako Prijanto, dan diperkuat dengan naskah dari Lintang Pramudya Wardhani, film ini akan tayang serentak di bioskop mulai 31 Juli 2025.

Bukan hanya menghadirkan kisah cinta yang manis, tapi juga realita yang getir dan akrab dengan banyak anak muda hari ini: mimpi yang terpaksa diredam, keputusan yang dipaksakan, dan harapan yang perlahan menghilang.

Film ini juga semakin lengkap dengan keikutsertaan penyanyi muda Jasmine Nadya yang menyumbangkan suara untuk lagu soundtrack film berjudul “Seiring”, lagu yang diciptakan dan
diaransemen oleh Denny Indrajaya dan Ryan Pitna, serta produksi Sinemart Indonesia. Lagu ini menjadi refleksi dari hubungan antara orang tua dan anak yang tak selalu selaras, namun
diam-diam tetap berjalan berdampingan.

“Film ini bicara pelan, tapi dalam. Kami ingin Bertaut Rindu menjadi jendela buat para orang tua untuk lebih mendengar, dan buat para remaja agar tidak merasa sendirian,” ujar MGS. Fahry
Fachrudin, produser film ini.

“Setiap anak punya hak atas mimpinya sendiri. Tugas kita bukan mengarahkan mereka ke jalan yang kita pilihkan, tapi menemani mereka menemukan arah yang
mereka yakini. Dan perasaan-perasaan anak tersebut dibalut dengan cerita asmara remaja yang pastinya related dengan kehidupan saat ini,” lanjutnya lagi.

Bertaut Rindu: Semua Impian Berhak Dirayakan adalah perjalanan emosi yang lirih namun membekas. Sebuah pengingat bahwa mimpi bukan untuk diukur dari restu saja, tapi juga dari
keberanian untuk mempercayai diri sendiri.

Film ini akan tayang di bioskop mulai 31 Juli 2025,
datang dan rasakan sendiri kisah Magnus dan Jovanka, kisah tentang pertemuan, tentang kehilangan, dan tentang cinta yang tumbuh diam-diam di antara luka. Tunggu informasi lebih
lanjut mengenai film Bertaut Rindu melalui akun Instagram @bertautrindu_movie,
@sinemart_movie dan @sinemart_ph.