Archives 2024

Dr. Hulman Panjaitan, S.H,. M. H. (Wakil Rektor Bidang Akademik Inovasi Universitas Kristen Indonesia): Film Drama Komedi Romantis “Harta ,Tahta, Wanita, Boru ni Raja” Sangat Edukatif dan Enak Ditonton

Dr. Hulman Panjaitan, S.H,. M. H. (Wakil Rektor Bidang Akademik Inovasi Universitas Kristen Indonesia): Film Drama Komedi Romantis “Harta ,Tahta, Wanita, Boru ni Raja” Sangat Edukatif dan Enak Ditonton

 

Jakarta, 8 Juli 2024 –

 

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba ( BPODT ) bersama layar production dan PIM Pictures Association kembali menghadirkan karya baru yang menghadirkan budaya batak yaitu film drama komedi romantis “Harta ,Tahta , Boru ni Raja” yang di selenggarakan di Bioskop Epicentrum Jakarta pada hari Senin, 8 Juli 2024.

DR. Hulman Panjaitan, S.H,. M. H. sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik Inovasi Universitas Kristen Indonesia, saat ditemui awak Media Online mengatakan Saya sangat apresiasi film Harta, Tahta, Boru Ni Raja karena sesungguhnya film ini mengangkat budaya batak dan intinya adalah bahwa peran budaya batak dalam pembangunan bangsa, apalagi penonton yang hadir sekarang ini luar biasa sekali bukan orang batak saja namun dari berbagai macam suku bangsa. Sedangkan peran dari budaya batak ini sangat penting bagi pembangunan bangsa indonesia khususnya dilihat dari karakter , jadi karakter itu ditunjukkan oleh budaya.

Dilihat dari segi pendidikan menurut saya budaya batak sangat edukatif karena ini merupakan sarana edukasi bagi kita semua khususnya di dunia pendidikan tinggi yaitu wujud dari kepedulian kita semua dalam pembangunan kebudayaan Indonesia.

Harapan kita kedepan bahwa film film layar lebar seperti semakin maju dan tidak hanya berhenti disini saja tetapi lebih dari sini khususnya mengangkat budaya budaya lainnya bukan hanya budaya Batak saja termasuk seluruh suku-suku bangsa Indonesia , “tutupnya.

Jimmy Bernando Panjaitan (Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT): BPODT Dukung Film “Harta,Tahta, Wanita Boru ni Raja” untuk Perkembangan Wisata  Danau Toba dan Adat Batak

Jimmy Bernando Panjaitan (Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT): BPODT Dukung Film “Harta,Tahta, Wanita Boru ni Raja” untuk Perkembangan Wisata  Danau Toba dan Adat Batak

 

Jakarta, Suarakristen.com

 

 

Jakarta, 8 Juli 2024 –

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba ( BPODT ) bersama layar production dan PIM Pictures Association kembali menghadirkan karya baru yang menghadirkan budaya batak yait film drama komedi romantis “Harta,Tahta, Wanita Boru ni Raja” yang di selenggarakan di Bioskop Epicentrum Jakarta pada hari Senin, 8 Juli 2024.

Jimmy Bernando Panjaitan selaku Direktur Badan Pelaksana Otorita Danau Toba ( BPODT ) Berpesan bahwa dari film harta ,tahta, boru ni raja ini kita mengajak anak muda indonesia terutama orang batak dimana jati dirinya itu dilihat dari budaya ,adat dll karena sangat membanggakan kalau seandainya kita datang ke kampung masing masing seperti di film harta ,tahta dan boru ni raja . Sebenarnya dari film ini adalah salah satunya kita mendukung pariwisata danau toba ,dimana salah satu yang kita sasar ini membuat tertarik dengan danau toba dan datang kesana juga.

Mengapa film ini tidak dibuat khusus adat batak karena bagaimana untuk menarik anak muda kesana danau toba, kalaupun dari segi yang lain khususnya kehidupan sehari – hari ,film ini yang kita angkat tidak harus terlalu adat dengan tujuan memperkenalkan anak anak muda untuk “Ayo kunjungi danau toba” karena danau toba tersebut dapat dilihat dari sisi lainnya.

Saya berharap dengan film tersebut untuk pencapaian pariwisata baik wisatawan dan turis asing dapat meningkat untuk mengetahui dan mempelajari adat istiadat danau toba khususnya budaya sumatera utara.
Saya selaku Direktur BPODT bertugas untuk inovasi dalam meningkatkan budaya danau toba dari tradisional seperti promosi ,iklan dll maupun non tradisional seperti film ,iklan dan video dll termasuk danau toba di perkenalkan ke dunia pariwisata internasional.

Pemilihan lokasi film danau toba ini yaitu dilihat dari delapan kabupaten ,kami mencari masing masing keunikan dari kabupaten tersebut yaitu kabupaten danau toba dilihat dari sisi kepahlawanannya yaitu DI Panjaitan sebagai pahlawan revolusi ,dari sitilah kita memasukan kedalam budaya danau toba. Selain dari makanan khasnya terdapat ulos ,tarian tor tor dan sebagainya.

Bentuk Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS), Yohanes Handojo Budhisedjati: Sebagai Pengawalan Program Pemerintahan Prabowo-Gibran Kedepan

Bentuk Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS), Yohanes Handojo Budhisedjati: Sebagai Pengawalan Program Pemerintahan Prabowo-Gibran Kedepan

 

Jakarta, Galaxypost.id

 

Yohanes Handojo Budhisejati mengumpulkan puluhan Organisasi Masyarakat (Ormas) dan membentuk Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) di Jakarta, 2 Juli 2024.

Menurut Handojo yang juga sebagai Ketua Umum Vox Point Indonesia, Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) bertujuan untuk mengawal program-program Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka agar bangsa makin sejahtera menuju Indonesia Emas 2024.

“FORMAS adalah wadah yang mengkolaborasikan lebih dari dua puluh Ormas dengan tujuan yang sama, yaitu mengawal program-program Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka agar rakyat makin sejahtera dan Indonesia Emas tahun 2024 dapat tercapai,” jelas Handojo.

Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) terbentuk atas inisiasi dari Vox Point Indonesia, yang dipercayakan oleh Hashim Djojohadikusumo untuk terlibat mengawal program-program Pemerintah kedepan.

“Itu sebabnya Ketua Dewan Pembina FORMAS adalah Bapak Hashim Djojohadikusumo, dan beliau rencananya akan langsung meresmikan Pengurus FORMAS pada tanggal 3 Agustus,” ujar Handojo.

Sebagai Ketua Umum FORMAS, Handojo Budhisedjati didampingi Prof. Dr. Hoga Saragih sebagai Sekjen, dan Devi Taurisa sebagai Bendahara Umum.

Ormas-ormas yang tergabung dalam Forum Masyarakat Indonesia Emas diantaranya adalah Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI), Gema Sadhana, Laskar Prabowo 08, Duta Wisata Sulut, REPKIP, PERWAMKI, BFCI, Central Kristen Indonesia (CKI), PSMTI, GPdPI, RAPI, PIN MERATIH, PATRIA, PPHKI, SIAP, SMSI, PPDI, BAMAGNAS, PITI, dan Vox Point Indonesia.

Tokoh-tokoh pimpinan Ormas yang bergabung dalam FORMAS, baik sebagai Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Dewan Pengurus antara lain Mayjen TNI (Purn) Jan Pieter Ate, Irjen Pol (Purn) Heribertus Dahana Resmiwara, Brigjen TNI (Purn) Karel Ralahalu, Pdt. Dr. Jimmy Oentoro, Dr. Roland Octavianus, Cecil Sumarlin, Djasarmen Purba, Kolonel TNI (Purn) Robert H. Pandiangan, Pdt. Dr. Japarlin Marbun, Kolonel (Purn) Simarmata, Herry Saragih, Ferdo Raturandang, Jannus Hutapea, Dr. Edwin Tielman, Ph.D, dan Dr. Yerry Tawalujan.
(EYT)

Kolaborasi AXA Financial Indonesia dan FMIPA Institut Teknologi Bandung Tingkatkan Kualitas Aktuaris

Kolaborasi AXA Financial Indonesia dan FMIPA Institut Teknologi Bandung Tingkatkan Kualitas Aktuaris

 

Bandung, Galaxypost.id

 

Industri dan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendorong inovasi, pengembangan ekonomi, dan pertumbuhan berkelanjutan. Kolaborasi antara kedua entitas ini dapat menciptakan sinergi yang kuat dan saling menguntungkan.

AXA Financial Indonesia (AFI) berkolarasi dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan kesempatan beasiswa bagi mahasiswa Program Studi (Prodi) Aktuaria dan Prodi Matematika. Beasiswa ini mencakup biaya pendidikan dan pengembangan diri mahasiswa terpilih guna mendalami Aktuaria sebagai ilmu dasar analisis risiko kegiatan keuangan layanan asuransi. Inisiatif ini menggarisbawahi komitmen AFI dalam memajukan industri asuransi melalui pengembangan profesional unggul di bidang Aktuaria.

Niharika Yadav, Presiden Direktur AXA Financial Indonesia, menjelaskan, “AXA Financial Indonesia menyambut antusias kesempatan berkolaborasi dengan FMIPA ITB sebagai kampus yang dikenal telah menghasilkan lulusan terbaik di bidang Aktuaria. Keunggulan akademis yang ditawarkan ITB serta pengetahuan praktis industri asuransi yang diberikan oleh AXA Financial Indonesia sebagai bagian dari perusahaan Asuransi global terkemuka akan memberikan keuntungan unik bagi para Aktuaris masa depan. Melalui program beasiswa ini kami bermaksud untuk membekali mahasiswa terpilih dengan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk menghasilkan profesional Aktuaris berkualitas yang sangat dibutuhkan untuk industri kami.”

Berdasarkan data Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), Indonesia baru memiliki sekitar 51 persen Aktuaris dari 3.000 jumlah Aktuaris yang ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri, khususnya industri asuransi baik umum maupun jiwa. Sampai dengan bulan Maret 2024, terdapat 532 orang yang memiliki gelar Fellow Society of Actuaries of Indonesia (FSAI) dan 285 orang yang menyandang gelar Associate of the Society of Actuaries of Indonesia (ASAI). Dengan demikian, terdapat 817 orang yang telah mengantongi gelar untuk berprofesi sebagai Aktuaris di Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya mendorong kesiapan pelaku industri asuransi dalam meningkatkan kualitas layanan asuransi, khususnya profesional di bidang Aktuaria. Sejauh ini, OJK telah menetapkan bahwa standar praktik keuangan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 74 tentang Kontrak Asuransi akan mulai diterapkan 1 Januari 2025. Untuk itu, industri asuransi perlu memastikan ketersediaan serta kesiapan Aktuaris dalam menjalankan standar praktik keuangan saat PSAK mulai diterapkan.

Prof. Ir. Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D., Dekan FMIPA ITB, menuturkan, “Kami menyambut baik kerjasama dengan AXA Financial Indonesia untuk pengembangan kapasitas tenaga Aktuaris berkualitas melalui program beasiswa ini. Terutama karena program ini meliputi serangkaian kegiatan termasuk pengalaman magang di kantor AFI sekaligus pengembangan SDM hingga peluang bekerja di AFI. Besar harapan kami, pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan beasiswa ini bisa menghasilkan tenaga Aktuaria berkualitas dan berkontribusi terhadap pertumbuhan industri asuransi nasional.”

Kolaborasi yang menjadi program tahunan ini dimulai dengan proses seleksi mahasiswa terbaik dari Prodi Aktuaria dan Prodi Matematika yang akan menjalani kegiatan magang di kantor AFI pada akhir semester 6. Pada akhir masa magang, mahasiswa magang terpilih akan mendapatkan beasiswa pendidikan selama 2 semester terakhir dengan cakupan biaya akademik, biaya bulanan, serta manfaat bimbingan dan pelatihan serta ujian profesi Aktuaris. Setelah lulus, mereka berkesempatan mengikuti program terstruktur sebagai Management Trainee (MT) selama 24 bulan dan memperoleh fasilitas pengembangan SDM seperti pembinaan karir dan pelatihan lanjutan terkait Aktuaria.

***

TENTANG AXA FINANCIAL INDONESIA

PT AXA Financial Indonesia merupakan bagian dari AXA Group, perusahaan asuransi dan manajemen aset terbesar di dunia berbasis di Paris, dengan 147.000 karyawan melayani lebih dari 94 juta nasabah di 50 negara. AXA di Indonesia menawarkan solusi perlindungan bagi perseorangan maupun korporasi dalam bentuk asuransi jiwa dan asuransi umum melalui jalur multi distribusi yaitu bancassurance, keagenan, broker, digital dan telemarketing serta manajemen aset. AXA telah diakui oleh Interbrand sebagai merek asuransi nomor satu di dunia selama sepuluh tahun berturut-turut (2009-2018).

PT AXA Financial Indonesia (AXA Financial Indonesia) merupakan perusahaan asuransi dengan fokus bisnis pada asuransi jiwa dan asuransi kesehatan konvensional dan syariah (Unit Syariah). AXA Financial Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan Surat Ijin Usaha No.612/KMK.017/1995 tanggal 22 Desember 1995 dan salinan Keputusan Menteri Keuangan No.KEP-237/KM.10/2009 tanggal 31 Juli 2009 untuk ijin usaha unit Syariah. AXA Financial Indonesia berkantor pusat di Jakarta dengan 49 kantor pemasaran di seluruh Indonesia dan kurang lebih 4,400 tenaga pemasar bersertifikat.

Tahun 2023, AXA Financial Indonesia telah memenangkan sejumlah penghargaan, antara lain: Best Insurance 2023 with Top Financial Performance and Provision of Innovative Production Solutions – Category Life Insurance, Total Assets 5T-10T dari Warta Ekonomi, Best Contact Center Indonesia 2023 – Categories in Corporate Contact Center Award: Platinum for Digital Media, Gold for Contact Center Operation & Bronze for People Development dari Indonesia Contact Center Association, Indonesia Best Business Transformation 2023 dari SWA Magazine, The Best Performance Life Insurance Company 2023 – Category Gross Premium IDR 1 Trillion – <IDR 5 Trillion dari

Janoe Arijanto (Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I): Pemerintah Harus Terus Membuka Dialog dengan Ekosistem Penyiaran untuk Menghadapi Disrupsi Digital

Janoe Arijanto (Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I): Pemerintah Harus Terus Membuka Dialog dengan Ekosistem Penyiaran untuk Menghadapi Disrupsi Digital

 

Jakarta, 3 Juli 2024 –

 

Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kominfo RI dan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) menyelenggarakan Focus Group Discussion dengan tema “Masa Depan Penyiaran Pasca ASO & Disrupsi Digital” dilaksanakan di The Hotel Akmani Jakarta Pusat (3 Juli 2024).

Janoe Arijanto selaku Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia seusai memberikan materi, saat ditemui awak Media Online mengatakan ; Bahwa kalau soal ASO sudah selesai hingga kepemisahan sudah 90% hingga sudah kita anggap normal kembali dan kita sudah mulai bisa menghitung measurement sebagaimana seperti sebelum ASO. Sekarang sebenarnya kalau misalnya ternyata ada data bahwa spending ke televisi itu flat atau turun dari tahun ke tahun, sebenarnya yang diperlukan lebih kepada bagaimana organisasi televisi, entah di level holdingnya itu mampu menyesuaikan dengan format landscape yang baru.

Tentu saja redefinisi terhadap arti televisi itu sendiri dan dengan konten-konten yang juga berformatnya yang berbeda-beda. Memang kalau kita mengartikan televisi yang sekarang kemudian dipindah ke digital itu juga tidak cukup karena format atau karakter maupun kebiasaan itu bisa dinikmatin dengan video yang berbeda, makanya perubahannya bukan hanya persoalan memindahkan televisi ke digital, tapi juga memindahkan format, kebiasaan, pengukuran, event culture dan cara mengelola konten itu juga harus kemudian berubah.

Sebenarnya kalau merespon ke multi platform yang kalau kemudian televisi berubah ke multi platform, formatnya kita tentu saja akan menguntungkan semua pihak baik televisi yang sedang berubah atau periklanannya, tapi kalau lebih ke ASO itu sebenarnya sekarang sudah tidak ada masalah sama sekali. Adapun untuk masalah regulasinya, karena regulasinya belum berakhir yang saya kira sih satu regulasi aja.

Kalau bicara mengenai masalah undang-undang, sebaiknya undang-undang ini pro terhadap permirsa Indonesia termasuk melindungi informasi sebagai hajat hidup orang banyak di level itu dan tidak kemudian mengatur ke wilayah-wilayah yang terlalu teknis, karena memang teknologi cepat sekali berubah dan gampang sekali, kemudian tertinggal kalau kita menempatkan peraturan-peraturan teknis dalam undang-undang yang sudah diatur.

Jadi sebenarnya yang penting adalah bagaimana undang-undang itu punya semangat yang bagus untuk melindungi pemirsa dan industri pertelevisian yang sedang berubah ini dimana saya kira televisi masih menjadi yang terbesar sampai bulan Juli 2024 juga masih menjadi spending yang terbesar, sekitar 50-60%.

Dan yang diperlukan sebenarnya ke perubahan-perubahan yang saya sebutkan tadi baik perubahan yang ke arah merespon multi-platform, multi-format maupun organisasinya sendiri juga harus culture-nya harus disesuaikan dengan perkembangan landscape yang ada multi-platform itu.

Harapan untuk pemerintah tentu saja sebenarnya pemerintah bukan hanya satu pihak saja yang bisa kita berharap untuk perubahan ini. Ini kerja besar ekosistem penyiaran dan televisi karena kita semua dari periklanan maupun dari pengiklanan, content creator bahkan termasuk televisi sendiri memang harus bersama-sama untuk bergerak. Dan saya kira itu menjadi kunci yang kemudian sekedar melawan platform besar, tapi kita menjadikannya sebagai salah satu elemen yang berubah, bahkan kita berkolaborasi itu juga penting. Jadi saya kira itu harapan kita ke pemerintah untuk terus-menerus membuka dialog dengan ekosistem penyiaran,” tutupnya.

Rupiah Terpuruk Antara Krisis Kepercayaan dan Fundamental Lemah

Rupiah Terpuruk Antara Krisis Kepercayaan dan Fundamental Lemah

 

*Oleh Jeannie Latumahina*
*Ketua Umum Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo*

 

 

Di tahun 2024, bagaikan deja vu yang mengerikan, Rupiah kembali terjerumus dalam tren pelemahan. Trauma krisis moneter di awal Reformasi seolah menghantui, memicu kembali rasa kawatir di berbagai kalangan.

Benarkah krisis kepercayaan menjadi biang keladi utama? Ataukah ada faktor lain yang lebih kompleks? Mari kita telusuri lebih dalam, untuk mencari jawaban di balik misteri pelemahan Rupiah.

*Krisis Kepercayaan dan Dampaknya yang Menggerogoti*

Krisis kepercayaan terhadap kebijakan ekonomi bagaikan bom waktu yang menunggu untuk siap meledak. Investor yang terasa ragu-ragu dalam melihat kebijakan yang tidak kondusif, kurang transparan, atau bahkan inkonsisten, tak segan-segan menarik modal mereka dari Indonesia.

Tentu saja ini jelas bisa memicu capital flight, atau pelarian modal yang akan menggerus nilai tukar Rupiah bagaikan air yang menggerus tebing.

*Luka lama krisis ekonomi 1997-1998 masih membekas*

Ketidakstabilan politik dan kekacauan yang terjadi saat itu telah meruntuhkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia, sehingga memicu depresiasi Rupiah yang signifikan. Trauma terhadap krisis ini menjadi pengingat pahit bahwa krisis kepercayaan dapat berakibat fatal bagi stabilitas ekonomi, bagaikan penyakit kronis yang menggerogoti tubuh.

*Beban Berat yang Menghambat Laju Rupiah*

Krisis kepercayaan memang bukan satu-satunya biang keladi. Karena ada juga sisi fundamental ekonomi yang lemah, bagaikan batu rintangan yang menghambat laju Rupiah, menjadi faktor lain yang tak kalah penting.

Sebagaimana diketahui defisit neraca perdagangan dan fiskal kronis, bagaikan benalu yang mengisap nutrisi, menguras cadangan devisa negara. Berakibat Inflasi naik meninggi, bagaikan monster yang melahap daya beli masyarakat, meredam daya beli masyarakat dan menggerus nilai riil Rupiah.

Sedangkan tingkat suku bunga yang tidak kompetitif, bagaikan magnet yang lemah, membuat nilai uang Rupiah masih kurang menarik bagi investor asing.

*Dampak yang meluas juga terhadap nilai tukar terhadap mata uang di Asia Tenggara*

Pelemahan Rupiah berubah bagaikan badai yang tak hanya menerjang nilai tukarnya terhadap Dolar AS. Demikian juga terhadap mata uang di kawasan Asia Tenggara lainnya, seperti terhadap Baht Thailand, Ringgit Malaysia, dan Vietnam Dong, rupiah mengalami pelemahan.

Rupiah melemah 4,29%, dengan 1 Ringgit Malaysia menjadi setara dengan Rp3.640, terhadap Baht Thailand melemah 3,48% atau setara dengan Rp1.200, demikian rupiah melemah 2,86%, dengan 1 Dolar Singapura setara dengan Rp10.800 pada 27 Juni 2024.

Sehingga makin memperparah dampak negatif pelemahan Rupiah, seperti menggerus daya saing ekspor bagaikan pedang bermata dua, juga meningkatkan biaya impor bagaikan beban yang tak bisa terelakkan, dan pasti menurunkan daya tarik investasi bagaikan api yang mematikan harapan.

Perlu upaya keras memulihkan Rupiah dan membangun kembali kepercayaan membutuhkan upaya komprehensif dan berkelanjutan, bagaikan merajut kembali kain yang robek.

Dalam hal ini pemerintah perlu menjalankan kebijakan yang kondusif, transparan, dan konsisten untuk memulihkan kepercayaan investor, bagaikan membangun kembali jembatan yang runtuh.

Memperkuat fundamental ekonomi dengan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan menarik investasi asing, bagaikan membangun fondasi yang kokoh. Juga memperkuat infrastruktur, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta menyederhanakan regulasi adalah kunci utama.

Selain tentunya tidak kalah penting yautu meningkatkan Diplomasi Ekonomi guna membangun hubungan yang lebih baik dengan negara-negara lain untuk meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia dan menarik investasi asing, bagaikan membuka gerbang peluang baru.

Dan bagaimanapun juga pemerintah perlu meningkatkan komunikasi publik untuk menjelaskan secara transparan arah kebijakan ekonomi dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi pelemahan Rupiah kepada masyarakat, dengan cermat dan konsisten dalam menyebarkan informasi yang jelas dan akurat.

Memulihkan Rupiah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, dan bagaikan bahu membahu dalam perjuangan. Para pelaku usaha perlu meningkatkan daya saing produk dan jasa, sedangkan masyarakat perlu bijak dalam berbelanja dan mengkonsumsi produk dalam negeri, bagaikan mencintai produk bangsa sendiri.

Mari kita jadikan krisis ini sebagai momentum untuk bersatu dan membangun kembali kepercayaan terhadap Rupiah, bagaikan menyalakan kembali api semangat. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat keluar dari situasi ini dan menuju masa depan ekonomi yang lebih stabil dan sejahtera, bagaikan mentari pagi yang bersinar cerah di ufuk timur.

Minggu, 31 Juni 2024